Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Delima Terstandar 40% Ellagic Acid terhadap Penurunan Derajat Fibrosis Hati Tikus Putih sebagai Hewan Model Fibrosis Hati dengan Teknik Bile Duct Ligation
Jumlah penderita penyakit hati kronis selalu mengalami peningkatan dan waktu ke waktu. Fibrosis hati merupakan bagian dari berbagai penyakit hati kronis dan merupakan fase penting dalam perkembangan penyakit hati menjadi sirosis hati. Hingga saat ini belum ditemukan terapi standar dan efektif untuk...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/116522/1/PENGARUH%20PEMBERIAN%20EKSTRAK%20BUAH%20DELIMA%20TERSTANDART%2040%25.pdf https://repository.unair.ac.id/116522/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English |
id |
id-langga.116522 |
---|---|
record_format |
dspace |
institution |
Universitas Airlangga |
building |
Universitas Airlangga Library |
continent |
Asia |
country |
Indonesia Indonesia |
content_provider |
Universitas Airlangga Library |
collection |
UNAIR Repository |
language |
English |
topic |
RV Botanic, Thomsonian, and eclectic medicine |
spellingShingle |
RV Botanic, Thomsonian, and eclectic medicine Wiwik Misaco Yuniarti Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Delima Terstandar 40% Ellagic Acid terhadap Penurunan Derajat Fibrosis Hati Tikus Putih sebagai Hewan Model Fibrosis Hati dengan Teknik Bile Duct Ligation |
description |
Jumlah penderita penyakit hati kronis selalu mengalami peningkatan dan waktu ke waktu. Fibrosis hati merupakan bagian dari berbagai penyakit hati kronis dan merupakan fase penting dalam perkembangan penyakit hati menjadi sirosis hati. Hingga saat ini belum ditemukan terapi standar dan efektif untuk mencegah atau mengobati fibrosis hati agar tidak berkembang menjadi sirosis hati. Sebagai alternatif, saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menggali potensi tanaman yang memiliki khasiat untuk kesehatan.
Buah delima merupakan bagian tanaman delima yang memiliki komponen paling lengkap bila dibandingkan bagian yang lainnya. Kandungan terbanyak buah delima adalah polyphenol dengan bahan aktif utama punicalagin dan ellagic acid (EA). Ekstrak buah delima terstandar mengandung 40 % atau lebih EA. Delima memiliki kemampuan terapi yang bervariasi melalui berbagai mekanisme yang berbeda.
Tujuan dan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak buah delima pada tikus putih sebagai hewan model fibrosis hati dengan teknik bile duct ligation. Pemeriksaan dilakukan terhadap ekspresi kolagen tipe I dan derajat fibrosis hati pada hewan percobaan dengan menggunakan META VIR system.
Tikus putih (Rattus norvegicus) jantan sebanyak 32 ekor, berumur 2,5 bulan dengan kisaran berat antara 160 — 190 gram dibagi menjadi 4 kelompok, di mana masing-masing kelompok terdiri dan 8 ekor tikus putih. Kelompok pertama adalah kelompok yang dilaparatomi (PO) dengan perlakuan pemberian sodium carboxy methyl cellulose (CMC) 0,3% sebanyak 2 ml. Tiga kelompok yang lain adalah tikus putih yang seluruhnya dilaparatomi dan dilakukan bile duct ligation dengan perlakuan masing-masing pemberian CMC 0,3% (P1), EA 60 mg/kgbb/po/hari (P2) dan ekstrak buah delima terstandar 150 mg/kg bb/hari peroral (P3) dalam pelarut CMC 0,3% dengan volume yang sama, yaitu 2 ml. Perlakuan diberikan selama 21 hari dan dimulai dua hari setelah pelaksanaan BDL. Hati dieksisi untuk pemeriksaan ekspresi kolagen tipe I dan derajat fibrosis hati.
Hasil pemeriksaan preparat dengan teknik imunohistokimia menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah delima terstandart (P3) dapat menghambat peningkatan ketebalan kolagen tipe I pada hati. Ketebalan kolagen tipe 1 pada kelompok P3 (2,53 ± 0,43) berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok PO (0,00 ± 0,00) dan Pi (5,19 ± 0,72) (p<0,05), namun tidak dengan kelompok P2 (2,73 ± 0,68) ( (p > 0,05).
