Evaluasi Penambahan Salbutamol Pada Regimen Pengobatan Asma Bronkhial Yang Berlaku Di Unit Gawat Darurat Paru U.P.F Paru R.S.U.D. Dr. Soetomo, Surabaya

Penelitian dilakukan mulai tgl 2 januari 1990 selama 6 bulan. 60 penderita status asmatikus dibagi dalam 2 kelompok pecara acak menjadi kelompok kontrol 30 penderita dan kelompok perlakuan 30 penderita. Semua penderita diperiksa secara rutin mamnesa, fisik diagnostik, tensi, nadi, elektrokardiografi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Hood Alsagaff, -
Format: Monograph NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: Fakultas Kedokteran
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/115940/1/KK%20616.238%2006%20Als%20e.pdf
https://repository.unair.ac.id/115940/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
id id-langga.115940
record_format dspace
spelling id-langga.1159402022-04-26T05:06:12Z https://repository.unair.ac.id/115940/ Evaluasi Penambahan Salbutamol Pada Regimen Pengobatan Asma Bronkhial Yang Berlaku Di Unit Gawat Darurat Paru U.P.F Paru R.S.U.D. Dr. Soetomo, Surabaya Hood Alsagaff, - R5-920 Medicine (General) Penelitian dilakukan mulai tgl 2 januari 1990 selama 6 bulan. 60 penderita status asmatikus dibagi dalam 2 kelompok pecara acak menjadi kelompok kontrol 30 penderita dan kelompok perlakuan 30 penderita. Semua penderita diperiksa secara rutin mamnesa, fisik diagnostik, tensi, nadi, elektrokardiografi, ,horkx foto PA, tes faal paru: PEFR, FEV1, dan FVC. Pengobatan yang diberikan : oxigen 4 1/menit, hidrasi nfus cairan Ringer Lactat : Dextrose 5% = 2:2, aminofilin intra enus 5 mg/Kg BB, dilanjutkan dengan 20 mg/Kg BB/hari, Dexametha¬pon 5 mg intra venus 3 kali sehari. Oxytracyclin 2 kali sehari 00 mg intra musculer. Pengobatan berlangsung sampai klinis membaik, yaitu menghilangnya sesak nafas. Golongan kontrol mendapat tambflan ablet Placebo 3 dd I, Golongan perlakuan mendapat tambahan ablet salbutamol 3 dd 2 mg. Analisa statistik dengan Wilcoxon 'wo.Sample Test dengan Degree of Freedom = 1, bila nilai P kurang dari 0.01 dianggap beda bermakna. Dari hasil penelitian ternyata.tidak ada perbedaan bermak¬a diantara 2 kelompok dalam hal : umur, distribusi jenis kela¬in, frekwensi nafas, tensi, nadi,pemeriksaan analisa gas darah, lektroakrdiografi, hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok ersebut berasal dari sample yang sama. Terdapat perbedaan ber¬akna dalam tes faal paru pada waktu penderita pulang, yaitu: VC : 1789.167 ± 426.522 : 2263.667 ± 614.866. EV1: 1062.500 ± 463.576 : 1495.000+ 492.767.Sama rawat dalam jam 80.833 + 29.463:59.113 ± 17.314 . perbaikan nilai faal paru menunjukkan bahwa : pada status asth¬aticus "Adrenergik Refractoryness" atau "Subsentivity" terhadap bat B2 agonis tidak berlaku 100 %. Setidalc tidaknya masih ada eceptor adrenergik.yang berfungsi sehingga ada perbaikan faal aru: Lagipula hal ini mungkin disebabkan oleh efek dari pemakaian corticosteroid yang dapat mengembalikan subsensitivitas dan dengan demikian mengurangi adrenefik refractoryness. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan sal¬utamol pada regimen pengobatan status asmaticus memperbaiki faal aru serta memperpendek lama rawat, sehingga meningkatkan efekti¬itas penata laksanaan status asmaticus. Fakultas Kedokteran Monograph NonPeerReviewed text id https://repository.unair.ac.id/115940/1/KK%20616.238%2006%20Als%20e.pdf Hood Alsagaff, - Evaluasi Penambahan Salbutamol Pada Regimen Pengobatan Asma Bronkhial Yang Berlaku Di Unit Gawat Darurat Paru U.P.F Paru R.S.U.D. Dr. Soetomo, Surabaya. Laporan Penelitian. Fakultas Kedokteran. (Unpublished)
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
continent Asia
country Indonesia
Indonesia
content_provider Universitas Airlangga Library
