BATASAN DELIK PORNOGRAFI DALAM PERS

Penelitiaan ini dilakukan untuk menjawab permasalahan (1) Batasan apakah yang dijadikan tolok ukur oleh aparat penegak hukum dalam menentukan penyajian gambar-gambar/foto yang dimuat media Massa itu sebagai pomografi (2) Bagaimanakah system pertanggungjawaban pidana pada pers apabila melakukan delik...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: TOETIK RAHAYUNINGSIH, S.H., M.Hum., BAMBANG SUHERIYADI, S.H.
Format: Monograph NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2000
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/115378/1/KKB%20345.027%204%20RAH%20B.pdf
https://repository.unair.ac.id/115378/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
id id-langga.115378
record_format dspace
spelling id-langga.1153782022-04-16T02:22:06Z https://repository.unair.ac.id/115378/ BATASAN DELIK PORNOGRAFI DALAM PERS TOETIK RAHAYUNINGSIH, S.H., M.Hum. BAMBANG SUHERIYADI, S.H. BJ1725 Ethics of Social Groups, Classes, etc., Professional Ethics P87-96 Communication. Mass media Penelitiaan ini dilakukan untuk menjawab permasalahan (1) Batasan apakah yang dijadikan tolok ukur oleh aparat penegak hukum dalam menentukan penyajian gambar-gambar/foto yang dimuat media Massa itu sebagai pomografi (2) Bagaimanakah system pertanggungjawaban pidana pada pers apabila melakukan delik pomografi. Pomografi merupakan istilah yang dipergunakan untuk menyebut kejahatan kesusilaan yang dilakukan oleh pers. Maraknya persoalan pomografi telah cukup meresahkan masyarakat, untuk itu perlu dilakukan pengawasan/kontrol terhadap semua infomasi baik dalam• bentuk tulisan maupun gambar/foto yang mengarah pada pomografi. Sarana kontrol tersebut dapat berasal dari masyarakat secara individu atau kelompok, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pers itu scndiri maupun aparat penegak hukun. Rambu-rambu yang dimiliki oleh lembaga pers dalam bentuk kode etik juga merupakan kode moral yang diperuntukkan bagi pekerja pers daIam mejalankan pekerjaannya. Ketentuan Undang-Undang yang mengatur pomografi secara umum terdapat dalam KUHP, dan secara khusus terdapat dalam Undang Undang No. 40 Thn.1999 tentang Pers yang menggantikan Undang- Undang No.l1 Thn.1966 jo. Undang-lDldang No.4 Thn.1967 jis. Undang- Undang No. 21 Thn.1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers. 2000 Monograph NonPeerReviewed text id https://repository.unair.ac.id/115378/1/KKB%20345.027%204%20RAH%20B.pdf TOETIK RAHAYUNINGSIH, S.H., M.Hum. and BAMBANG SUHERIYADI, S.H. (2000) BATASAN DELIK PORNOGRAFI DALAM PERS. Laporan Penelitian. UNSPECIFIED. (Unpublished) http://www.lib.unair.ac.id
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
continent Asia
country Indonesia
Indonesia
content_provider Universitas Airlangga Library
collection UNAIR Repository
language Indonesian
topic BJ1725 Ethics of Social Groups, Classes, etc., Professional Ethics
P87-96 Communication. Mass media
spellingShingle BJ1725 Ethics of Social Groups, Classes, etc., Professional Ethics
P87-96 Communication. Mass media
TOETIK RAHAYUNINGSIH, S.H., M.Hum.
BAMBANG SUHERIYADI, S.H.
BATASAN DELIK PORNOGRAFI DALAM PERS
description Penelitiaan ini dilakukan untuk menjawab permasalahan (1) Batasan apakah yang dijadikan tolok ukur oleh aparat penegak hukum dalam menentukan penyajian gambar-gambar/foto yang dimuat media Massa itu sebagai pomografi (2) Bagaimanakah system pertanggungjawaban pidana pada pers apabila melakukan delik pomografi. Pomografi merupakan istilah yang dipergunakan untuk menyebut kejahatan kesusilaan yang dilakukan oleh pers. Maraknya persoalan pomografi telah cukup meresahkan masyarakat, untuk itu perlu dilakukan pengawasan/kontrol terhadap semua infomasi baik dalam• bentuk tulisan maupun gambar/foto yang mengarah pada pomografi. Sarana kontrol tersebut dapat berasal dari masyarakat secara individu atau kelompok, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pers itu scndiri maupun aparat penegak hukun. Rambu-rambu yang dimiliki oleh lembaga pers dalam bentuk kode etik juga merupakan kode moral yang diperuntukkan bagi pekerja pers daIam mejalankan pekerjaannya. Ketentuan Undang-Undang yang mengatur pomografi secara umum terdapat dalam KUHP, dan secara khusus terdapat dalam Undang Undang No. 40 Thn.1999 tentang Pers yang menggantikan Undang- Undang No.l1 Thn.1966 jo. Undang-lDldang No.4 Thn.1967 jis. Undang- Undang No. 21 Thn.1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers.
format Monograph
NonPeerReviewed
author TOETIK RAHAYUNINGSIH, S.H., M.Hum.
BAMBANG SUHERIYADI, S.H.
author_facet TOETIK RAHAYUNINGSIH, S.H., M.Hum.
BAMBANG SUHERIYADI, S.H.
author_sort TOETIK RAHAYUNINGSIH, S.H., M.Hum.
title BATASAN DELIK PORNOGRAFI DALAM PERS
title_short BATASAN DELIK PORNOGRAFI DALAM PERS
title_full BATASAN DELIK PORNOGRAFI DALAM PERS
title_fullStr BATASAN DELIK PORNOGRAFI DALAM PERS
title_full_unstemmed BATASAN DELIK PORNOGRAFI DALAM PERS
title_sort batasan delik pornografi dalam pers
publishDate 2000
url https://repository.unair.ac.id/115378/1/KKB%20345.027%204%20RAH%20B.pdf
https://repository.unair.ac.id/115378/
http://www.lib.unair.ac.id
_version_ 1731236738041380864