Pengaruh Selenium Terhadap Kematian Embryo Telur Ayam Bertunas

Di negara kita yang termasuk negara yang sedang berkembang, pada saat ini peningkatan jumlah bahan makanan yang tersedia belum bisa mengimbangi peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Naiknya pendapatan per kapita dan kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih tinggi akan meningkatkan pula kes...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Yudiani, -
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 1987
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/122142/1/FULLTEXT%20-%20YUDIANI.pdf
https://repository.unair.ac.id/122142/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
id id-langga.122142
record_format dspace
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
continent Asia
country Indonesia
Indonesia
content_provider Universitas Airlangga Library
collection UNAIR Repository
language Indonesian
topic SF481-507 Poultry. Eggs
spellingShingle SF481-507 Poultry. Eggs
Yudiani, -
Pengaruh Selenium Terhadap Kematian Embryo Telur Ayam Bertunas
description Di negara kita yang termasuk negara yang sedang berkembang, pada saat ini peningkatan jumlah bahan makanan yang tersedia belum bisa mengimbangi peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Naiknya pendapatan per kapita dan kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih tinggi akan meningkatkan pula kesadaran tentang arti pentingnya gizi. Sehingga permintaan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi pun akan mengalami peningkatan, seperti bahan makanan yang berup·a daging, susu dan telur. Kebutuhan protein hewani yang berasal dari daging untuk rakyat Indonesia pada saat ini masih berada dibawah normal. Dimana standar normal gizi nasional untuk protein hewani asal daging adalah 8,1 kilogram per tahun per orang. Sedangkan pada saat ini baru mencapai 4, 41 kilogram per tahun per orang. Dengan melihat kenyataan diatas maka usaha meningkatkan produksi ternak baik ternak besar maupun ternak kecil perlu digalakkan. Dalam usaha meningkatkan populasi ternak untuk dapat memenuhi kebutuhan protein hewani, maka usaha meningkatkan populasi ternak ayam merupakan salah satu cara yang tepat. Karena ayam dapat berkembang biak lebih cepat diband.ing ternak yang lainnya. Dan secara ekonomis harga daging ataupun telurnya lebih murah dibandingkan dengan daging asal ternak lainnya • Dalam pengembangan peternakan pada umumnya dan pengembangan peternakan ayam pada khususnya akan bisa tercapai dengan baik bila ditunjang oleh beberapa faktor antara lain makanan, bibit dan pengelolaan yang baik. Mineral merupakan unsur yang penting di dalam ransum. Dan selenium adalah salah satu unsur mineral yang sering digunakan sebagai campuran r $ sum ternak atau unggas. Dalam ransum unggas walaupun selenium merupakan salah satu unsur mineral yang penting tetapi bila kandungannya pada ransum berlebih atau diberikan dalam waktu lama dan terus menerus akan dapat menimbulkan keracunan, cacat dan kematian nada embryo ayam. Untuk mengetahui pengaruh selenium terhadap embryo ayam telah dilakukan penelitian dengan menggunakan 75 butir telur ayam "Bertunas yang berumur 5 hari . Sampel dalam hal ini dibagi menjadi tiga kelompok, yakni kelompok kontrol ( K ) yai tu telur ayam bertunas yang di suntik dengan 0,1 milliliter NaGl fisiologis, kelompok perlakuan pertama ( PI ) yaitu telur ayam bertunas yang disuntik dengan 0,1 milliliter larutan sodium selenite dalam konsentrasi o, 3 ~ar per million dan kelompok perlakuan kedua ( PII ) yaitu telur ayam bertunas yang disuntik dengan O, 2 milliliter larutan sodi urn se1eni te dalam konsentrasi O, 3 par permi11ion. Masing- masing kelompok percobaan ini menggunakan sampel se jum1ah 25 butir te1ur ayam bertunas. