VIABILITAS OOSIT SAPI SETELAH PROSES VITRIFIKASI DENGAN KRIOPROTEKTAN YANG BERBEDA

Metode vitrifikasi merupakan alternatif kriopreservasi oosit yang terus diteliti dan dikembangkan karena tekniknya lebih efisien, lebih murah, lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan metode vitrifikasi serta mengetahui macam...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: RIMAYANTI, -
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2001
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/122070/1/RIMAYANTI_.pdf
https://repository.unair.ac.id/122070/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Metode vitrifikasi merupakan alternatif kriopreservasi oosit yang terus diteliti dan dikembangkan karena tekniknya lebih efisien, lebih murah, lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan metode vitrifikasi serta mengetahui macam krioprotektan dan lama waktu pemaparan krioprotektan yang paling sesuai untuk proses vitrifikasi oosit, sehingga bermanfaat untuk kepentingan pengembangan bioteknologi di dunia peternakan dan sebagai model kriopreservasi oosit bagi program TVFpada manusia. Penelitian ini menggunakan krioprotektan 40% Etilen Glikol + 0,3M Sukrosa (EG+S) ; 40% Etilen Glikol + 0,3M Sukrosa + 6% Bovine Serum Albumin (EG+S+BSA) ; 40% 1,2 Propanediol + 0,3M S (PROH+S) ; 40% PROH + 0,3M S + 6% BSA (PROH+S+BSA), sebagai medium vitrifikasi. Sebagai sampel digunakan oosit sapi hasil aspirasi oosit dari ovarium yang berasal dari RPH Pegirian Surabaya dan telah mengalami maturasi in vitro. Sebanyak 366 oosit hasil maturasi in vitro ini mendapatkan 12 perlakuan dalam 4 macam krioprotektan dengan lama waktu pemaparan 10, 20, 30 menit pada suhu ruangan. Masing-masing kelompok perlakuan ini ditempatkan ke dalam ministraw yang sudah dilakukan OPS (Open Pulled Straw), dan langsung dicelupkan ke dalam nitrogen cair. Setelah dibekukan selama 2-4 minggu, dilakukan thawing atau pencairan kembali dalam penangas air 30°C, kemudian pembilasan krioprotektan 2 x dengan 0,5 M sukrosa, dan diamati di bawah mikroskop. Parameter yang diukur adalah persentase oosit dengan morfologi normal dan persentase oosit hidup. Penilaian morfologis normal menggunakan mikroskop invert berdasarkan pada plasma membran yang intak, ooplasma bergranulasi homogen, zona pelusida dan ooplasma berbatas jelas. Sedangkan penilaian terhadap oosit yang hidup berdasarkan pada pengamatan di bawah mikroskop fluoresen dengan pewarnaan propidium iodide. Gambaran yang terlihat adalah bila oosit hidup, ooplasmanya tidak akan menyerap warna (putih) dan bila oosit mati, ooplasmanya berwarna merah.