Stress Dan Coping Stress Ibu Yang Memiliki Anak Dengan Kelainan Hydrocephalus
Kasus hydrocephalus di Indonesia semakin meningkat, namun sejauh ini belum ada yang membahas mengenai kondisi psikologis ibu yang memiliki anak dengan kelainan hydrocephalus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stres dan coping yang digunakan oleh ibu dari anak yang memiliki kelainan hydroceph...
Saved in:
Summary: | Kasus hydrocephalus di Indonesia semakin meningkat, namun sejauh ini belum ada yang membahas mengenai kondisi psikologis ibu yang memiliki anak dengan kelainan hydrocephalus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stres dan coping yang digunakan oleh ibu dari anak yang memiliki kelainan hydrocephalus dalam menghadapi kondisi anak. Coping dalam penelitian ini diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengatasi stres akibat kondisi anak yang mengalami kelainan hydrocephalus agar dapat menciptakan kondisi psikologis yang positif yang akan berpengaruh pada pengasuhan terhadap anak (Lazaruz & Folkman, 1988, dalam Mitchell, 2004). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus intrinsik. Fokus penelitian ini meliputi stres dan coping yang digunakan oleh ibu yang memiliki anak dengan kelainan hydrocephalus. Penelitian ini mengikutsertakan 4 subjek penelitian. Cara memperoleh subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposif untuk mendapatkan calon subjek yang representatif dengan topik penelitian. Seluruh proses penelitian dilakukan di Kota Surabaya. Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis tematik dengan koding terhadap hasil transkrip wawancara yang telah dibuat verbatim dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres yang dialami ibu dikarenakan kondisi fisik anak yang serta persepsi ibu bahwa lingkungan memandang negatif mengenai kondisi anak. Coping yang digunakan ibu yang memiliki anak dengan kelainan hydrocephalus termasuk dalam dua fungsi coping yaitu: 1) emotion focused coping, berupa menghibur diri sendiri, menciptakan arti positif dari situasi, mendekatkan diri kepada Tuhan, berpikir realistis dan positif terhadap kondisi anak, serta mencari dukungan emosional, dan 2) problem focused coping, berupa mencari informasi mengenai penanganan medis serta pengetahuan mengenai penyakit, membuat keputusan untuk memberikan penanganan yang tepat meski memiliki resiko yang cukup tinggi. Dukungan sosial memiliki peran penting dalam usaha ibu melakukan coping. Hal tersebut mampu menumbuhkan rasa percaya diri pada ibu yang memiliki anak dengan hydrocephalus. |
---|