Profil Morfologi Cacing Haemonchus sp. dan Mecistosirrus digitatus dengan Pewarnaan Carmine dan Scanning Electron Microscope (SEM)

Telah dilakukan eksplorasi terhadap cacing Mecistocirrus digitatus clan Haemonchus sp. yang menginfeksi sapi ras Madura dan PO (Peranakan Ongole). Kedua spesies cacing tersebut memiliki beberapa kesarman, diantaranya mempunyai "barber's pole", rongga bukal kecil dengan gigi kecil yan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: HALIMAH PUSPITAWATI, -
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2001
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/121318/1/KKA%20KK%20TKD%2036-01%20Pus%20%20p.pdf
https://repository.unair.ac.id/121318/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Telah dilakukan eksplorasi terhadap cacing Mecistocirrus digitatus clan Haemonchus sp. yang menginfeksi sapi ras Madura dan PO (Peranakan Ongole). Kedua spesies cacing tersebut memiliki beberapa kesarman, diantaranya mempunyai "barber's pole", rongga bukal kecil dengan gigi kecil yang disebut lanset, memiliki servikal papil, cacing jantan memiliki bursa kopulatrik, bersifat hematophagus dan habitatnya di abomasum. Informasi mengenai Haemonchus sp. sudah cukup banyak, namun untuk cacing M digitatus terutama di. RPH Pegirian dan umumnya di Indonesia masih sedildt Sebanyak 40 buah abomasum sapi ras PO, dan 36 abomasum sapi ras Madura yang dipotong di RPH Pegirian dibedah untuk diperiksa dan diidentifikasi cacing yang diduga M digitatus atau Haemonchus sp. Eksplorasi dilakukan pada cacing dewasa, telur dan larva stadium 1 (L1). Metode yang digunakan adalah pewamaan carmine pada cacing dewasa; pengamatan telur dan larva hasil inkubasi; dan Scanning Electron Microscope (SEM) cacing dewasa, telur dan L1. Sebagai pembanding cacing Haemonchus, dilakukan jugs SEM dan Fewamaan. carmine pada Haemonchus sp. asal abomasum kambing/domba. Setelah pewamaan carmine pada cacing dewasa, dilAnjutkan dengan pengukuran panjang tubuh, jarak vulva dari ujung posterior dan panjang spikula. SEM yang dibAsilkan dalam bentuk foto beberapa bagian spesifik cacing akar), sangat menunjAng penentuan identifikasi, terutama penentuan/identifikasi pada spesies cacing Haemonchus. Hasil eksplorasi tersebut adalah • panjang caeing betinft M digitatus 29,7 ± 1,5 mm, racing jantan 21,2 ± 0,9 mm, jarak vulva dari ujung posterior 0,57 ± 0,23 mm. Sedangkan haemonchus dari abomasum sapi adalah H sirnilis dengan panjang tubuh awing betina 14,7 + 1,6 mm, racing jantan 10,7 ± 1,0 mm, jarak vulva dari ujung posterior 2,59 0,23 mm, dim panjang spikula 0,35 ± 0,09 mm. Spesies Haemonchus yang dimbil dari abomasum kambing/domba adalah. H. contortus. Ukuran telur M digitatus 111,12 - 125,01 x 56,57 - 70,39 pm, telur H contortus 75,70 - 89,04 x 37, 22 - 51, 12 tint Panjang L1 M digitatus 0,57 ± 0,02 mm, sedangkan Li H contortus 0,35 ± 0,02 ram. Analisis Chi-square untuk mengetahui pengarulthisosiasi jumlah cacing terhadap ras sapi memberikan hasil tidak ada pengaruh/asosiasi jurnlab cacing terhadap ras sapi. Demikian pula sebaliknya tidak ada pengaruhlasosiasi antara ras sapi dengan kejadian kecacingan di abomasum. Ultrastruktur (basil SEM) cacing dewasa M digitatus pada bagian anterior synlophe berkesan lipatan sirkuler. Ultrastruktur H. similis cacing dewasa, bagian anterior synlophe dengan ridge (tonjolan) tumpul mirip bush paria, bagian posterior Lulus dengan lekukan yang tidak tajam. Sebaliknya ultrastruktur H. contortus cacing dewasa, bagian anterior synlophe dengan ridge tajam mirip bush gambas (oyong). Uhrastruktur telur digitatus dinding telur terdapat selaput tipis hAlus, sedangkan telur H. contortus bertekstur kasar. Untuk SEM L1 baik Mi digitatus maupun L1 H contortus ultrastruktur tubuh larva sulit dibedakan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sapi ras Madura dan PO yang dipotong di RPH Pegirian terinfeksi cacing M digitatus don H similis dengan populasi M digitatus jauh lebih dominan Sedang spesies Haemonchus yang menginfeksi aboma Rim kambing/domba adalah H. contortus. Mengingat dominasi M digitatus pada sapi maka perlu penelitian lebih lanjut mengenai patogenesa, kerugian ekonomi dan epidemiologi Scanning electron microscope sangat menunjang dalam penentuan spesies dengan melihat ultmstruktur cacing dewasa, sedangkan dengan melihat ultrastruktur L1 sulit dibedakan. Untuk ini perlu penelitian Ianjut SEM pada L3 (infektif ).