Pengaruh Coping Pengasuh Terhadap Target Keberhasilan Tatalaksana Anak Dengan Penyakit Kronis Imunologis
Lupus nefritis, HIV/AIDS, dan alergi makanan merupakan penyakit kronis imunologis, dimana merupakan masalah kesehatan yang penting karena berisiko mengalami gangguan status kesehatan mental yang mempengaruhi target keberhasilan tatalaksana. Sehingga penting untuk menganalisis status kesehatan menta...
Saved in:
| Summary: | Lupus nefritis, HIV/AIDS, dan alergi makanan merupakan penyakit kronis imunologis, dimana merupakan masalah kesehatan yang penting karena berisiko mengalami gangguan status kesehatan mental yang mempengaruhi target keberhasilan tatalaksana. Sehingga penting untuk menganalisis status kesehatan mental yang mempengaruhi target tatalaksana pada anak dengan penyakit kronis imunologis. Dari penelitian-penelitian kami yang sudah terpublikasi, pada anak dengan lupus nefritis gangguan status kesehatan mental seperti depresi dan/atau kecemasan anak, dan coping pengasuh dapat menurunkan target keberhasilan tatalaksana yaitu kualitas hidup anak dengan lupus nefritis; sedangkan pada anak dengan HIV/AIDS ternyata tidak didapatkan hubungan signifikan stigma dan beban pengasuh terhadap target keberhasilan tatalaksana yaitu kualitas hidup yang baik pada anak dengan HIV/AIDS, namun didapatkan hubungan signifikan coping pengasuh terhadap kualitas hidup anak, dimana peningkatan coping pengasuh akan semakin menurunkan kualitas hidup; dan pada anak dengan alergi makanan tidak didapatkan hubungan signifikan stres pengasuh dengan diet eliminasi, namun aktivitas keluarga sehari-hari dan coping pengasuh berpengaruh terhadap target keberhasilan tatalaksana anak dengan alergi makanan, yaitu keberhasilan diet eliminasi. Urutan tertinggi-terendah subskala coping pengasuh pada anak dengan lupus nefritis fase induksi: dukungan spiritual, reframing, dukungan sosial, mobilisasi keluarga, dan penilaian pasif; untuk fase pemeliharaan: dukungan spiritual, reframing, mobilisasi keluarga, dukungan sosial, dan penilaian pasif; pada pengasuh anak dengan HIV/AIDS: reframing, dukungan spiritual, penilaian pasif, mobilisasi keluarga, dan dukungan sosial; dan pada pengasuh anak dengan alergi makanan: reframing, dukungan spiritual, dukungan sosial, mobilisasi keluarga, dan penilaian pasif. Didapatkan perbandingan signifikan nilai rata-rata coping pengasuh dan subskala coping pengasuh dukungan sosial antara kelompok dengan target tatalaksana yang berhasil dan tidak pada anak dengan HIV/AIDS dan alergi makanan Pada gabungan sampel ketiga penelitian, didapatkan perbandingan target keberhasilan tatalaksana yang berhasil dengan tidak pada coping pengasuh dan subskala coping pengasuh dukungan sosial, mobilisasi keluarga, dan dukungan spiritual. Subskala coping pengasuh tertinggi-terendah: dukungan sosial, reframing, mobilisasi keluarga, dukungan spiritual, dan penilaian pasif. Terdapat korelasi kuat subskala coping pengasuh dukungan sosial dengan mobilisasi keluarga, dukungan sosial dengan dukungan spiritual, dan mobilisasi keluarga dengan dukungan spiritual. Status kesehatan mental pada anak dengan penyakit kronis imunologis berbeda secara spesifik tiap penyakit dan berpengaruh terhadap target keberhasilan tatalaksana. Strategi coping pengasuh anak dengan lupus nefritis dan alergi makanan adalah kombinasi emotion focused coping dan problem focused coping, sedangkan pengasuh anak dengan HIV/AIDS didominasi emotion focused coping. Secara umum strategi coping pengasuh anak dengan penyakit kronis imunologis menggunakan kombinasi problem focused coping dan emotion focused coping dan berpengaruh terhadap target keberhasilan tatalaksana penyakit kronis imunologis. |
|---|