PERBANDINGAN LAMA WAKTU KESEMBUHAN LUKA INFEKSI Staphylococcus aureus DENGAN PEMBERlAN MADU, OKSITETRASIKLIN DAN SULFANILAMIDE SECARA TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
Penelitian ini menggunakan 68 ekor tikus putih betina dengan umur ± 3 bulan, kemudian dibagi menjadi dua yaitu 36 ekor untuk penentuan dosis pengeneeran terendah dari kuman yang menginfeksi 100% tikus dan 32 ekor terdiri dari empat perlakuan dengan delapan ulangan. lnfeksi buatan dilakukan dengan me...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
1999
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/121843/1/ISWAN%20HARYANTO.pdf https://repository.unair.ac.id/121843/ http://lib.unair.ac.id/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
Summary: | Penelitian ini menggunakan 68 ekor tikus putih betina dengan umur ± 3 bulan, kemudian dibagi menjadi dua yaitu 36 ekor untuk penentuan dosis pengeneeran terendah dari kuman yang menginfeksi 100% tikus dan 32 ekor terdiri dari empat perlakuan dengan delapan ulangan. lnfeksi buatan dilakukan dengan menginsisi sepanjang ± 1 em dengan kedalaman hingga mencapai m. Longissimus dorsi, kemudian menginokulasikan kuman Staphylococcus aureus sesuai dengan dosis pengenceran yang telah dilakukan sebelumnya, sebanyak satu tetes pipet pasteur (0,05 cc). Setelah timbul gejala klinik berupa kebengkakan disertai nanah yang berwarna kekuningan pada luka kemudian dilakukan perlakuan. Perlakuan A luka dibiarkan tanpa diobati, perlakuan B luka diobati dengan madu, perlakuan C luka diobati dengan Oksitetrasiklin, perlakuan 0 luka diobati dengan Sulfanilamide. Pengobatan dilakukan tiga kali sehari (dengan interval ± 8 jam) sampai sembuh. Pengamatan dilakukan sa at melakukan pengobatan. Desain yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) yang terbagi menjadi empat perlakuan dan delapan ulangan. Data hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan sidik ragam kemudian jika terdapat pengaruh dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil percobaan menunjukkan perbedaan yang sangat nyata diantara keempat kelompok perlakuan (P< 0,01) dengan lama waktu kesembuhan luka infeksi pad a perlakuan A adalah 12,87 ± 1,4577 hari, perlakuan B 3,62 ± 0,5174 hari, perlakuan C 7,12 ± 0,7439 hari dan perlakuan 0 8,50± 1,069. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perlakuan B menunjukkan waktu kesembuhan yang paling cepat diantara ketiga perlakuan lainnya. |
---|