Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di desa Mojosari Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro

Desa Mojosari adalah salah satu desa di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, yang terdiri dari 2 dusun, 22 RT dan 4 RW. Desa Mojosari memiliki luas sekitar 0,0001 ha dan memiliki populasi 2.778 orang dengan total 815 rumah tangga. Sebagian besar lahan di Desa Sukoharjo digunakan untuk lahan per...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Alfian Nur Wahyudi, Arahnca Sevanya, Dita Arditya Kusumadewi, Dessy Susanti Rahayu, Riphyana Novayanti, Rizka Harninda, Rizma Izzati Makkiyah Giraldi, Erika Dwi Damayanti, Anindya Parama Frihanggrahita, Annisa Nur Illahi, Roza Fitriani, Helvynda Dwita Yollanda, Laras Arsyi Insani
Format: Other NonPeerReviewed
Language:English
Published: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/105805/1/LAPORAN%20PKL%20KELOMPOK%2013.pdf
http://repository.unair.ac.id/105805/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
Description
Summary:Desa Mojosari adalah salah satu desa di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, yang terdiri dari 2 dusun, 22 RT dan 4 RW. Desa Mojosari memiliki luas sekitar 0,0001 ha dan memiliki populasi 2.778 orang dengan total 815 rumah tangga. Sebagian besar lahan di Desa Sukoharjo digunakan untuk lahan pertanian. Mayoritas penduduk Desa Mojosari bekerja sebagai petani. Berdasarkan analisis data, ditemukan lima masalah kesehatan di Desa Mojosari, yaitu anggota keluarga yang merokok di rumah, ISPA pada bayi, karies gigi pada anak-anak, penduduk yang tidak mengelola limbah, dan pembuangan kotoran terbuka. Masalah prioritas yang diperoleh dengan metode USG dengan bidan dan perangkat desa adalah masalah ISPA pada bayi dan pre-eklampsia. Solusi alternatif untuk masalah ini dilakukan dengan metode metaplan dengan 9 orang dari Posyandu Desa Mojosari menghasilkan solusi alternatif, yaitu menyediakan tempat pemungutan suara di desa, menyediakan tempat sampah, mengurangi pembakaran sampah, membuat pupuk organik dari sampah, dan menjaga kebersihan lingkungan. Kemudian, solusi alternatif untuk masalah pre-eklampsia adalah dengan mensosialisasikan pentingnya pemeriksaan rutin kepada wanita hamil, dan melakukan aktivitas fisik pada wanita hamil. Berdasarkan hal ini, program intervensi kemudian diatur, yaitu "MONGGOLAH" (Mojosari Ngolah Sampah) yang berisi serangkaian kegiatan. Kegiatan pertama adalah sosialisasi MONGGOLAH yang dilakukan pada semua Ketua RT Mojosari untuk mensosialisasikan pengelolaan limbah dan pembentukan pejuang lingkungan di RT 05. Kegiatan terakhir adalah "YUK NYERUT" (Yuk Senam dan Cek Rutin) yang terdiri dari dua kegiatan, yaitu sosialisasi tentang bahaya, gejala, dan cara mencegah pre-eklampsia dimulai dengan pre-test dan post-test, dan akhirnya pentingnya aktivitas fisik seperti senam pada ibu hamil.