Peningkatan Jumlah Sel Osteoblas Dan Ekspresi Runx-2 Pasca Implantasi Demineralized Dentine Material Membrane Sebagai Guided Bone Regeneration Pada Defek Tulang Alveolar (Penelitian Experimental Laboratorik In Vivo Pada Tikus Strain Wistar)
Latar belakang: rekonstruksi defek tulang alveolar merupakan masalah bagi dokter gigi. Guided bone regeneration merupakan salah satu metode rekonstruksi tulang menggunakan membran untuk menghindari perluasan proliferasi jaringan lunak kearah defek yang seharusnya diisi sel tulang. Dentin merupakan b...
Saved in:
Summary: | Latar belakang: rekonstruksi defek tulang alveolar merupakan masalah bagi dokter gigi. Guided bone regeneration merupakan salah satu metode rekonstruksi tulang menggunakan membran untuk menghindari perluasan proliferasi jaringan lunak kearah defek yang seharusnya diisi sel tulang. Dentin merupakan bahan osteoinduktif dan osteokonduktif karena memiliki komposisi matriks yang mirip dengan tulang. Dentin sapi memiliki komposisi yang mirip dengan dentin manusia yaitu 70% komponen anorganik, 20% komponen organik, dan 10% air). Demineralized dentine material membrane memiliki biokompatibilitas yang baik karena memiliki persentase sel hidup 84,4% pada penelitian in vitro, dapat terdegradasi dengan baik, dan tidak terdapat sel residu. Munculnya sel inflamasi setelah implantasi ddmm tidak menunjukkan peningkatan yang berlebihan dan memiliki vaskularisasi yang baik yang ditandai dengan peningkatan signifikan pada pembuluh darah, vegf, dan fgf.
Tujuan: penelitian ini bertujuan menganalisa perbedaan jumlah sel osteoblas dan ekspresi runx-2 pasca implantasi demineralized dentin material membran (ddmm) sebagai guided bone regeneration (gbr) pada defek tulang alveolar tikus wistar.
Metode: jenis penelitian merupakan penelitian analitik eksperimental dengan rancangan studi true experimental with post test only kontrol group design. Tikus rattus norvegicus jantan sebanyak 120 ekor dengan berat 250 - 300gram dan berumur 2-3 bulan dibagi menjadi 5 kelompok dan diberikan perlakuan pada defek tulang mandibula (kontrol negatif, implantasi bpcm, implantasi ddmm, implantasi ddmm+graf, dan implantasi bpcm+graf). Pada hari ke 7, 14, 21, dan 28 pasca implantasi jaringan diambil, lalu dilakukan dengan pewarnaan hematoxily eosin (he) untuk melihat jumlah sel osteoblas dan pewarnaan imunohistokimia untuk melihat ekspresi runx-2 melalui mikroskop cahaya.
Hasil: terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan jumlah sel osteoblas dan ekspresi runx-2 pasca implantasi ddmm dibandingkan semua kelompok pada hari ke-7 (nilai p<0.05). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan jumlah sel osteoblas dan ekspresi runx-2 pasca implantasi ddmm dibandingkan bpcm, baik dengan penambahan graf maupun tidak (nilai p>0.05) pada hari ke-14, 21, dan 28.
Kesimpulan: berdasarkan hasil penelitian ini, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan jumlah sel osteoblas dan ekspresi runx-2 pasca implantasi ddmm dibandingkan bpcm baik dengan penambahan graf maupun tidak. |
---|