Pemberian ekstrak buah delima terstandar dapat menghambat peningkatan derajat fibrosis dan berbeda nyata dengan kelompok PO (p<0,05). Derajat fibrosis pada kelompok P3 merupakan yang terendah dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan kelompok P1 (p<0,05), namun tidak berbeda nyata dengan kelompok P2 (p>0,05) Demikian juga untuk kelompok P2 yang tidak berbeda nyata dengan kelompok P1.
Beberapa penelitian tentang delima telah membuktikan bahwa senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak buah memiliki kemampuan sating meningkatkan efek biologis masing-masing. Sebagai contoh, telah dilaporkan bahwa EA dan quercetin (keduanya juga terdapat dalam buah delima) yang diberikan secara bersama-sama menunjukkan hambatan yang lebih kuat terhadap pertumbuhan set kanker daripada bila diberikan secara individual.
Dalam penelitian ini, pemberian EA dan ekstrak buah delima terstandar dapat menghambat peningkatan derajat fibrosis pada hati. Berdasarkan hash' analisis statistik, antara kelompok yang diberi EA dengan kelompok yang diberi ekstrak buah delima memang tidak berbeda secara signifikan. Namun demikian, mengingat bahwa data yang dianalisis bukan merupakan data kontinyu yang tinier, maka perbedaan hasil skoring memberikan implikasi klinis yang cukup penting. Selain itu, pada penelitian yang sama terbukti bahwa aktivitas antiinflamasi yang dimiliki oleh EA tidak sekuat ekstrak buah delima dalam menghambat peningkatan ekspresi interleukin-6 (1L-6) dan transforming growth factor-beta I (TGF-131).
Magic acid merupakan senyawa dimer derivat gallic acid yang berada dalam buah delima dalam bentuk bebas sebagai ellagic acid-glycosides atau terikat dalam bentuk ellagitannins. Setelah diberikan secara per oral kepada tikus, 15% EA diekskresikan dalam bentuk metabolitnya melalui urin dan feces. Rendahnya konsentrasi ellagic acid dalam plasma disebabkan karena kelarutannya yang rendah dalam air. Selain itu juga diduga disebabkan karena EA mudah mengalami transformasi dan degradasi sebelum diabsorbsi. Metabolisme EA yang tidak larut dalam intestinal disebabkan oleh aktivitas mikroflora yang berada di dalam intestinal.
Keberadaan polyphenol dalam buah delima dapat meningkatkan kelarutan dan absorbsi EA dalam saluran pencernaan. Selain itu, polyphenol yang terdapat dalam ekstrak buah delima juga memiliki kemampuan untuk mengurangi EA yang dimetabolisir oleh mikroflora intestinal menjadi urothilin A dan B melalui aktivitas antibakterial yang dimiliki. Hal ini yang menyebabkan aktivitas antifibrotik ekstrak buah delima terstandar lebih balk daripada EA.
