Perbandingan Antara Pemeriksaan Sitologi Aspirasi Jarum Halus Dan Sitologi Imprint Pada Tonjolan Tunggal Tiroid

Latar belakang. Pemeriksaan BAJAH sebelum operasi telah lama digunakan secara luas pada tonjolan tiroid untuk rnenentukan tindakan operasi yang akan dilakukan. Perneriksaan ini memiliki keterbatasan yang diharapkan dapat dikurangi dengan pemeriksaan potong beku saat operasi, Saar ini pemeriksaan pot...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Dwi Hari Susilo
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
Published: 2004
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/120557/1/PPDS.IB.33-10%20Sus%20p.pdf
https://repository.unair.ac.id/120557/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
Description
Summary:Latar belakang. Pemeriksaan BAJAH sebelum operasi telah lama digunakan secara luas pada tonjolan tiroid untuk rnenentukan tindakan operasi yang akan dilakukan. Perneriksaan ini memiliki keterbatasan yang diharapkan dapat dikurangi dengan pemeriksaan potong beku saat operasi, Saar ini pemeriksaan potong beku tidak lagi dilakukan secara rutin pada semua penderita dengan tonjolan tunggal tiroid karena tidak member' nilai tambab yang berarti dibandingkan dengan biayanya yang mahal, perlu peralatan khusus dan memerlukan waktu yang lama. Sitologi imprint diharapkan menjadi alternatifuntuk meningkatkan nilai diagnostik pada tonjolan tunggal Tujuari. Mernbandingkan antara akura.st, sensitifitas, spesifisitas, nilai ramal positif serta nilai ramal negatif pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus dan sitologi imprint pada tonjolan tunggal timid dengan pemeriksaan histopatologis sebagai gold standard. Metode. Penelitian ini melibatkan 25 orang penderita dengan tonjolan tunggal tiroid yang dilakukan operasi di Scksi Bedah kepala Leber, SMF itmu Bedah RSUI) dr. Soctomo yang sebelumnya telah dilakukan pemeniksaan BAJAH. Pada saat operas', dilakukan pemeriksaan sitologi imprint dal.' spesimen operasi, selanjutnya dilakukan pemeriksaan histopatologis dari spesimen operasi tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan April-Juli 2004. HasiI. Pada penelitian ini didapatkan pemeriksaan BAJAH memiliki sensitifitas 20 %, spesifisitas 100 %, nilai ramal positif 100 %, nilai ramal negatif 83,33 %, akurasi 84 %, sedangkan sitologis imprint meiliki sensitifitas 40 %, spesifisitas 100 %, nilai ramal positif 100 %, nilai ramal negatif 86,96 % dan akurasi 88 %. Dua penderita karsinoma folikuler dan 1 karsinoma papiler pada pemeriksaan histopatologis, tidak dapat dideteksi pada pemeriksaan BAJAH maupun sitologis imprint. Satu karsinoma papiler pada pemeriksaan histopatologis, tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan BAJAH tapi dapat dideteksi dengan pemeriksaan sitologis imprint. Keganasan tiroid didapatkan pada 20 % dari penderita pada penelitian ini, 60 % diantaranya karsinoma papiler dan 40 % karsinoma folikuler. Kesimpulan. Pcmcriksaan sitologis imprint memiliki akurasi, sensitifitas dan nilai ramal negatif lebih besar dari pada BAJAH sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan nilai diagnostik pada tonjolan tunggal tiroid, khususnya bila pemeriksaan potong beku tidak memungkinkan atau pada penderita yang tidak mau dilakukan pemeriksaan BAJAH sebelum operas'.