collection UNAIR Repository
language Indonesian
topic R5-920 Medicine (General)
spellingShingle R5-920 Medicine (General)
Hood Alsagaff, -
Evaluasi Penambahan Salbutamol Pada Regimen Pengobatan Asma Bronkhial Yang Berlaku Di Unit Gawat Darurat Paru U.P.F Paru R.S.U.D. Dr. Soetomo, Surabaya
description Penelitian dilakukan mulai tgl 2 januari 1990 selama 6 bulan. 60 penderita status asmatikus dibagi dalam 2 kelompok pecara acak menjadi kelompok kontrol 30 penderita dan kelompok perlakuan 30 penderita. Semua penderita diperiksa secara rutin mamnesa, fisik diagnostik, tensi, nadi, elektrokardiografi, ,horkx foto PA, tes faal paru: PEFR, FEV1, dan FVC. Pengobatan yang diberikan : oxigen 4 1/menit, hidrasi nfus cairan Ringer Lactat : Dextrose 5% = 2:2, aminofilin intra enus 5 mg/Kg BB, dilanjutkan dengan 20 mg/Kg BB/hari, Dexametha¬pon 5 mg intra venus 3 kali sehari. Oxytracyclin 2 kali sehari 00 mg intra musculer. Pengobatan berlangsung sampai klinis membaik, yaitu menghilangnya sesak nafas. Golongan kontrol mendapat tambflan ablet Placebo 3 dd I, Golongan perlakuan mendapat tambahan ablet salbutamol 3 dd 2 mg. Analisa statistik dengan Wilcoxon 'wo.Sample Test dengan Degree of Freedom = 1, bila nilai P kurang dari 0.01 dianggap beda bermakna. Dari hasil penelitian ternyata.tidak ada perbedaan bermak¬a diantara 2 kelompok dalam hal : umur, distribusi jenis kela¬in, frekwensi nafas, tensi, nadi,pemeriksaan analisa gas darah, lektroakrdiografi, hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok ersebut berasal dari sample yang sama. Terdapat perbedaan ber¬akna dalam tes faal paru pada waktu penderita pulang, yaitu: VC : 1789.167 ± 426.522 : 2263.667 ± 614.866. EV1: 1062.500 ± 463.576 : 1495.000+ 492.767.Sama rawat dalam jam 80.833 + 29.463:59.113 ± 17.314 . perbaikan nilai faal paru menunjukkan bahwa : pada status asth¬aticus "Adrenergik Refractoryness" atau "Subsentivity" terhadap bat B2 agonis tidak berlaku 100 %. Setidalc tidaknya masih ada eceptor adrenergik.yang berfungsi sehingga ada perbaikan faal aru: Lagipula hal ini mungkin disebabkan oleh efek dari pemakaian corticosteroid yang dapat mengembalikan subsensitivitas dan dengan demikian mengurangi adrenefik refractoryness. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan sal¬utamol pada regimen pengobatan status asmaticus memperbaiki faal aru serta memperpendek lama rawat, sehingga meningkatkan efekti¬itas penata laksanaan status asmaticus.
format Monograph
NonPeerReviewed
author Hood Alsagaff, -
author_facet Hood Alsagaff, -
author_sort Hood Alsagaff, -
title Evaluasi Penambahan Salbutamol Pada Regimen Pengobatan Asma Bronkhial Yang Berlaku Di Unit Gawat Darurat Paru U.P.F Paru R.S.U.D. Dr. Soetomo, Surabaya
title_short Evaluasi Penambahan Salbutamol Pada Regimen Pengobatan Asma Bronkhial Yang Berlaku Di Unit Gawat Darurat Paru U.P.F Paru R.S.U.D. Dr. Soetomo, Surabaya
title_full Evaluasi Penambahan Salbutamol Pada Regimen Pengobatan Asma Bronkhial Yang Berlaku Di Unit Gawat Darurat Paru U.P.F Paru R.S.U.D. Dr. Soetomo, Surabaya
title_fullStr Evaluasi Penambahan Salbutamol Pada Regimen Pengobatan Asma Bronkhial Yang Berlaku Di Unit Gawat Darurat Paru U.P.F Paru R.S.U.D. Dr. Soetomo, Surabaya
title_full_unstemmed Evaluasi Penambahan Salbutamol Pada Regimen Pengobatan Asma Bronkhial Yang Berlaku Di Unit Gawat Darurat Paru U.P.F Paru R.S.U.D. Dr. Soetomo, Surabaya
title_sort evaluasi penambahan salbutamol pada regimen pengobatan asma bronkhial yang berlaku di unit gawat darurat paru u.p.f paru r.s.u.d. dr. soetomo, surabaya
publisher Fakultas Kedokteran
url https://repository.unair.ac.id/115940/1/KK%20616.238%2006%20Als%20e.pdf
https://repository.unair.ac.id/115940/
_version_ 1731236827482816512