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan uji Chi Kwdrad, dan hasil yang diperoleh adalah s eb agai berikut: antara kelompok kontro1 ( K ) dengan kelompok p e£ 1akuan pertama ( PI ), hasi1 ya~g diperoleh untuk X2 hitung = 6,654 dan untuk x2 tabe1 ( db 1 ) taraf signifikansi 1% = 6,635. Dengan demikian didapatkan x2 hitung ) dari ~2 tabel. Ini berarti bahwa antara kelompok kontro1 ( K ) dengan kelompok perlakuan pertama ( PI ) terdapat perbedaan yang sangat nyata ( P ( 0,01 ) • Dan hipotesis alternatif diterima. Sedangkan antara kelompok kontrol ( K ) dengan kelompok perlakuan kedua ( PII ) diperoleh hasil x2 hitung = 14,67 dan x2 tabe 1 ( db 1 ) taraf signifikan(Ulsi 1% = 6, 635. Dengan demikian maka x2 hitung ) dari x2 tabel. Ini berarti bahwa antara kelompok kontro1 ( K ) dengan kelompok perlakuan kedua ( PII ) terdapat perbedaan yang sangat nyata ( P ( 0,01 ). Dau ini berarti hipotesis alternatif diterima. Antara kelompok perlakuan pertama ( PI ) dengan kelompok perlakuan kedua ( PII ), hasil yang diperoleh adalah untuk x2 hitung = 2,012 dan x2 tabel ( db 1 ) taraf signifikansi 1% = 6,635. Dari hasil ini dapat dilihat x2 hitung < dari x2 tabel. Ini berarti antara kelompok perlakuan pertama ( PI ) dengan kelompok perlakuan kedua ( PII ) tidak terdapat perbedaan yang nyata ( P ) 0,01 ). Prosentase kematian dari embryo pada telur- telur ayam bertunas pada ketiga kelompok percobaan ini adalah sebagai berikut: untuk kelompok kontrol ( K ) prosentase kematian embryonya adalah 8% , pada kelompok perlakuan pertama ( PI ) persentase kematian embryonya adalah 44% dan pada kelompok perlakuan kedua ( PII ) persentase kematian embr yonya adalah 64%· Dari hasil di atas dapat diperkirakan nilai lethal dose 50 ( LD 50 ) pada embryo telur ayam bertunas berumur 5 hari yang di - suntik dengan larutan sodium selenite dibagian kantong udaranya adalah pada konsentrasi 0,3 par permil l ion dengan dosis antara 0 ,1 milliliter sampai 0,2 milliliter.
format Theses and Dissertations
NonPeerReviewed
author Yudiani, -
author_facet Yudiani, -
author_sort Yudiani, -
title Pengaruh Selenium Terhadap Kematian Embryo Telur Ayam Bertunas
title_short Pengaruh Selenium Terhadap Kematian Embryo Telur Ayam Bertunas
title_full Pengaruh Selenium Terhadap Kematian Embryo Telur Ayam Bertunas
title_fullStr Pengaruh Selenium Terhadap Kematian Embryo Telur Ayam Bertunas
title_full_unstemmed Pengaruh Selenium Terhadap Kematian Embryo Telur Ayam Bertunas
title_sort pengaruh selenium terhadap kematian embryo telur ayam bertunas
publishDate 1987
url https://repository.unair.ac.id/122142/1/FULLTEXT%20-%20YUDIANI.pdf
https://repository.unair.ac.id/122142/
http://www.lib.unair.ac.id
_version_ 1762764109268385792
spelling id-langga.1221422023-04-05T02:08:49Z https://repository.unair.ac.id/122142/ Pengaruh Selenium Terhadap Kematian Embryo Telur Ayam Bertunas Yudiani, - SF481-507 Poultry. Eggs Di negara kita yang termasuk negara yang sedang berkembang, pada saat ini peningkatan jumlah bahan makanan yang tersedia belum bisa mengimbangi peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Naiknya pendapatan per kapita dan kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih tinggi akan meningkatkan pula kesadaran tentang arti pentingnya gizi. Sehingga permintaan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi pun akan mengalami peningkatan, seperti bahan makanan yang berup·a daging, susu dan telur. Kebutuhan protein hewani yang berasal dari daging untuk rakyat Indonesia pada saat ini masih berada dibawah normal. Dimana standar normal gizi nasional untuk protein hewani asal daging adalah 8,1 kilogram per tahun per orang. Sedangkan pada saat ini baru mencapai 4, 41 kilogram per tahun per orang. Dengan melihat kenyataan diatas maka usaha meningkatkan produksi ternak baik ternak besar maupun ternak kecil perlu digalakkan. Dalam usaha meningkatkan populasi ternak untuk dapat memenuhi kebutuhan protein hewani, maka usaha