Pengaruh Oksigen Hiperbarik sebagai Stresor terhadap Kadar Kortisol Darah pada Siswa Sekesal

Pelaksanaan penelitian bertempat di LAKESLA dengan menggunakan RUBT. Sampel penelitian adalah siswa-siswa SEKESAL yang dipilih secara systematic random sampling, dengan kriteria :.pria, usia 25-40 tahun, lobos tes psikologi, sehat, serta memiliki ritme dan jenis kegiatan yang sama. Selanjutnya sampe...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Ni Putu Sudewi, -
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2001
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/121129/1/KKA%20KK%20TKD%2020-01%20Sud%20%20p.pdf
https://repository.unair.ac.id/121129/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Pelaksanaan penelitian bertempat di LAKESLA dengan menggunakan RUBT. Sampel penelitian adalah siswa-siswa SEKESAL yang dipilih secara systematic random sampling, dengan kriteria :.pria, usia 25-40 tahun, lobos tes psikologi, sehat, serta memiliki ritme dan jenis kegiatan yang sama. Selanjutnya sampel dibagi menjadi 3 kelompok secara :teak, yaitu : kelompok I (kontrol) yang menghirup udara atmosfer, kelompok II yang menghirup 02 mumi dengan tekanan 1,7 ATA clan kelompok III yang menglurup 02 niumi dengan tekanan 2,4 ATA. Masing-masing kelompok terpapar selama 5 Mari berturut-turut, dengan durasi harian 3 X 30 =nit interval 5 menit dengan menghirup udara atmosfer. Pengambilan sampel darah dilakukan pada liari I sebelum sampel masuk RUBT (pukul 06.00) seba9.ai kadar kortisol awal, had I setelah keluar dari RUBT (pukul 08.00), dan hari V setelah keluar clari RUBT (pukul 08.00). • Analisis statistik mcnunjukkan bahwa dibandingkan kontrol (7,260 ± 2,162 uW(11), kadar kortisol pacla kelompok II (8,587 ± 2,373 ug/dl) meningkat berniakna pada bari V (p = 0,014), sedangkan kadar kortisol pada kelompok III (10,087 ± 2,741 ug/di) meningkat bermakna setelah paparan hari I (p = 0,003). Perbandingan kadar kortisol darah setelah paparan hari I dan hari V pada kelompok Kontrol tidak menunjukkan perbedaan bcrmakna (p = 0,384), kelompok II menunjukkan perbedaan bermakna (p - 0,007), sedangkan kelompok III tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p = 0,740). Perubahan kadar kortisol awal dengan kadar kortisol hari I antara kontrol dan kelompok III (p = 0,060) menunjukkan perbedaan yang lebih bermakna dibandingkan antara kontrol dan kelompok II (p-0,494), sedangkan perubahan kadar kortisol hari dengan hari V antara kontrol dan kelompok II (p=0,124) lebih bermakna dibanding antara kontrol dan kelompok HI (p=0,486). Dari ketiga analisis di atas disimpulkan bahwa paparan tunggal ORB dengan tekanan 2,4 ATA telah mampu meningkatkan kadar kortisol secara bermakna dibandingkan kontrol, namun OFIB dengan tekanan 1,7 ATA membutuhkan 5 kali paparan untuk meningkatkan kadar kortisol darah secara bermakna dibandingkan kontrol.