Studi Banding Pengaruh Adjuvan Parafin-Lanolin dan Montanide Isa 206 dalam Vaksin Septicaemia Epizootica terhadap Respon Imun pada Kelinci
Vaksinasi adalah cara yang terbaik untuk mengatasi penyakit SE. Dalam praktek tipe vaksin SE yang banyak di pergunakan adalah vaksin SE adjuvan parafin-lanolin karena dinilai paling baik. Tetapi vaksin ini terlalu kental sehingga menimbulkan masalah berupa kebengkakan ditempat suntikan dan kesulitan...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
1999
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/121226/1/KKA%20KK%20TKD%2024-00%20Int%20s.pdf https://repository.unair.ac.id/121226/ http://www.lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
Summary: | Vaksinasi adalah cara yang terbaik untuk mengatasi penyakit SE. Dalam praktek tipe vaksin SE yang banyak di pergunakan adalah vaksin SE adjuvan parafin-lanolin karena dinilai paling baik. Tetapi vaksin ini terlalu kental sehingga menimbulkan masalah berupa kebengkakan ditempat suntikan dan kesulitan pada waktu penyuntikan. Oleh karena itu perlu dicari adjuvan yang dapat membuat vaksin lebih encer dan mempunyai respon imun juga baik atau bahkan lebih baik.
Dewasa ini telah ditemukan adjuvan montanide ISA 206 yang dapat menghasilkan vaksin yang lebih encer dan menimbulkan respon imun yang baik.
Penelitian telah dilakukan oleh penulis untuk membandingkan pengaruh adjuvan parafin-lanolin dengan adjuvan montanide ISA 206 dalam vaksin SE terhadap respon imun pada kelinci. Untuk itu dibuat dua formula vaksin SE dari sumber suspensi kuman P.aulto-cida yang sama. Formula I dengan adjuvan parafin-lanolin dan for-mula II dengan adjuvan montanide ISA 206.
Kelinci dibagi dalam 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor. Kelompok I disuntik dengan vaksin SE adjuvan parafin-lanolin (P1). Kelompok II disuntik dengan vaksin SE montanide ISA 206 (P2) dan kelompok III sebagai kontrol (P3).
Titer antibodi diperiksa dengan ELISA pada minggu I,II,III dan IV. Daya proteksi diperiksa dengan uji perlindungan pasif pada minggu IV dan ukuran pusat germinal kelenjar limfe dan limps diamati pada minggu IV pules.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ada peningkatan ukuran pusat germinal kelenjar limfe dan limpa yang nyata pada penyun-tikan vaksin SE parafin-lanolin maupun pada penyuntikan vaksin SE Montanide ISA 206. Tetapi tidak ada perbedaan pengaruh yang nyata diantara kedua jenis adjuvan tersebut.
Titer antibodi pada minggu I belum menunjukkan kenaikan. Tetapi mulai pada minggu II sampai minggu IV terdapat kenaikan titer antibodi yang nyata pada P1 maupun P2. Demikian juga ada perbedaan kenaikan titer antibodi yang nyata antara P1 dan P2 dimana P2 lebih tinggi dari pada P1.
Uji perlindungan pasif menunjukkan bahwa P1 (95%) dan P2 (100%) lebih tinggi secara nyata dari P3 (0%), sedangkan P1 dan P2 tidak berbeda nyata.
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada vaksin SE adjuvan montanide ISA 206 mempunyai pengaruh respon imun yang lebih baik dari pada adjuvan parafin-lanolin. |
---|