Pemanfaatan Daun Srikaya (Annona Squamosa L.) Sebagai Agen Antikanker Pada Kanker Kolon
Kanker kolon masih menjadi salah satu kanker yang paling umum ditemukan di negara herkembang dihandingkan dengan negdara di kawasan Ernpa dan Amerika. Data terbaru kanker kolon dilaporkan pada tahun 2016 di Amerika serikat yakni terdapat 95.270 kasus baru dengan 49.190 kematian yang terjadi akibat k...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/115292/1/2022_03_18_10_27_01.pdf https://repository.unair.ac.id/115292/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
Summary: | Kanker kolon masih menjadi salah satu kanker yang paling umum ditemukan di negara herkembang dihandingkan dengan negdara di kawasan Ernpa dan Amerika. Data terbaru kanker kolon dilaporkan pada tahun 2016 di Amerika serikat yakni terdapat 95.270 kasus baru dengan 49.190 kematian yang terjadi akibat kanker kolon. Berdasarkan lembaga survei kanker dunia (Globocan) dilaporkan bahwa pada tahun 2012 kanker kolon menempati uturan ketiga di dunia. Sementara itu kanker kolon menempati urutan ke empat kanker yang paling sering terjadi di Asia Tenggara pada tahun 2017. Data pada Kemenkes RI tahun 2015 melaporkan bahwa di Indonesia penyakit kanker kolon berada pada urutan kedua setelah kanker payudara. Kanker kolon tidak hanya menjadi masalah utama bagi manusia namun juga pada hewan, terutama hewan peliharaan seperti anjing dan kucing. Pada anjing gangguan pada saluran pencernaan yang paling banyak ada pada kolon, selcum, rektum (48 — 67 %), diikuti oleh usus kecil (29 - 30 %) dan lambung (0 - 19 %), sedangkan pada kucing kasus gangguan pada kolon mencapai 30 %. Terdapat sekitar 20 % dari kasus kanker kolon pada umumnya inoperable dan relatif tidak dapat disembuhIcan jika kanker sudah bermetastasis. Daun Srikaya merupakan tanaman kandidat obat antikanker. Daun srikaya dilaporkan memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, tannin, phenol, karbohidrat dan saponin Saponin diketahui berkhasiat sebagai antitumor dan menghambat pertumbuhan kanker Flavonoid berperan dalam inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan inhibisi angiogenesis. Tanin berfungsi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker Alkaloid diketahui berpotensi sebagai agen antikanker dengan menghambat proliferasi dan menginduksi proses apoptosis pada sel kanker. Ekstrak daun srikaya mcmiliki cfck sitotoksik tcrhadap sel MCF-7 dan menghambat proliferasi sel kanker payudara sebagai imunostimulan. Dengan adanya efek imunostimulan dari ekstrak daun srikaya apabila dijadikan sebagai nanopartikel ekstrak daun srikaya sebagai kandidat antikanker diharapkan akan menambah daya serap yang lebih lama dan langsung menuju sel kanker WiDr. Secara umum untuk menganalisis aktivitas nanopartikel esktrak daun srikaya terhadap sel WiDr, sedangkan secara khusus menganalisis aktivitas sitotoksik dengan menentukan nilai ICso dan pengaruhnya terhadap proses apoptosis sel melalui marker caspase-3 serta indeks apoptosis. Penelitian menunjukkan bahwa setalah dilakukan Particle Size Analyzer (PSA) ukuran nanopartikel esktrak daun srikaya 99% dibawah 100 nm. Nanopartikel esktrak daun srikaya terbukti memiliki aktivitas sitotoksik dengan IC50 sebesar 162,42 gg/ml. Senyawa dari nanopartikel ekstrak meningkatkan ekspresi caspase-3 dan meningkatkan indeks apoptosis pada sel WiDr. Nanopartikel esktrak daun srikaya sangat potensial sebagai agen antikanker dengan menginduksi apoptosis melalui marker caspase-3 dan indeks apoptosis sel kanker WiDr. |
---|