Hubungan Pemberian Kolostrum, Frekuensi, dan Durasi Pemberian ASI dengan Ikterus Fisiologis Neonatus di Poli Anak dan Ruang Neonatologi RSUD dr. Soetomo Surabaya
Ikterus merupakan pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin. Ikterus pada bayi barn lahir pada minggu pertama terjadi pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan. Hal ini adalah keadaan yang fisiologis. Sebagian bayi akan mengalami ikterus y...
Saved in:
Summary: | Ikterus merupakan pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin. Ikterus pada bayi barn lahir pada minggu pertama terjadi pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan. Hal ini adalah keadaan yang fisiologis. Sebagian bayi akan mengalami ikterus yang berat sehingga memerlukan pemeriksaan dan tata laksana yang benar untuk mencegah kesakitan dan kematian. Bayi yang diberi minum lebih awal, lebih sering dan pengeluaran mekonium lebih awal cenderung mempunyai insiden yang rendah untuk terjadinya ikterus fisiologis. Permasalahan tersebut mendasari tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pemberian kolostrum, frekuensi, dan durasi menyusui ASI dengan kejadian ikterus fisiologis pada neonatus di poli anak dan ruang neonatologi RSUD dr. Soetomo Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Data diambil dari poli anak dan ruang neonatologi RSUD dr. Soetomo Surabaya pada 6-20 Juni 2012. Responden dari penelitian ini adalah seluruh neonatus yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling dengan cara consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 neonatus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terpimpin dan observasi. Variabel independen yang diteliti antara lain pemberian kolostrum, frekuensi dan durasi pemberian AS!. Analisis data dengan uji chi square (/). Hasil penelitian menunjukkan dari tiga variabel bebas yang diteliti yaitu pemberian kolostrum, frekuensi, dan durasi menyusui AS I, hanya pemberian kolostrum yang memiliki hubungan dan korelasi sedang dengan ikterus fisiologis neonatus (p= O,OOO;C= 0,594). Frekuensi ASI (p=0,129) dan durasi menyusui (p=0,524) menghasilkan p>a. Simpulan penelitian didapatkan bahwa ada hubungan pemberian kolostrum dengan ikterus fisiologis neonatus. Kolostrum yang diberikan pada neonatus dapat mencegah terjadinya ikterus fisiologis neonatus. |
---|