Penolakan Kiribati Terhadap Pemberian Program Climate Refugee Visa Oleh Selandia Baru
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis alasan dibalik penolakan Kiribati terhadap pemberian program climate refugee visa oleh Selandia Baru, meskipun mereka mengalami dampak terparah dari perubahan iklim. Skripsi ini dilatarbelakangi oleh keberadaan Kiribati sebagai atolls nations yang telah menga...
Saved in:
Summary: | Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis alasan dibalik penolakan Kiribati terhadap pemberian program climate refugee visa oleh Selandia Baru, meskipun mereka mengalami dampak terparah dari perubahan iklim. Skripsi ini dilatarbelakangi oleh keberadaan Kiribati sebagai atolls nations yang telah mengalami serangkain dampak perubahan iklim berskala besar, seperti kenaikan permukaan air laut dan terganggunya ketersediaan air bersih. Ditengah situasi yang demikian, masyarakat Kiribati menyatakan bahwa ingin tetap berada di tanah airnya dan enggan bermigrasi dalam kerangka program climate refugee visa. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa masyarakat Kiribati (I-Kiribati) menolak program tersebut karena memandang migrasi sebagai langkah terakhir dalam menghadapi perubahan iklim. I-Kiribati lebih memilih untuk bertahan di tempat tinggalnya serta meningkatkan ketahanan sosialnya (social resilience) terhadap perubahan iklim, karena mereka memiliki keterikatan yang kuat dengan tanah dan tempat tinggal mereka (attachment to homeland). Tanah air atau tempat tinggal memuat identitas, budaya, serta tradisi leluhur yang sangat krusial dalam kehidupan sehari-hari I-Kiribati. Sehingga opsi bermigrasi ke negara lain cenderung dipandang sebagai bentuk cultural loss karena I-Kiribati harus meninggalkan tanah air mereka. Skripsi ini juga bertujuan untuk memandang diskursus migrasi akibat perubahan iklim dari sudut pandang yang berbeda, yaitu perspektif masyarakat lokal. |
---|