Penanganan Leukorrhea Dengan Sindrom Defisiensi QI Limpa-Lambung Melalui Metode Akupuntur Dengan Titik Qihai (CV 6) Dan Sanyinjiao (SP 6) Serta Herbal Buah Malaka (Phyllanthus Emblica L.) Dan Meniran (Phyllanthus Niruri L.)

Leukorrhea merupakan sekresi eairan yang berlebihan pada organ kewanitaan. Umumnya semua wanita pemah mengalami hal tersebut. Banyak yang menganggap ini merupakan hal yang wajar karena masih minimnya pengetahuan tentang eara mengatasi hal tersebut. Namun, ketidakwajaran eairan yang dikeluarkan membu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Desy Mas'ulatun Nisa', -
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
Published: 2010
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/120449/1/KKA%20KK%20FK%20PT%2005%2011%20NIS%20P...SEC.pdf
https://repository.unair.ac.id/120449/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
id id-langga.120449
record_format dspace
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
continent Asia
country Indonesia
Indonesia
content_provider Universitas Airlangga Library
collection UNAIR Repository
language English
topic Including massage, exercise, occupational therapy, hydrotherapy, phototherapy, radiotherapy, thermotherapy, electrotherapy
spellingShingle Including massage, exercise, occupational therapy, hydrotherapy, phototherapy, radiotherapy, thermotherapy, electrotherapy
Desy Mas'ulatun Nisa', -
Penanganan Leukorrhea Dengan Sindrom Defisiensi QI Limpa-Lambung Melalui Metode Akupuntur Dengan Titik Qihai (CV 6) Dan Sanyinjiao (SP 6) Serta Herbal Buah Malaka (Phyllanthus Emblica L.) Dan Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
description Leukorrhea merupakan sekresi eairan yang berlebihan pada organ kewanitaan. Umumnya semua wanita pemah mengalami hal tersebut. Banyak yang menganggap ini merupakan hal yang wajar karena masih minimnya pengetahuan tentang eara mengatasi hal tersebut. Namun, ketidakwajaran eairan yang dikeluarkan membuat keresahan dan ketidaknyamanan tersendiri pada penderitanya. Bagi para perempuan yang men gal ami hal seperti ini membuat kurangnya rasa pereaya diri dan terus mengeluh dengan gejala yang dialami. Seiring dengan berkembangnya zaman, para perempuan wajib mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah kewanitaan, baik itu seeara fisiologis maupun patologis. Dalam tugas akhir kali ini akan dibahas tentang kasus leukorrhea meliputi penyebab, gejala, pengobatan serta peneegahannya menurut teori seeara konvensional dan tradisional. Tujuannya untuk memberikan pengetahuan bagi para pembaea umumnya dan bagi para akupunkturis dalam melakukan terapi untuk mengatasi leukorrhea. Dalam kasus ini, pasien mengalami leukorrhea eukup kronis. Leukorrhea baru disadari sejak pasien memasuki perguruan tinggi. Pasien sering mengeluh dengan gejala yang dialami seperti keluamya eairan keputihan yang eukup banyak, rasa gatal dan bau tidak sedap pada organ kewanitaan. Dalam kondisi stres, eairan yang dikeluarkan semakin bertambah dengan konsistensi lebih pekat dan bau tidak sedap. Jika keputihan kerap melanda, pasien dapat ganti pakaian dalam sekitar 3-5 kali sehari. Tak jarang pula di kesehariannya pasien memakai pembalut atau pantiliners untuk menampung eairan keputihannya agar tidak mengotori eelana. Metode yang digunakan untuk mengatasi leukorrhea dalam kasus ini menggunakan terapi akupuntur yang dikombinasikan dengan terapi herbal. Diagnosa menurut konvensial karena faktor stres dan lingkungan yang kurang kondusif Sedangkan diagnosa seeara tradisional karena sindroma defisiensi qi limpa dan lambung. Adapun titik-titik yang digunakan antara lain Sanyinj iao (SP 6), Qihai (CV 6), Zusanli (ST 36), Taiehong (LV 3), dan Taixi (KI 3) yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien. Terapi herbal menggunakan dekokta dari simplisia buah malaka ( Phyllanthus emblica L.) dan meniran (Phyllanthus niruri L.) yang efektif sebagai antioksidan, anti bakteri dan anti fungal. Perawatan dilakukan seeara intensif selama 1 bulan dengan 3 kali seri. Hasil yang didapat dari kombinasi terapi akupuntur dengan terapi herbal menunjukkan perkembangan membaik dari kondisi pasien. Perkembangan terlihat bertahap naik dan turun. Pada seri terapi pertama belum menunjukkan adanya perkembangan membaik. Pada seri terapi berikutnya perkembangan membaik mulai terlihat dengan adanya nafsu makan semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan kualitas dan kuantitas eairan yang disekresikan semakin baik Gejala yang dialami pasien sedikit berkurang seperti rasa gatal dan bau tidak sedap dapat diatasi. Tentunya dengan komunikasi, informasi dan edukasi yang jelas terhadap pasien. Dari hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa leukorrhea tidaklah bisa dihentikan secara drastis. Namun, gejala yang ditimbulkan dapat diatasi dengan cara pengobatan dan pencegahan. Terapi akupuntur bertindak dalam pengobatan dari dalam tubuh dengan meningkatkan qi dan menyeimbangkan kondisi organ dalam tubuh. Sedangkan Terapi herbal bertindak sebagai antibiotik dan meningkatkan sistem imun tubuh dalam me1awan patogen. Kombinasi antara terapi akupuntur dengan herbal menunjukkan hasil yang memuaskan dalam mengatasi leukorrhea.
