Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia Berdasarkan Analisa Data Sekunder SDKI Tahun 2017

Latar Belakang: Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan penyebab utama angka kematian neonatal di Indonesia yang tergolong tinggi yaitu 15/1000 kelahiran hidup. Beberapa provinsi di Indonesia belum memenuhi target nasional untuk BBLR yang didominasi oleh provinsi dengan mayoritas wilayah perdesaan....

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Noki Rieke Diah Ayu Yuwana, -, Trias Mahmudiono, -, Mahmud Aditya Rifqi, -
Format: Article PeerReviewed
Language:English
English
English
Published: Universitas Airlangga 2022
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/124925/1/C59_Artikel.pdf
https://repository.unair.ac.id/124925/2/C59_Turnitin.pdf
https://repository.unair.ac.id/124925/3/C59_Validasi.pdf
https://repository.unair.ac.id/124925/
https://e-journal.unair.ac.id/MGK
https://doi.org/10.20473/mgk.v11i2.2022.451-457
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
English
Description
Summary:Latar Belakang: Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan penyebab utama angka kematian neonatal di Indonesia yang tergolong tinggi yaitu 15/1000 kelahiran hidup. Beberapa provinsi di Indonesia belum memenuhi target nasional untuk BBLR yang didominasi oleh provinsi dengan mayoritas wilayah perdesaan. Kejadian BBLR berhubungan dengan banyak faktor risiko baik dari karakteristik ibu, bayi dan sosio-demografi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan BBLR di Indonesia. Metode: Penelitian menggunakan desain studi cross-sectional dengan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017. Jumlah responden yaitu 13.473 wanita berusia 15-49 tahun yang melahirkan dalam 5 tahun sebelum survei dan memenuhi semua variabel penelitian. Analisis yang dilakukan meliputi analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden serta uji regresi logistik dan chi-square untuk menentukan faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian BBLR. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR yaitu pendidikan ibu (OR=1,3; 95%CI=1,16-1,53; p<0,01), frekuensi kunjungan antenatal/K4 (OR=1,59; 95%CI=1,25-2,02;p<0,01) dan tempat tinggal (OR=0,86; 95%CI=0,75-0,99;p=0,03). Akan tetapi hasil tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara usia ibu, paritas, jarak kehamilan, jenis kelamin bayi, pekerjaan ibu dan kunjungan antenatal pertama/K1. Kesimpulan: Pendidikan ibu, K4 dan tempat tinggal berhubungan dengan kejadian BBLR di Indonesia sehingga diperlukan program untuk memperbaiki pelayanan antenatal terutama pada ibu yang tergolong pendidikan rendah pada wilayah pedesaan.