Pangkalan Militer Tiongkok di Djibouti sebagai Instrumen Geopolitik Akses Samudera Hindia: Mikrokosmos Kebangkitan Damai Tiongkok
Pada tahun 2017, Tiongkok meresmikan pembukaan dari pangkalan militer luar wilayah pertamanya, dan hingga saat ini, satu-satunya. Pangkalan militer ini secara resmi diberi nama sebagai “basis dukungan logistik" People’s Liberation Army Navy (PLAN). Pangkalan militer ini dibangun di Djibouti—seb...
Saved in:
Summary: | Pada tahun 2017, Tiongkok meresmikan pembukaan dari pangkalan militer luar wilayah pertamanya, dan hingga saat ini, satu-satunya. Pangkalan militer ini secara resmi diberi nama sebagai “basis dukungan logistik" People’s Liberation Army Navy (PLAN). Pangkalan militer ini dibangun di Djibouti—sebuah negara kecil dengan lokasi strategis di kawasan Tanduk Afrika, dan terletak di selat bab el-Mandeb. Cukup menarik untuk diketahui bahwa di negara yang sama, terdapat beberapa pangkalan militer negara lain, termasuk Amerika Serikat. Pembangunan pangkalan militer ini sejatinya merupakan sebuah kulminasi dari peningkatan presensi Teritorial Tiongkok di Samudera Hindia sejak satu dekade terakhir. Tulisan ini berusaha untuk menjelaskan intensi Tiongkok dalam pembangunan pangkalan militernya di Djibouti. Dengan menggunakan kerangka geopolitik akses, tulisan ini berargumen bahwa pangkalan militer merupakan sebuah hasil peningkatan presensi teritorial Tiongkok untuk mencapai akses Samudera Hindia. Hal ini merupakan respon terhadap peningkatan kepentingannya dalam kerangka rising power, serta adanya dinamika kawasan yang memanas. Tulisan ini berkesimpulan bahwa pembangunan pangkalan militer Tiongkok ditujukan semata untuk melindungi kepentingan ekonominya, dan bukan sebagai upaya dominasi, hegemoni, maupun konfrontasi, membuatnya memiliki karateristik khusus yang berkaitan dengan kerangka kebangkitan damai Tiongkok. |
---|