format Theses and Dissertations
NonPeerReviewed
author Desy Mas'ulatun Nisa', -
author_facet Desy Mas'ulatun Nisa', -
author_sort Desy Mas'ulatun Nisa', -
title Penanganan Leukorrhea Dengan Sindrom Defisiensi QI Limpa-Lambung Melalui Metode Akupuntur Dengan Titik Qihai (CV 6) Dan Sanyinjiao (SP 6) Serta Herbal Buah Malaka (Phyllanthus Emblica L.) Dan Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
title_short Penanganan Leukorrhea Dengan Sindrom Defisiensi QI Limpa-Lambung Melalui Metode Akupuntur Dengan Titik Qihai (CV 6) Dan Sanyinjiao (SP 6) Serta Herbal Buah Malaka (Phyllanthus Emblica L.) Dan Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
title_full Penanganan Leukorrhea Dengan Sindrom Defisiensi QI Limpa-Lambung Melalui Metode Akupuntur Dengan Titik Qihai (CV 6) Dan Sanyinjiao (SP 6) Serta Herbal Buah Malaka (Phyllanthus Emblica L.) Dan Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
title_fullStr Penanganan Leukorrhea Dengan Sindrom Defisiensi QI Limpa-Lambung Melalui Metode Akupuntur Dengan Titik Qihai (CV 6) Dan Sanyinjiao (SP 6) Serta Herbal Buah Malaka (Phyllanthus Emblica L.) Dan Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
title_full_unstemmed Penanganan Leukorrhea Dengan Sindrom Defisiensi QI Limpa-Lambung Melalui Metode Akupuntur Dengan Titik Qihai (CV 6) Dan Sanyinjiao (SP 6) Serta Herbal Buah Malaka (Phyllanthus Emblica L.) Dan Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
title_sort penanganan leukorrhea dengan sindrom defisiensi qi limpa-lambung melalui metode akupuntur dengan titik qihai (cv 6) dan sanyinjiao (sp 6) serta herbal buah malaka (phyllanthus emblica l.) dan meniran (phyllanthus niruri l.)
