Lean Manufacturing Sebagai Upaya Pengurangan Waste Studi Kasus Pada PT Alur Pelayaran Barat Surabaya (PT APBS)
Pelaksanaan kegiatan operasional oleh PT Alur Pelayaran Barat Surabaya (PT APBS) masih menunjukkan adanya waste dalam setiap prosesnya, termasuk pada proyek pengerukan di Dermaga A di Wilayah Jawa Timur. Oleh karena itu, diperlukan analisis menggunakan pendekatan lean manufacturing untuk dapat mengu...
Saved in:
| Summary: | Pelaksanaan kegiatan operasional oleh PT Alur Pelayaran Barat Surabaya (PT APBS) masih menunjukkan adanya waste dalam setiap prosesnya, termasuk pada proyek pengerukan di Dermaga A di Wilayah Jawa Timur. Oleh karena itu, diperlukan analisis menggunakan pendekatan lean manufacturing untuk dapat mengurangi waste dan meningkatkan value added dari setiap proses operasi PT. APBS, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Lean Manufacturing dapat menurunkan waste (pemborosan) pada proyek pengerukan PT APBS. Tujuan lainnya adalah untuk engidentifikasi proses yang bersifat waste sehingga menimbulkan aktivitas yang non value add dalam pelaksanaan proyek pengerukan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Unit analisis penelitian adalah proyek pekerjaan pengerukan Dermaga A. Data penelitian berupa data primer dan data sekunder yang dikumpulkan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis enggunakan tiga tahapan analisis studi kasus yang terdiri dari mencocokkan pola, membangun penjelasan, dan model logis. Hasil penelitian menyatakan bahwa dalam proyek pengerukan Dermaga A yang dilaksanakan oleh PT APBS terdapat beberapa aktivitas waste dari masing-masing jenis waste yang perlu dieliminasi, yaitu: 1) Aktivitas waste pada motion akibat dari posisi kapal dan alat pengerukan yang jauh dari lokasi proyek sehingga biaya mobilisasi peralatan tinggi, serta adanya kerusakan kapal pendukung; 2) Aktivitas waste pada waiting time akibat kurang sesuainya waktu kedatangan peralatan dan kapal dengan penerbitan surat ijin dan adanya kerusakan kapal; 3) Aktivitas waste pada over production dan defect akibat penyusunan laporan secara manual; 4) Aktivitas waste pada inventory akibat perencanaan yang kurang tepat; 5) Aktivitas waste pada over processing akibat belum adanya SOP dan kurang sesuainya waktu kedatangan peralatan dan kapal dengan penerbitan surat ijin; 6) Aktivitas waste pada transportation akibat kurang tepatnya pemenuhan jadwal kerja |
|---|