Studi Fisiobiologi Ikatan Lektin dengan Reseptor pada Saluran Pencernaan Kelinci sebagai Dasar Pembuatan Vaksin Anti Diare
Lektin adaiah suatu protein atau glikoprotein non imunogenik yang diperoleh dari tanarnan, binatang dan mikroorganisme. Lektin dapat berikatan dengan reseptor glikolipid pada sel epitel saluran pencernaan (Leathern 1998). Sejauh ini efek dari terikatnya lektin pada reseptor dalam saluran pencernaan...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/116130/1/KKC%20KK%20571.967%20734%20Mar%20s.pdf https://repository.unair.ac.id/116130/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English |
Summary: | Lektin adaiah suatu protein atau glikoprotein non imunogenik yang diperoleh dari tanarnan, binatang dan mikroorganisme. Lektin dapat berikatan dengan reseptor glikolipid pada sel epitel saluran pencernaan (Leathern 1998). Sejauh ini efek dari terikatnya lektin pada reseptor dalam saluran pencernaan temyata belum diketahui dengan jelas.
Lektin mempunyai kemampuan mengenali reseptor secara spesifik dengan mengikat struktur karbohidrat di membran sel, inti sel dan sitoplasma (Leathern, 1998), Lektin tanaman yang diberikan sebagai makanan tambahan dapat mempengaruhi kolonisasi mikroorganisme patogen yang potensial pada saluran pencernaan (Pusztai, 2001). Hal ini menunjukan bahwa setelah lektin terikat maka dapat terjadi berbagai perubahan pada saluaran pencernaan. Apabila efek lektin pada saluran pencernaan ini diketahui maka kemungkinan lektin dikembangkan sebagai suatu vaksin terbuka sangat lebar.
Lektin dari suatu bakteri yang terikat pada sel epitel saluran pencernaan akan menimbulkan kolonisasi patogen dan selanjutnya terjadi diare (Alverdy, 2000). Babi yang diinokulasi dengan bakteri patogen dan lektin ternyata lektin terikat pada brush border villi usus dan sel goblet tanpa terjadi diare (Shon, 2000). Berkaitan dengan hal tersebut tampaknya penelitian tentang lektin banyak ditujukan untuk menghambat suatu penyakit tanpa melihat efek fisiologisnya pada kontraksi otot polos dan absorpsi.nutrien di saluran penceranaan.
Adanya kemampuan lektin mengenali reseptor secara spesifik pada sel epitel usus dan perrnukaan membran set, maka ada kemungkinan terjadi penurunan kontraksi otot polos dan peningkatan absorpsi nutrien dalam saluran pencernaan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang mekanisme ikatan lektin pada reseptor dan efek yang terjadi pada saluran pencemaan secara tlsiobioiogis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme ikatan lektin dengan reseptor dan efek hsiologis yang ditimbulkan dalam saluran pencemaan yang ditinjau secara fisiobiologi
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris dengan 4 perlakuan yaitu kontrol (kelompok 1), pemberian lektin 0,25 mglekor (kelompok 2), pemberian lektin 0,5 mglekor (kelompok 3) dan pemberian lektin 1 mglekor (kelompok 4). Rancangan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap. Data basil pemeriksaan histologic reseptor lektin dengan pewamaan PAS kemudian dianalisis dengan Kruskal-Wallis Test dan dilanjutkan dengan Mann-Whitney Test. Data tentang pemeriksaan kontraksi otot polos saluran pencemaan meliputi frekuensi, amplitudo dart tonus serta absorpsi nutrien berupa kadar glukosa darah, kadar total protein darah dan kadar total lemak darah dianalisis dengan analysis of variance (Anova), yang kemudian dilanjutkan dengan uji least significant difference (LSD).
Flashl penelitian menunjukkan bahwa pemberian lektin 0,25 mglekor, 0,5 mglekor dan 1 mglekor dapat memberikan pengaruh yang nyata (p < 0,05) terhadap penurunan jumlah reseptor lektin dan peningkatan amplitudo dan tonus kontraksi otot polos saluran pencemaan, Sedangakan frekuensi kontraksi tidak berpengaruh nyata (p > 0,05). Pemberian lektin 1 mglekor temyata juga dapat meningkatkan absorpsi nutrien terutama glukosa bila dibandingkan dengan kontrol (p < 0,05).
Dari hasil tersebut dapatdisimpulkan bahwa pemberian lektin dapat menurunkan jumlah reseptor lektin, meningkatkan amplitudo, tonus kontraksi otot polos saluran pencernaan dan meningkatkan absorbsi nutrien terutama glukosa.
Disarankan penggunaan lektin untuk peningkatan kekuatan kontraksi otot polos saluran pencernaan dan peningkatan absorbsi glukosa pada dosis 1 mg/ekor. |
---|