publishDate 2010
url https://repository.unair.ac.id/120449/1/KKA%20KK%20FK%20PT%2005%2011%20NIS%20P...SEC.pdf
https://repository.unair.ac.id/120449/
http://www.lib.unair.ac.id
_version_ 1762032256669450240
spelling id-langga.1204492023-03-10T08:39:45Z https://repository.unair.ac.id/120449/ Penanganan Leukorrhea Dengan Sindrom Defisiensi QI Limpa-Lambung Melalui Metode Akupuntur Dengan Titik Qihai (CV 6) Dan Sanyinjiao (SP 6) Serta Herbal Buah Malaka (Phyllanthus Emblica L.) Dan Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Desy Mas'ulatun Nisa', - Including massage, exercise, occupational therapy, hydrotherapy, phototherapy, radiotherapy, thermotherapy, electrotherapy Leukorrhea merupakan sekresi eairan yang berlebihan pada organ kewanitaan. Umumnya semua wanita pemah mengalami hal tersebut. Banyak yang menganggap ini merupakan hal yang wajar karena masih minimnya pengetahuan tentang eara mengatasi hal tersebut. Namun, ketidakwajaran eairan yang dikeluarkan membuat keresahan dan ketidaknyamanan tersendiri pada penderitanya. Bagi para perempuan yang men gal ami hal seperti ini membuat kurangnya rasa pereaya diri dan terus mengeluh dengan gejala yang dialami. Seiring dengan berkembangnya zaman, para perempuan wajib mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah kewanitaan, baik itu seeara fisiologis maupun patologis. Dalam tugas akhir kali ini akan dibahas tentang kasus leukorrhea meliputi penyebab, gejala, pengobatan serta peneegahannya menurut teori seeara konvensional dan tradisional. Tujuannya untuk memberikan pengetahuan bagi para pembaea umumnya dan bagi para akupunkturis dalam melakukan terapi untuk mengatasi leukorrhea. Dalam kasus ini, pasien mengalami leukorrhea eukup kronis. Leukorrhea baru disadari sejak pasien memasuki perguruan tinggi. Pasien sering mengeluh dengan gejala yang dialami seperti keluamya eairan keputihan yang eukup banyak, rasa gatal dan bau tidak sedap pada organ kewanitaan. Dalam kondisi stres, eairan yang dikeluarkan semakin bertambah dengan konsistensi lebih pekat dan bau tidak sedap. Jika keputihan kerap melanda, pasien dapat ganti pakaian dalam sekitar 3-5 kali sehari. Tak jarang pula di kesehariannya pasien memakai pembalut atau pantiliners untuk menampung eairan keputihannya agar tidak mengotori eelana. Metode yang digunakan untuk mengatasi leukorrhea dalam kasus ini menggunakan terapi akupuntur yang dikombinasikan dengan terapi herbal. Diagnosa menurut konvensial karena faktor stres dan lingkungan yang kurang kondusif Sedangkan diagnosa seeara tradisional karena sindroma defisiensi qi limpa dan lambung. Adapun titik-titik yang digunakan antara lain Sanyinj iao (SP 6), Qihai (CV 6), Zusanli (ST 36), Taiehong (LV 3), dan Taixi (KI 3) yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien. Terapi herbal menggunakan dekokta dari simplisia buah malaka ( Phyllanthus emblica L.) dan meniran (Phyllanthus niruri L.) yang efektif sebagai antioksidan, anti bakteri dan anti fungal. Perawatan dilakukan seeara intensif selama 1 bulan dengan 3 kali seri. Hasil yang didapat dari kombinasi terapi akupuntur dengan terapi herbal menunjukkan perkembangan membaik dari kondisi pasien. Perkembangan terlihat bertahap naik dan turun. Pada seri terapi pertama belum menunjukkan adanya perkembangan membaik. Pada seri terapi berikutnya perkembangan membaik mulai terlihat dengan adanya nafsu makan semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan kualitas dan kuantitas eairan yang disekresikan semakin baik Gejala yang dialami pasien sedikit berkurang seperti rasa gatal dan bau tidak sedap dapat diatasi. Tentunya dengan komunikasi, informasi dan edukasi yang jelas terhadap pasien. Dari hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa leukorrhea tidaklah bisa dihentikan secara drastis. Namun, gejala yang ditimbulkan dapat diatasi dengan cara pengobatan dan pencegahan. Terapi akupuntur bertindak dalam pengobatan dari dalam tubuh dengan meningkatkan qi dan menyeimbangkan kondisi organ dalam tubuh. Sedangkan Terapi herbal bertindak sebagai antibiotik dan meningkatkan sistem imun tubuh dalam me1awan patogen. Kombinasi antara terapi akupuntur dengan herbal menunjukkan hasil yang memuaskan dalam mengatasi leukorrhea. 2010 Thesis NonPeerReviewed text en https://repository.unair.ac.id/120449/1/KKA%20KK%20FK%20PT%2005%2011%20NIS%20P...SEC.pdf Desy Mas'ulatun Nisa', - (2010) Penanganan Leukorrhea Dengan Sindrom Defisiensi QI Limpa-Lambung Melalui Metode Akupuntur Dengan Titik Qihai (CV 6) Dan Sanyinjiao (SP 6) Serta Herbal Buah Malaka (Phyllanthus Emblica L.) Dan Meniran (Phyllanthus Niruri L.). Tugas Akhir D3 thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA. http://www.lib.unair.ac.id