Pengaruh Pembuangan Sampah Terbuka (Open Dumping) Terhadap Kualitas Kimia Air Sumur Gali Penduduk Di Sekitarnya. (Studi Di TPA Sukolilo, Surabaya)
Pencemaran sumber air oleh sampah terjadi karena sampah yang dibuang dengan cara open dumping dan tertimbun di TPA mengalami dekomposisi yang menghasilkan cairan lindi (leachate). Cairan lindi adalah cairan yang mengandung zat terlarut dan tersuspensi yang sangat halus sebagai hasil penguraian oleh...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2002
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/115006/1/KKC%20577%20627%20Kem%20P%20-.pdf https://repository.unair.ac.id/115006/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
Summary: | Pencemaran sumber air oleh sampah terjadi karena sampah yang dibuang dengan cara open dumping dan tertimbun di TPA mengalami dekomposisi yang menghasilkan cairan lindi (leachate). Cairan lindi adalah cairan yang mengandung zat
terlarut dan tersuspensi yang sangat halus sebagai hasil penguraian oleh mikroba, biasanya terdiri atas peningkatan kesadahan, nitrit (NO2), nitrat (NO3), sulfat (SO4),
besi (Fe), seng (Zn), gas, asam anorganik dan organik. Cairan lindi ditemukan didasar TPA sampah dan merembes ke arah lapisan tanah dibawahnya. Ketika cairan lindi merembes melalui lapisan tanah yang mendasarinya, banyak unsur-unsur kimia dan biologi yang semula ada padanya akan dilepaskan melalui penyaringan dan penyerapan ke lapisan tanah yang ada disekitarnya, dimana tingkat penyaringan dan penyerapan ini tergantung dari karakteristik tanah. Salah satu penurunan kualitas air sumur gali penduduk di sekitar TPA sampah Sukolilo yang masih dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk mandi dan mencuci pakaian adalah perubahan kualitas kimia air sumur gali terutama terhadap parameter kimia anorganik yang tidak lagi sesuai dengan persyaratan kualitas air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990. Meskipun TPA sampah Sukolilo sudah
tidak beroperasi lagi, tetapi dampaknya terhadap kesehatan lingkungan secara tidak langsung masih akan timbul setelah masa operasi/pasca operasi TPA sampah selesai. Hal ini disebabkan karena timbunan sampah yang ada masih menghasilkan cairan lindi sampai beberapa waktu lamanya. Cairan lindi ini dihasilkan dari proses dekomposisi anaerobik dari sampah, dan dampaknya terhadap kesehatan lingkungan adalah karena pencemaran tanah dan air tanah.
Berdasarkan pennasalahan yang ada maka perumusan masalah penelitian ini adalah : (1) Apakah sumur gali penduduk yang ada di sekitar TPA Sukolilo, Surabaya, telah tercemar oleh cairan lindi ?; dan (2) Apakah terdapat korelasi antara
jarak TPA sampah Sukolilo kota Surabaya pasca operasi dengan kualitas kimia air sumur gali penduduk yang ada disekitarnya ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kualitas kimia air sumur gali dan pengaruh jarak TPA sampah Sukolilo, Surabaya terhadap kualitas kimia air sumur gali penduduk di sekitarnya. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian observasional di lapangan, dengan analisis datanya bersifat analitik. Pengumpulan data penelitian dilakukan secara cross-sectional. Populasi penelitian adalah semua sumur gali penduduk RW VIII Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya yang berada di sekitar TPA sampah. Sampel ditentukan dengan metode selective sampling yang memenuhi kriteria (1) Air sumur masih digunakan sebagai sarana mandi, cuci dan kakus (MCK); (2) Sumur sudah dipakai lebih dari 3 tahun; (3) Jarak sumur dari TPA sampah terjauh dalam
radius 500 m; dan (4) Apabila ada beberapa sumur gali mempunyai jaralc yang sama terhadap TPA sampah, maka hanya diambil salah satu sebagai sampel. Sehingga sampel yang memenuhi kriteria adalah sebanyak 29 sumur gali. Pengumpulan data berupa pengukuran jarak sumur gali terhadap TPA Sukolilo dan pemeriksaan sampel
air sumur gali di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)
Surabaya dilakukan pada bulan Juli 2002. Parameter kimia air sumur gali yang diukur adalah kesadahan, nitrit (NO2), nitrat (NO3), sulfat (SO4), besi (Fe), dan seng (Zn).
Kesadahan diukur dengan metode titrasi, sedangkan kadar nitrit (NO2), nitrat (NO3), sulfat (SO4), besi (Fe), dan seng (Zn) diukur dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak TPA sampah Sukolilo terhadap sumur gali penduduk di dan jarak terjauh 496 meter. Parameter kesadahan (rata-rata 853,14 + 564,34 mg/1) dan besi (rata-rata 1,27 ± 1,81 mg/1) bila dibandingkan dengan standard kualitas air bersih menurut Permenkes 416/MENICES/PER/IX/1990, telah melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan. Sedangkan parameter nitrit (rata-rata 0,15 ± 0,25 mg/1), nitrat (rata-rata 6,17 ± 4,11 mg/1), sulfat (rata-rata 64,86 + 62,77 mg/1) dan seng (rata-rata 0,04 ± 1,19 mg/1) masih berada dibawah kadar maksimum yang
diperbolehkan. Jarak TPA sampah berkorelasi dengan kualitas kimiawi air sumur gali untuk parameter seng dan sulfat. Parameter sulfat berkorelasi positif dengan jarak TPA sampah. Parameter seng berkorelasi negatif dengan jarak TPA sarnpah. Sedangkan untuk parameter kesadahan, nitrit, nitrat, dan besi tidak berkorelasi terhadap jarak TPA sampah. Disimpulkan bahwa kualitas air sumur gali penduduk di sekitar TPA sampah Sukolilo tidak memenuhi persyaratan kualitas kimia air bersih menurut Permenkes 416/Menkes/Per/IX/1990, terutama untuk parameter kesadahan dan besi. Selanjutnya dapat disimpulkan pula bahwa tidak terdapat korelasi yang konsisten tentang pengaruh pembuangan sampah terbuka (open dumping) Sukolilo, Surabaya terhadap
kualitas kimia air sumur gali penduduk di sekitarnya.
Kepada penduduk di sekitar TPA sampah Sukolilo yang masih memanfaatkan sumur gali sebagai sumber penyediaan air bersih disarankan untuk menurunkan kesadahan dan kandungan besi dengan cara aerasi dan penyaringan air dengan arang aktif. Selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang korelasi jarak TPA sampah dengan kualitas kimiawi air sumur gali, dengan mempertimbangkan variabel lain yang diabaikan, seperti karakteristik cairan lindi,
topografi, karakteristik tanah, arah aliran air tanah, dan letak saluran air limbah rumah tangga. |
---|