Studi Toksisitas Sub Kronis Ekstrak Etanol 70% Daun Justicia Gendarussa Burm.F. Pada Tikus

Menurut laporan FDA (Food and Drug Administration) dalam Poisonous Plant Database (Plant List), tanaman gandarusa termasuk salah satu tanaman yang potensial beracun. Berdasarkan penelitian sebelumnya, uji toksisitas akut mcnggunakan fase air dan fase etanol 60% daun gandarusa pada mencit menunjukkan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Bambang Prajogo, -, Gunawan Indrayanto, -, Rakhmawati, -
Format: Monograph NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: UNIVERSITAS AIRLANGGA
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/115558/1/KKB%20LP.113-19%20Bam%20s.pdf
https://repository.unair.ac.id/115558/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Menurut laporan FDA (Food and Drug Administration) dalam Poisonous Plant Database (Plant List), tanaman gandarusa termasuk salah satu tanaman yang potensial beracun. Berdasarkan penelitian sebelumnya, uji toksisitas akut mcnggunakan fase air dan fase etanol 60% daun gandarusa pada mencit menunjukkan hasil relatif tidak membahayakan. Selain itu, untuk uji toksisitas subakut pada kelinci juga tidak mempengaruhi parameter fungsi hati dan ginjal. Fase air dan fase etanol 60% daun gandarusa juga tidak mempunyai efek teratogenik pada mencit. Bahkan fase air juga tidak mernpunyai efek karsinogenik yaitu tidak memberikan perubahan histopatologi pada testis. hati, ginjal, usus, dan paru mencit. Pada penelitian sebelumnya uji toksisitas sub kronis dengan menggunakan fase etanol 70% daun gandarusa pada hewan tikus tahap pertama didapatkan hasil bahwa tidak toksik. Uji toksisitas subkronis dilakukan dengan pemeriksaan makropatologi, biokimia klinis. dan histopatologi organ hati, ginjal, usus halus, limfa dan jantung tikus. Tahap kedua akan dilakukan metabolite profile darah dan masing-masing organ tikus hasil dari uji toksisitas sub kronis, dengan menggunakan alat LC-MS/MS. Analisis metabolit dalam sampel darah berguna untuk mencari marker yang berpotensi toksik serta untuk mengetahui mekanisme toksisitas dari senyawa yang terbukti toksik. Diharapkan hasil dari metabolite profile menunjukkan bahwa tidak toksik.