Dalam penelitian ini terbukti bahwa ekstrak buah delima terstandar memiliki efek antifibrotik dengan cara menghambat peningkatan ekspresi kolagen ripe I dan derajat fibrosis hati pada hewan model fibrosis hati. |
format |
Monograph NonPeerReviewed |
author |
Wiwik Misaco Yuniarti |
author_facet |
Wiwik Misaco Yuniarti |
author_sort |
Wiwik Misaco Yuniarti |
title |
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Delima Terstandar 40% Ellagic Acid terhadap Penurunan Derajat Fibrosis Hati Tikus Putih sebagai Hewan Model Fibrosis Hati dengan Teknik Bile Duct Ligation |
title_short |
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Delima Terstandar 40% Ellagic Acid terhadap Penurunan Derajat Fibrosis Hati Tikus Putih sebagai Hewan Model Fibrosis Hati dengan Teknik Bile Duct Ligation |
title_full |
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Delima Terstandar 40% Ellagic Acid terhadap Penurunan Derajat Fibrosis Hati Tikus Putih sebagai Hewan Model Fibrosis Hati dengan Teknik Bile Duct Ligation |
title_fullStr |
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Delima Terstandar 40% Ellagic Acid terhadap Penurunan Derajat Fibrosis Hati Tikus Putih sebagai Hewan Model Fibrosis Hati dengan Teknik Bile Duct Ligation |
title_full_unstemmed |
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Delima Terstandar 40% Ellagic Acid terhadap Penurunan Derajat Fibrosis Hati Tikus Putih sebagai Hewan Model Fibrosis Hati dengan Teknik Bile Duct Ligation |
title_sort |
pengaruh pemberian ekstrak buah delima terstandar 40% ellagic acid terhadap penurunan derajat fibrosis hati tikus putih sebagai hewan model fibrosis hati dengan teknik bile duct ligation |
publisher |
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGA |
publishDate |
2012 |
url |
https://repository.unair.ac.id/116522/1/PENGARUH%20PEMBERIAN%20EKSTRAK%20BUAH%20DELIMA%20TERSTANDART%2040%25.pdf https://repository.unair.ac.id/116522/ http://lib.unair.ac.id |
_version_ |
1734390211509485568 |
spelling |
id-langga.1165222022-05-27T07:24:23Z https://repository.unair.ac.id/116522/ Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Delima Terstandar 40% Ellagic Acid terhadap Penurunan Derajat Fibrosis Hati Tikus Putih sebagai Hewan Model Fibrosis Hati dengan Teknik Bile Duct Ligation Wiwik Misaco Yuniarti RV Botanic, Thomsonian, and eclectic medicine Jumlah penderita penyakit hati kronis selalu mengalami peningkatan dan waktu ke waktu. Fibrosis hati merupakan bagian dari berbagai penyakit hati kronis dan merupakan fase penting dalam perkembangan penyakit hati menjadi sirosis hati. Hingga saat ini belum ditemukan terapi standar dan efektif untuk mencegah atau mengobati fibrosis hati agar tidak berkembang menjadi sirosis hati. Sebagai alternatif, saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menggali potensi tanaman yang memiliki khasiat untuk kesehatan. Buah delima merupakan bagian tanaman delima yang memiliki komponen paling lengkap bila dibandingkan bagian yang lainnya. Kandungan terbanyak buah delima adalah polyphenol dengan bahan aktif utama punicalagin dan ellagic acid (EA). Ekstrak buah delima terstandar mengandung 40 % atau lebih EA. Delima memiliki kemampuan terapi yang bervariasi melalui berbagai mekanisme yang berbeda. Tujuan dan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak buah delima pada tikus putih sebagai hewan model fibrosis hati dengan teknik bile duct ligation. Pemeriksaan dilakukan terhadap ekspresi kolagen tipe I dan derajat fibrosis hati pada hewan percobaan dengan menggunakan META VIR system. Tikus putih (Rattus norvegicus) jantan sebanyak 32 ekor, berumur 2,5 bulan dengan kisaran berat antara 160 — 190 gram dibagi menjadi 4 kelompok, di mana masing-masing kelompok terdiri dan 8 ekor tikus putih. Kelompok pertama adalah kelompok yang dilaparatomi (PO) dengan perlakuan pemberian sodium carboxy methyl cellulose (CMC) 0,3% sebanyak 2 ml. Tiga kelompok yang lain adalah tikus putih yang seluruhnya dilaparatomi dan dilakukan bile duct ligation dengan perlakuan masing-masing pemberian CMC 0,3% (P1), EA 60 mg/kgbb/po/hari (P2) dan ekstrak buah delima terstandar 150 mg/kg bb/hari peroral (P3) dalam pelarut CMC 0,3% dengan volume yang sama, yaitu 2 ml. Perlakuan diberikan selama 21 hari dan dimulai dua hari setelah pelaksanaan BDL. Hati dieksisi untuk pemeriksaan ekspresi kolagen tipe I dan derajat fibrosis hati. Hasil pemeriksaan preparat dengan teknik imunohistokimia menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah delima terstandart (P3) dapat menghambat peningkatan ketebalan kolagen tipe I pada hati. Ketebalan kolagen tipe 1 pada kelompok P3 (2,53 ± 0,43) berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok PO (0,00 ± 0,00) dan Pi (5,19 ± 0,72) (p<0,05), namun tidak dengan kelompok P2 (2,73 ± 0,68) ( (p > 0,05). Pemberian ekstrak buah delima terstandar dapat menghambat peningkatan derajat fibrosis dan berbeda nyata dengan kelompok PO (p<0,05). Derajat fibrosis pada kelompok P3 merupakan yang terendah dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan kelompok P1 (p<0,05), namun tidak berbeda nyata dengan kelompok P2 (p>0,05) Demikian juga untuk kelompok P2 yang tidak berbeda nyata dengan kelompok P1. Beberapa penelitian tentang delima telah membuktikan bahwa senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak buah memiliki kemampuan sating meningkatkan efek biologis masing-masing. Sebagai contoh, telah dilaporkan bahwa EA dan quercetin (keduanya juga terdapat dalam buah delima) yang diberikan secara bersama-sama menunjukkan hambatan yang lebih kuat terhadap pertumbuhan set kanker daripada bila diberikan secara individual. Dalam penelitian ini, pemberian EA dan ekstrak buah delima terstandar dapat menghambat peningkatan derajat fibrosis pada hati. Berdasarkan hash' analisis statistik, antara kelompok yang diberi EA dengan kelompok yang diberi ekstrak buah delima memang tidak berbeda secara signifikan. Namun demikian, mengingat bahwa data yang dianalisis bukan merupakan data kontinyu yang tinier, maka perbedaan hasil skoring memberikan implikasi klinis yang cukup penting. Selain itu, pada penelitian yang sama terbukti bahwa aktivitas antiinflamasi yang dimiliki oleh EA tidak sekuat ekstrak buah delima dalam menghambat peningkatan ekspresi interleukin-6 (1L-6) dan transforming growth factor-beta I (TGF-131). Magic acid merupakan senyawa dimer derivat gallic acid yang berada dalam buah delima dalam bentuk bebas sebagai ellagic acid-glycosides atau terikat dalam bentuk ellagitannins. Setelah diberikan secara per oral kepada tikus, 15% EA diekskresikan dalam bentuk metabolitnya melalui urin dan feces. Rendahnya konsentrasi ellagic acid dalam plasma disebabkan karena kelarutannya yang rendah dalam air. Selain itu juga diduga disebabkan karena EA mudah mengalami transformasi dan degradasi sebelum diabsorbsi. Metabolisme EA yang tidak larut dalam intestinal disebabkan oleh aktivitas mikroflora yang berada di dalam intestinal. Keberadaan polyphenol dalam buah delima dapat meningkatkan kelarutan dan absorbsi EA dalam saluran pencernaan. Selain itu, polyphenol yang terdapat dalam ekstrak buah delima juga memiliki kemampuan untuk mengurangi EA yang dimetabolisir oleh mikroflora intestinal menjadi urothilin A dan B melalui aktivitas antibakterial yang dimiliki. Hal ini yang menyebabkan aktivitas antifibrotik ekstrak buah delima terstandar lebih balk daripada EA. Dalam penelitian ini terbukti bahwa ekstrak buah delima terstandar memiliki efek antifibrotik dengan cara menghambat peningkatan ekspresi kolagen ripe I dan derajat fibrosis hati pada hewan model fibrosis hati. LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012-10-29 Monograph NonPeerReviewed text en https://repository.unair.ac.id/116522/1/PENGARUH%20PEMBERIAN%20EKSTRAK%20BUAH%20DELIMA%20TERSTANDART%2040%25.pdf Wiwik Misaco Yuniarti (2012) Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Delima Terstandar 40% Ellagic Acid terhadap Penurunan Derajat Fibrosis Hati Tikus Putih sebagai Hewan Model Fibrosis Hati dengan Teknik Bile Duct Ligation. Laporan Penelitian. LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA. (Unpublished) http://lib.unair.ac.id |