Isolasi Transforaming Growth Factor P (TGF P) Asal Biakan Oosit Kumulus Komplek Dalam Peningkatan Kualitas Produksi Embrio Secara In Vitro

Saat ini penyedian embrio secara in vitro untuk keperluan transfer embrio masih belum bisa memenuhi kualitas embrio dengan daya hidup yang tinggi. Hal ini berdasarkan pada hasil angka kebuntingan apabila embrio yang diproduksi secara in vitro ditransfer ke resipien mengbasilkan angka kebuntingan yan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Widjiati, -
Format: Monograph NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: UNIVERSITAS AIRLANGGA 2007
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/115584/1/2022_03_28_10_40_30.pdf
https://repository.unair.ac.id/115584/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Saat ini penyedian embrio secara in vitro untuk keperluan transfer embrio masih belum bisa memenuhi kualitas embrio dengan daya hidup yang tinggi. Hal ini berdasarkan pada hasil angka kebuntingan apabila embrio yang diproduksi secara in vitro ditransfer ke resipien mengbasilkan angka kebuntingan yang masih rendah. Angka kebuntingan yang rendah ini perlu dikaji secara molekuler reproduksi, mengingat pada proses maturasi oosit selain ukuran oosit dan honnon juga banyak growth faclor (faktor pertumbuhan) yang berperan daIam proses pematangan oosit antara lain adalah Transforming Growth Factor P(TGF 13) sangat berperan pada proses maturasi oosit. Diketahui TGF P merupakan suatu growth factor dua rantai polipeptida dengan herat molekul 25 kDa berperan pada proses steroidogenesis. Pada ovarium khususnya oosit, TGF 13 mempunyai peran penting dalam mengatur fungsi reproduksi. TGF P merupakan protein intrafolikuler penting yang mengatur perkembangan folikel. TGF P berperan pada proses aromatisasi. Ekspresi TGF 13 dalam sel granulosa berperan mengatur ekspresi reseptor gonadotropin dan meningkatkan aktivitas steroidogenesis melalui perubahan kolesterol menjadi progesteron. Akhir dari proses aromatisasi ini dihasilkan estradiol 17 P yang berperan meningkatkan reseptor Luteinizing Hormone (LH) untuk pematangan oosit. Penelitian ini secara umum bertujuan mengbasilkan fraksi protein TGF P dari oosit kumulus komplek asa1 sapi untuk keperJuan ko-kultur. Secara khusus peneJitian ini bertujuan untuk mengisolasi TGF P dari oosit sapi dengan kumulus komplek yang telah mengalami proses maturasi. Selain itu untuk mengetahui kadar Transforming Growth Factor P yang diisolasi dari oosit sapi dengan kumulus komplek, serta mengetahui letak reseptor TGF P pada oosit dengan kumulus komplek.