Toksisitas Dan Imunogenisitas Produk Ekstraseluler, Komponen Intraseluler Dan Sel Utuh Bakteri Vibrio Alginolyticus pada Ikan Kerapu Hibrida Cantang (Epinephelus Fuscoguttatus X Epinephelus Lanceolatus)
Wabah penyakit telah menjadi rintangan yang signifikan pada budidaya ikan. Vibriosis merupakan bakteri yang sering ditemukan pada budidaya ikan kerapu mulai stadium telur, larva, benih bahkan sampai induk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini dengan cara pemberian v...
Saved in:
Summary: | Wabah penyakit telah menjadi rintangan yang signifikan pada budidaya ikan. Vibriosis merupakan bakteri yang sering ditemukan pada budidaya ikan kerapu mulai stadium telur, larva, benih bahkan sampai induk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini dengan cara pemberian vaksin. Suatu bahan dapat digunakan sebagai vaksin apabila bahan tersebut memiliki sifat imunogenik. Beberapa jenis vaksin yang telah dikembangkan untuk digunakan pada ikan seperti whole cell vaccine (WCV), extracellular product (ECP), intracellular component (ICC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas sel utuh, produk ekstraseluler dan produk intraseluler bakteri Vibrio a/ginolyticus serta untuk membandingkan ketiga jenis vaksin tersebut yang memberikan pengaruh paling baik terhadap respon hematologi ikan kerapu hibrida cantang (Epinephelus juscoguttatus x Epinephe/us lanceolatus). Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dengan tiga ulangan. Pengulangan vaksinasi (booster) dilakukan satu minggu setelah vaksinasi pertama. Pengambilan darah dilakukan sebanyak empat kali selama penelitian, yakni pada hari ke 7, 14,21 dan 28 setelah vaksinasi pertama. Hasil menunjukkan ikan yang divaksin whole cell vaccine (WCV), extracellular product (ECP), intracellular component (ICC) bakteri V. alginolyticus menghasilkan total leukosit (WBC) lebih rendah (33,83 ± 0,96 x HP/J.lL, 35,17 ± 2,19 x lW/J.lL dan 27,33 ± 1,37 x lW/J.lL) dibandingkan dengan kelompok ikan kontrol (41,60 ± 6,25 x lWIIlL) pada hari ke 28 atau dua minggu setelah uji tantang. Perlakuan D juga menunjukkan total eritrositlRBC (1,46 ± 0,27 x 106/J.lL), hematokrit (20,13 ± 0,40%), trombositIPLT (248,33 ± 12,34 x l<YIIlL) dan kadar glukosa darah (39,00 ± 9,85 mgldL) yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok ikan B, C dan A pada hari ke 28. Perlakuan D juga memberikan kelulushidupan ikan kerapu hibrida cantang tertinggi yakni 80% setelah dua minggu uji tantang. |
---|