Takeda Rintaro dan Sanusi Pane : Dalam Imaginasi Budaya Asia
Keterikatan yang terbangun antara Takeda Rintaro dengan rakyat Indonesia selama era Jawa banyak dibahas. Takeda Rintaro yang sedang bertugas di Jawa, menampilkan sandiwara "Ajia No Hikari” (“Cahaya Asia") pada 15 April 1942 dengan tema berupa pembebasan dari jajahan Belanda.Pada akhir pen...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/113354/1/3.%20Terjemahan%20Takeda%20Rintaro%20dan%20Sanusi%20Pane%20Dalam%20Imaginasi%20Budaya%20Asia%20%28Bulletin%20of%20The%20Departmen%20of%20Teaching%20Japanese%20as%20a%20second%29.pdf https://repository.unair.ac.id/113354/ https://ir.lib.hiroshima-u.ac.jp/en/journal/HUNihongoKyoikuKenkyu/--/26/article/39743 http://doi.org/10.15027/39743 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
id |
id-langga.113354 |
---|---|
record_format |
dspace |
spelling |
id-langga.1133542022-02-02T05:01:01Z https://repository.unair.ac.id/113354/ Takeda Rintaro dan Sanusi Pane : Dalam Imaginasi Budaya Asia Syahrur Marta Dwisusilo BL2200-2228 Japan PN1-6790 Literature (General) Keterikatan yang terbangun antara Takeda Rintaro dengan rakyat Indonesia selama era Jawa banyak dibahas. Takeda Rintaro yang sedang bertugas di Jawa, menampilkan sandiwara "Ajia No Hikari” (“Cahaya Asia") pada 15 April 1942 dengan tema berupa pembebasan dari jajahan Belanda.Pada akhir penampilan, penonton dengan heboh bersorak dan membanjiri panggung, mengubah teater seolah panggung orasi. Di tengah panggung, Takeda Rintaro meneriakkan “Hidup bangsa yang sedang bangkit!”. Himemoto Yumiko melihat tindakan Takeda Rintaro sebagai bentuk simpatinya terhadap rakyat Indonesia yang menginginkan kemerdekaan(1). Selain itu, setelah kembali ke Jepang, Takeda Rintaro menulis "Jawa Sarasa" (1944) dan menulis surat yang ditujukan kepada Armin Pane, seorang tokoh sastra terkemuka di Indonesia. Takeda turut bersukacita untuk Indonesia dan mengutip pernyataan Koiso Kuniaki yang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia. Mengenai hal tersebut, kepada Armin Pane, dia mengatakan “merasa menjadi begitu dekat dan tidak terpisahkan, pengakuan kemerdekaan Indonesia serta rasa cintanya pada Indonesia 2016-03-25 Article PeerReviewed text id https://repository.unair.ac.id/113354/1/3.%20Terjemahan%20Takeda%20Rintaro%20dan%20Sanusi%20Pane%20Dalam%20Imaginasi%20Budaya%20Asia%20%28Bulletin%20of%20The%20Departmen%20of%20Teaching%20Japanese%20as%20a%20second%29.pdf Syahrur Marta Dwisusilo (2016) Takeda Rintaro dan Sanusi Pane : Dalam Imaginasi Budaya Asia. Bulletin of The Department of Teaching Japanese as a Second Language Hiroshima University, 26. pp. 56-50. ISSN 1347-7226 https://ir.lib.hiroshima-u.ac.jp/en/journal/HUNihongoKyoikuKenkyu/--/26/article/39743 http://doi.org/10.15027/39743 |
institution |
Universitas Airlangga |
building |
Universitas Airlangga Library |
continent |
Asia |
country |
Indonesia Indonesia |
content_provider |
Universitas Airlangga Library |
collection |
UNAIR Repository |
language |
Indonesian |
topic |
BL2200-2228 Japan PN1-6790 Literature (General) |
spellingShingle |
BL2200-2228 Japan PN1-6790 Literature (General) Syahrur Marta Dwisusilo Takeda Rintaro dan Sanusi Pane : Dalam Imaginasi Budaya Asia |
description |
Keterikatan yang terbangun antara Takeda Rintaro dengan rakyat Indonesia selama era Jawa banyak dibahas. Takeda Rintaro yang sedang bertugas di Jawa, menampilkan sandiwara "Ajia No Hikari” (“Cahaya Asia") pada 15 April 1942 dengan tema berupa pembebasan dari jajahan Belanda.Pada akhir
penampilan, penonton dengan heboh bersorak dan membanjiri panggung, mengubah teater seolah panggung orasi. Di tengah panggung, Takeda Rintaro meneriakkan “Hidup bangsa yang sedang bangkit!”. Himemoto Yumiko melihat tindakan Takeda Rintaro sebagai bentuk simpatinya terhadap rakyat Indonesia yang menginginkan kemerdekaan(1). Selain itu, setelah kembali ke Jepang, Takeda Rintaro menulis "Jawa Sarasa" (1944) dan menulis surat yang ditujukan kepada Armin Pane, seorang tokoh sastra terkemuka di Indonesia. Takeda turut bersukacita untuk Indonesia dan mengutip pernyataan Koiso Kuniaki yang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia. Mengenai hal tersebut, kepada Armin Pane, dia mengatakan “merasa menjadi begitu dekat dan tidak terpisahkan, pengakuan kemerdekaan Indonesia serta rasa cintanya pada
Indonesia |
format |
Article PeerReviewed |
author |
Syahrur Marta Dwisusilo |
author_facet |
Syahrur Marta Dwisusilo |
author_sort |
Syahrur Marta Dwisusilo |
title |
Takeda Rintaro dan Sanusi Pane : Dalam Imaginasi Budaya Asia |
title_short |
Takeda Rintaro dan Sanusi Pane : Dalam Imaginasi Budaya Asia |
title_full |
Takeda Rintaro dan Sanusi Pane : Dalam Imaginasi Budaya Asia |
title_fullStr |
Takeda Rintaro dan Sanusi Pane : Dalam Imaginasi Budaya Asia |
title_full_unstemmed |
Takeda Rintaro dan Sanusi Pane : Dalam Imaginasi Budaya Asia |
title_sort |
takeda rintaro dan sanusi pane : dalam imaginasi budaya asia |
publishDate |
2016 |
url |
https://repository.unair.ac.id/113354/1/3.%20Terjemahan%20Takeda%20Rintaro%20dan%20Sanusi%20Pane%20Dalam%20Imaginasi%20Budaya%20Asia%20%28Bulletin%20of%20The%20Departmen%20of%20Teaching%20Japanese%20as%20a%20second%29.pdf https://repository.unair.ac.id/113354/ https://ir.lib.hiroshima-u.ac.jp/en/journal/HUNihongoKyoikuKenkyu/--/26/article/39743 http://doi.org/10.15027/39743 |
_version_ |
1724076692591345664 |