Perbedaan Frekuensi Alel Knockdown Resistance (KDR) Mutan pada Nyamuk Aedes di Daerah dengan Angka Kejadian Tinggi dan Rendah Infeksi Virus Dengue di Kabupaten Gresik
Pendahuluan: Infeksi virus dengue merupakan penyakit tular nyamuk yang masih menjadi permasalahan kesehatan masayarakat di Negara tropis maupun sub tropis. Penggunaan insektisida secara kontinyu sebagai metode pengendalian vektor secara kimiawi dapat memicu terjadinya resistensi. Target site resi...
Saved in:
Summary: | Pendahuluan: Infeksi virus dengue merupakan penyakit tular nyamuk yang masih
menjadi permasalahan kesehatan masayarakat di Negara tropis maupun sub tropis.
Penggunaan insektisida secara kontinyu sebagai metode pengendalian vektor secara
kimiawi dapat memicu terjadinya resistensi. Target site resistance adalah contoh
mekanisme resistensi akibat penggunaan piretroid secara kontinyu, yang ditandai
dengan adanya mutasi pada gen voltage gated sodium channel atau vgsc, tepatnya pada
alel knockdown resistance (kdr) kodon ke 1016.
Tujuan: Identifikasi frekuensi alel kdr mutan di daerah dengan angka kejadian tinggi
dan rendah IVD di Kabupaten Gresik, serta menganalisis perbedaan frekuensi alel
resisten di kedua kelompok daerah tersebut.
Metode: Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional design
dilakukan di daerah dengan angka kejadian tinggi IVD (Kecamatan Gresik, Kecamatan
Manyar, Kecamatan Kebomas, Kecamatan Benjeng, dan Kecamatan Cerme) serta
daerah dengan angka kejadian IVD rendah (Kecamatan Menganti, Kecamatan
Kedamean, Kecamatan Bungah, Kecamatan Duduk Sampeyan, dan Kecamatan
Driyorejo). Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Juni 2020. Koleksi aktif
dilakukan dengan mengambil larva yang terdapat pada breeding site serta menangkap
nyamuk dewasa menggunakan jarring serangga. Larva yang didapatkan kemudian
dilakukan rearing hingga menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa disortir
berdasarkan jenis kelamin, lokasi penelitian, dan spesiesnya. Deteksi pada alel kdr
mutan V1016G dilakukan dengan metode AS-PCR.
Hasil: Frekuensi alel resisten pada daerah dengan IR rendah adalah 0,38, sedangkan
pada daerah dengan IR tinggi adalah 0,44. Hasil uji beda menunjukkan tidak adanya
perbedaan frekuensi alel di daerah dengan incidence rate tinggi dengan daerah
incidence rate rendah, yang ditunjukkan dengan nilai p= 0,46 (p>0.05).
Kesimpulan: Tidak adanya perbedaan serta hubungan yang signifikan antara frekuensi
alel kdr mutan di daerah dengan IR tinggi dan rendah menunjukkan bahwa persebaran
alel resisten pada nyamuk Aedes merupakan penyebab tingginya kasus IVD di
Kabupaten Gresik. |
---|