Produksi Dan Karakterisasi Antibodi Poliklonal Sebagai Bahan Pendeteksi Ekspresi Protein S Dari Virus Infectious Bronchitis Isolasi Lokal

Penyakit Infectious Bronchitis merupakan penyakit yang sangat menular dapat menimbulkan kerugian besar bagi peternakan ayam petelur maupun pedaging. Penyakit ini menimbulkan gangguan pernafasan dan gangguan ginjal. Penyakit ini disebabkan oleh virus lnfectious Bronchitis, yaitu virus RNA yang mempu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Chairul A. Nidom, -, Mufasirin, -, Kadek Rachmawati, -
Format: Monograph NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2002
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/115639/1/KKC%20636.089%20692%205%20Nid%20P.pdf
https://repository.unair.ac.id/115639/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Penyakit Infectious Bronchitis merupakan penyakit yang sangat menular dapat menimbulkan kerugian besar bagi peternakan ayam petelur maupun pedaging. Penyakit ini menimbulkan gangguan pernafasan dan gangguan ginjal. Penyakit ini disebabkan oleh virus lnfectious Bronchitis, yaitu virus RNA yang mempunyai tiga macam regio gen yaitu regio gen M, E dan S. Pencegahan penyakit Infectious Bronchitis ini dengan vaksinasi baik vaksin inaktif maupun vaksin aktif. Penggunaan vaksin aktif , secara tidak langsung dapat menimbulkan varian baru di lapangan. Hal ini disebabkan oleh adanya mutasi asam amino dari protein gen S (spike). Akibatnya vaksinasi berikutnya menjadi tidak efektif lagi. Untuk itu perlu dilakukan penelitian virus lnfectious Bronchitis di lapangan dengan pendekatan biologi molekuler , khususnya mutasi asam amino pada gen S. Salah satu bahan yang diperlukan untuk penelitian molekuler virus Infectious Bronchitis tersebut adalah antibodi poliklonal, baik dari virus lnfectious Bronchitis isolasi Lokal (belum diketahui serotipenya) dan virus Infectious Bronchitis yang ah diidentifikasi serotipenya (stok laboratorium). Sebanyak empat ekor kelinci disuntik dengan protein Virus Infectious bronchitis, setelah dua minggu dilakukan penyuntikan booster yang dicampur gan ajuvan komplit. Selang dua minggu berikutnya dilakukan penyuntikan boster dengan menggunakan ajuvan tidak komplit. Sedangkan penyuntikan boster ke tiga dilakukan dengan cara penyuntikan selama lima hari berturut- turut Kemudian diuji dengan metode ELISA dan setelah itu dilakukan permanenan antibodi poliklonal.