Pengaruh Glutamin Intravena Terhadap Ekspresi Kaspase-12 Pada Apoptosis Sel Epitel Glomerulus Tikus Putih Jantan Yang Dipapar Cisplatin ( Penelitian Eksperimental Laboratorik )
Cisplatin adalah modalitas kemoterapi yang kuat untuk pengobatan keganasan spektrum luas, tetapi penggunaannya dibatasi oleh efek toksisitas organ termasuk nefrotoksisitas. Disfungsi ginjal biasanya dimulai beberapa hari setelah dosis standar pengobatan cisplatin. Glutamin adalah substrat glutathion...
Saved in:
Summary: | Cisplatin adalah modalitas kemoterapi yang kuat untuk pengobatan keganasan spektrum luas, tetapi penggunaannya dibatasi oleh efek toksisitas organ termasuk nefrotoksisitas. Disfungsi ginjal biasanya dimulai beberapa hari setelah dosis standar pengobatan cisplatin. Glutamin adalah substrat glutathione yang bertindak sebagai antioksidan utama dalam tubuh. Glutamin mencegah nefrotoksisitas cisplatin dengan menghambat stres oksidatif pada apoptosis sel-sel ginjal. Ini menghambat Bax dan Bak, mengurangi ekspresi caspase-12 yang akhirnya akan menghambat apoptosis melalui jalur stres Retikulum Endoplasma.
Penelitian ini menguji efek nefroprotektif glutamin intravena dalam epitel glomerulus menggunakan tikus jantan Rattus norvegicus. Epitel glomerulus dipelajari karena terkena lebih awal dari tubulus, di mana tubulus terbukti mengalami apoptosis setelah terpapar cisplatin. Penelitian ini adalah desain eksperimental laboratorium dengan jumlah sampel total 30 tikus jantan yang dibagi menjadi 3 kelompok secara acak: Grup P0 sebagai kontrol negatif, Grup P1 diberikan injeksi intraperitoneal cisplatin dosis tunggal 20mg / kg BB pada hari ke 7, P2 Grup diberikan injeksi glutamin intravena 100mg / kg BB pada hari ke-1–7 dan diberikan injeksi intraperitoneal cisplatin dosis tunggal 20mg / kg BB pada hari ke-7.
Data ekspresi caspase-12 dan sel apoptosis dikumpulkan dan dilakukan analisis data. Uji normalitas Saphiro Wilk (α = 0,05) dan uji homogenitas Leaven (α = 0,05) menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (p> 0,05) dan non-homogen (p <0,05). Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis diperoleh nilai sig = 0,000 <alpha 5%. Untuk mengetahui perawatan yang menghasilkan berbeda, maka tes lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan uji Mann Whitney. Hasilnya terdapat perbedaan jumlah sel epitel parietal yang mengekspresikan protein caspase-12 dan jumlah sel apoptosis antara kelompok P1 dan P2 dengan kelompok kontrol dan antara kelompok P1 dan P2 ada juga perbedaan jumlah epitel parietal sel mengekspresikan protein caspase-12 dan jumlah sel apoptosis.
Pemberian injeksi cisplatin pada kelompok P1 menunjukkan ekspresi rata-rata yang lebih tinggi dari caspase-12 menjadi 4,1 ± 0,86 setelah 72 jam bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (P0). Pemberian injeksi glutamin dan injeksi cisplatin pada kelompok P2 menunjukkan ekspresi rata-rata yang lebih rendah dari caspase-12 menjadi 2,54 ± 0,72 setelah 72 jam jika dibandingkan dengan kelompok P1.
Sedangkan injeksi cisplatin pada kelompok P1 menunjukkan tingkat apoptosis sel yang lebih tinggi menjadi 52,7 ± 17,06 setelah 72 jam bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (P0). Dan pemberian injeksi glutamin dan injeksi cisplatin pada kelompok P2 menunjukkan rata-rata ekspresi caspase-12 lebih rendah menjadi 31,5 ± 6,73 setelah 72 jam bila dibandingkan dengan kelompok P1.
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian glutamin intravena terhadap ekspresi caspase-12 pada kejadian apoptosis sel epitel glomerulus ginjal yang dipapar cisplatin. Jadi pemberian glutamin intravena dapat menghambat ekspresi kaspase-12 dan kejadian apoptosis sel epitel glomerulus ginjal yang dipapar cisplatin.
Saran dari hasil penelitian ini adalah diharapkan glutamin dapat direkomendasikan sebagai salah satu bahan nefroprotektif yang diberikan sebelum pemakaian kemoterapi cisplatin untuk menghambat efek samping nefrotoksik yang ditimbulkan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan bahan nefroprotektif herbal lain yang mempunyai efek protektif lebih besar dan lebih murah dari glutamin. |
---|