Hubungan osmolalitas dan level elektrolit saliva terhadap prevalensi karies anak cerebral palsy
Pendahuluan: Salah satu faktor resiko tingginya prevalensi karies pada anak cerebral palsy adalah faktor saliva. Anak cerebral palsy mengalami hipohidrasi yang menyebabkan terjadinya penurunan output saliva, termasuk mempengaruhi osmolalitas dan level elektrolit. Osmolalitas saliva dapat menggambar...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed |
Language: | English English Indonesian Indonesian |
Published: |
Sekretariat Pengurus Besar, Persatuan Doktor Gigi Indonesia
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/109735/1/Hubungan%20osmolalitas%20dan%20level%20elektrolit%20saliva%20terhadap%20prevalensi%20karies%20anak%20cerebral%20palsy.pdf https://repository.unair.ac.id/109735/3/Hubungan%20osmolalitas%20and%20level%20elektrolit%20saliva%20terhadap%20prevalensi%20karies%20anak%20cerebral%20palsy.pdf https://repository.unair.ac.id/109735/6/8.%20Hubungan%20Osmolalitas...%29.pdf https://repository.unair.ac.id/109735/7/8.%20PENILAIAN%20KARIL%20DAN%20BIDANG.pdf https://repository.unair.ac.id/109735/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English Indonesian Indonesian |
Summary: | Pendahuluan: Salah satu faktor resiko tingginya prevalensi karies pada anak cerebral palsy adalah
faktor saliva. Anak cerebral palsy mengalami hipohidrasi yang menyebabkan terjadinya penurunan output saliva, termasuk mempengaruhi osmolalitas dan level elektrolit. Osmolalitas saliva dapat menggambarkan status hidrasi dari anak cerebral palsy yang memiliki unstimulated salivary flow rate rendah yang berhubungan dengan
prevalensi karies.
Tujuan: Untuk meneliti adanya hubungan nilai osmolalitas saliva dan level elektrolit (ion Na+, Cl-,K+) terhadap prevalensi karies pada anak cerebral palsy.
Metode: 33 anak (11±5 tahun) di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) dan Yayasan Peduli Cerebral Palsy (YPCP) Surabaya berpartisipasi dalam penelitian ini. Unstimulated whole saliva diambil saat pagi hari menggunakan pipet plastik.
Osmolalitas saliva diukur menggunakan freezing point depression osmometer dan level elektrolit saliva (ion Na+, Cl-, K+) menggunakan Respective Ion Selective Electrode. Prevalensi karies dihitung menggunakan indeks DMF-T/def-t.
Hasil: Indeks def-t pada fase geligi sulung adalah
10,167, indeks DMF-T pada fase geligi permanen 4,625 dan pada fase geligi bercampur indeks DMF-T =4,083, def-t=0,667. Berdasarkan hasil uji chi square, nilai Sig. (2-tailed) pada variabel osmolalitas, ion Cl-, ion K+ memenuhi persyaratan p<0,05.
Pembahasan: Tingginya nilai osmolalitas saliva pada anak cerebral palsy disebabkan oleh rendahnya asupan cairan. Osmolalitas yang tinggi menyebabkan clearance saliva menurun, kolonisasi pada permukaan gigi dan pembentukan
biofilm meningkat sehingga meningkatkan resiko karies. Penurunan produksi saliva mengakibatkan penurunan level ion Na+, Cl-, K+ yang mempengaruhi kapasitas buffer dan kelarutan hidroksiapatit.
Kesimpulan: Nilai osmolalitas yang tinggi dan level elektrolit saliva yang rendah pada anak cerebral palsy berhubungan dengan prevalensi karies. |
---|