Literatur Review : Analisis Perilaku Hygiene, Sarana Sanitasi Sekolah Dan Infeksi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar
Infeksi kecacingan merupakan salah satu penyakit yang menyerang anak usia sekolah dasar. Berdasarkan data WHO Tahun 2012 lebih dari satu milyar orang terinfeksi Ascaris lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi cacing Trichiuris trichiura atau 740 juta orang terinfeksi cacing Hookworm. Infeksi terseba...
Saved in:
Summary: | Infeksi kecacingan merupakan salah satu penyakit yang menyerang anak usia sekolah dasar. Berdasarkan data WHO Tahun 2012 lebih dari satu milyar orang terinfeksi Ascaris lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi cacing Trichiuris trichiura atau 740 juta orang terinfeksi cacing Hookworm. Infeksi tersebar luas di sub-Sahara, Afrika, Amerika, Cina dan Asia Tmur dan 60% diantaranya menyerang anak-anak. Infeksi soil transmitted helminth (STH) adalah penyakit yang disebabkan faktor perilaku dan sanitasi lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perilaku hygiene, sarana sanitasi sekolah dan infeksi
kecacingan pada anak sekolah dasar.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian studi pustaka atau literature review. Penelitian ini menganalisis penelitian empiris yang telah dilakukan di wilayah Asia dan Afrika tentang perilaku, sanitasi dan kejadian infeksi kecacingan serta telah dipublikasikan dalam periode 2014-2020. Sebanyak 25 artikel ilmiah dari beberapa database jurnal yang termasuk dalam kriteria inklusi penelitian ini yaitu artikel ilmiah dengan topik perilaku, sanitasi dan infeksi kecacingan, dipublikasikan tahun 2014-2020, artikel original research, lokasi penelitian di wilayah Asia dan Afrika dan bebas akses (free access).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan/perilaku anak sekolah dasar yang tidak higienis dan fasilitas sarana sanitasi yang kurang memenuhi syarat menjadi faktor risiko anak sekolah dasar terinfeksi kecacingan. Perilaku yang tidak higienis antara lain tidak mencuci tangan pakai sabun, buang air besar (BAB) sembarangan, menggunakan air yang tidak layak pakai, tidak rutin memotong kuku, bermain tanah dan tidak menggunakan alas kaki. Hal ini didukung dengan kondisi fasilitas sanitasi seperti sarana air bersih, jamban dan tempat cuci tangan, yang kurang memenuhi syarat baik di rumah maupun disekolah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perilaku hygiene berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar namun tidak ada hubungan antara sarana sanitasi sekolah dengan kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar. Dukungan orang tua dan guru sangat diperlukan dalam penyediaan fasilitas sanitasi yang layak dan mengajarkan anak sekolah dasar berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka upaya pengendalian dan pencegahan infeksi kecacingan ini. Pemberian obat cacing saja dirasa belum cukup untuk mengendalikan kejadian infeksi kecacinngan. Pemerintah harus terus meningkatkan upaya promosi PHBS dan penyediaan, peningkatan, pemeliharaan serta pengawasan terhadap kualitas sarana sanitasi sebagai upaya pengendalian dan pencegahan infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar. |
---|