meningkatkan populasi ternak ayam merupakan salah satu cara yang tepat. Karena ayam dapat berkembang biak lebih cepat diband.ing ternak yang lainnya. Dan secara ekonomis harga daging ataupun telurnya lebih murah dibandingkan dengan daging asal ternak lainnya • Dalam pengembangan peternakan pada umumnya dan pengembangan peternakan ayam pada khususnya akan bisa tercapai dengan baik bila ditunjang oleh beberapa faktor antara lain makanan, bibit dan pengelolaan yang baik. Mineral merupakan unsur yang penting di dalam ransum. Dan selenium adalah salah satu unsur mineral yang sering digunakan sebagai campuran r $ sum ternak atau unggas. Dalam ransum unggas walaupun selenium merupakan salah satu unsur mineral yang penting tetapi bila kandungannya pada ransum berlebih atau diberikan dalam waktu lama dan terus menerus akan dapat menimbulkan keracunan, cacat dan kematian nada embryo ayam. Untuk mengetahui pengaruh selenium terhadap embryo ayam telah dilakukan penelitian dengan menggunakan 75 butir telur ayam "Bertunas yang berumur 5 hari . Sampel dalam hal ini dibagi menjadi tiga kelompok, yakni kelompok kontrol ( K ) yai tu telur ayam bertunas yang di suntik dengan 0,1 milliliter NaGl fisiologis, kelompok perlakuan pertama ( PI ) yaitu telur ayam bertunas yang disuntik dengan 0,1 milliliter larutan sodium selenite dalam konsentrasi o, 3 ~ar per million dan kelompok perlakuan kedua ( PII ) yaitu telur ayam bertunas yang disuntik dengan O, 2 milliliter larutan sodi urn se1eni te dalam konsentrasi O, 3 par permi11ion. Masing- masing kelompok percobaan ini menggunakan sampel se jum1ah 25 butir te1ur ayam bertunas. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan uji Chi Kwdrad, dan hasil yang diperoleh adalah s eb agai berikut: antara kelompok kontro1 ( K ) dengan kelompok p e£ 1akuan pertama ( PI ), hasi1 ya~g diperoleh untuk X2 hitung = 6,654 dan untuk x2 tabe1 ( db 1 ) taraf signifikansi 1% = 6,635. Dengan demikian didapatkan x2 hitung ) dari ~2 tabel. Ini berarti bahwa antara kelompok kontro1 ( K ) dengan kelompok perlakuan pertama ( PI ) terdapat perbedaan yang sangat nyata ( P ( 0,01 ) • Dan hipotesis alternatif diterima. Sedangkan antara kelompok kontrol ( K ) dengan kelompok perlakuan kedua ( PII ) diperoleh hasil x2 hitung = 14,67 dan x2 tabe 1 ( db 1 ) taraf signifikan(Ulsi 1% = 6, 635. Dengan demikian maka x2 hitung ) dari x2 tabel. Ini berarti bahwa antara kelompok kontro1 ( K ) dengan kelompok perlakuan kedua ( PII ) terdapat perbedaan yang sangat nyata ( P ( 0,01 ). Dau ini berarti hipotesis alternatif diterima. Antara kelompok perlakuan pertama ( PI ) dengan kelompok perlakuan kedua ( PII ), hasil yang diperoleh adalah untuk x2 hitung = 2,012 dan x2 tabel ( db 1 ) taraf signifikansi 1% = 6,635. Dari hasil ini dapat dilihat x2 hitung < dari x2 tabel. Ini berarti antara kelompok perlakuan pertama ( PI ) dengan kelompok perlakuan kedua ( PII ) tidak terdapat perbedaan yang nyata ( P ) 0,01 ). Prosentase kematian dari embryo pada telur- telur ayam bertunas pada ketiga kelompok percobaan ini adalah sebagai berikut: untuk kelompok kontrol ( K ) prosentase kematian embryonya adalah 8% , pada kelompok perlakuan pertama ( PI ) persentase kematian embryonya adalah 44% dan pada kelompok perlakuan kedua ( PII ) persentase kematian embr yonya adalah 64%· Dari hasil di atas dapat diperkirakan nilai lethal dose 50 ( LD 50 ) pada embryo telur ayam bertunas berumur 5 hari yang di - suntik dengan larutan sodium selenite dibagian kantong udaranya adalah pada konsentrasi 0,3 par permil l ion dengan dosis antara 0 ,1 milliliter sampai 0,2 milliliter. 1987 Thesis NonPeerReviewed text id https://repository.unair.ac.id/122142/1/FULLTEXT%20-%20YUDIANI.pdf Yudiani, - (1987) Pengaruh Selenium Terhadap Kematian Embryo Telur Ayam Bertunas. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA. http://www.lib.unair.ac.id