Potensi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Sebagai Kandidat Prebiotik Terhadap Pertumbuhan Bakteri Lactobacillus fermentum Secara In Vitro
Biaya pakan ternak menempati porsi terbesar dalam biaya produksi, mencapai 60-80%, maka perlu dilakukan berbagai cara guna memperkecil konversi pakan diantaranya melalui peningkatan kualitas bahan pakan dan penggunaan bahan imbuhan agar ternak dapat hidup dalam kondisi yang baik. Pakan imbuhan ditam...
Saved in:
Summary: | Biaya pakan ternak menempati porsi terbesar dalam biaya produksi, mencapai 60-80%, maka perlu dilakukan berbagai cara guna memperkecil konversi pakan diantaranya melalui peningkatan kualitas bahan pakan dan penggunaan bahan imbuhan agar ternak dapat hidup dalam kondisi yang baik. Pakan imbuhan ditambahkan dalam pakan dengan jumlah relatif sedikit dengan tujuan tertentu, contoh bahan yang termasuk pakan imbuhan adalah antibiotika, hormon, enzim, dan probiotik (Al-Arif dkk, 2016).
Pentingnya keamanan pangan sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pangan asal hewan yang berkualitas, artinya selain nilai gizinya tinggi, produk tersebut aman dan bebas dari cemaran mikroba, bahan kimia atau cemaran yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan adanya alasan tersebut maka sekarang penggunaan Antibiotic Growth Promotors (AGP) telah dilarang. Di Indonesia sendiri pelarangan terhadap penggunaan AGP telah diatur dalam Undang-Undang No. 18/2009 juncto Undang-Undang No. 41/2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang menyatakan tentang pelarangan penggunaan pakan yang dicampur dengan hormon tertentu dan atau antibiotik
imbuhan pakan, oleh karena itu diperlukan alternatif lain yang dapat digunakan untuk mengganti penggunaan AGP. Alternatif pengganti penggunaan antibiotik yaitu dengan penggunaan probiotik dan prebiotik (Antarini, 2011).
Probiotik merupakan suatu istilah yang merujuk kepada mikroorganisme yang memberikan manfaat terhadap manusia dan hewan. Mikroorganisme tersebut berperan pada keseimbangan mikroba usus dan juga berperan penting dalam mempertahankan kesehatan tanpa mengakibatkan terjadinya proses penyerapan komponen probiotik dalam tubuh (Soccol et al, 2010). Probiotik umumnya dari golongan Bakteri Asam Laktat (BAL), khususnya genus Lactobacillus. Lactobacillus fermentum merupakan salah satu spesies dari genus Lactobacillus. Lactobacillus fermentum telah diidentifikasi sebagai probiotik potensial (Mikelsaar and Zilmer, 2009).
Prebiotik pada umumnya adalah karbohidrat yang tidak dicerna dan tidak diserap, biasanya dalam bentuk oligosakarida dan serat pangan. Studi in vitro oleh Cycroft et al. (2001), membuktikan bahwa oligosakarida dapat meningkatkan jumlah koloni bakteri asam laktat. Tanaman kelor digunakan untuk mengeksplorasi biodiversitas kemampuan tanaman herbal sebagai kandidat prebiotik. Tanaman kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai kandungan karbohidrat cukup tinggi. Total kandungan karbohidrat dalam ekstrak etanol adalah 42% yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan oligosakarida yang merupakan komponen dari prebiotik (Anudeep and Radha, 2018).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam) dengan tingkat dosis berbeda terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus fermentum secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dimulai pada bulan Juli hingga September 2020 di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Penelitian ini menggunakan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam) dan bakteri Lactobacillus fermentum kemudian dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari perlakuan kontrol (P0), perlakuan P1 ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam) dosis 0,1% ditambah bakteri Lactobacillus fermentum dan perlakuan P2 ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam) dosis 0,2% ditambah bakteri Lactobacillus fermentum, perlakuan P3 ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam) dosis 0,3% ditambah bakteri Lactobacillus fermentum. Pada akhir perlakuan, masing-masing dihitung koloninya dengan metode Total Plate Count. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam) dengan dosis 0,1%, 0,2%, 0,3% menunjukkan hasil yang signifikan. |
---|