KANDUNGAN KIMIA DAN BIOAKTIVITAS TANAMAN BINAHONG (ANREDERA CORDIFOLIA)
Tanaman Binahong (Anredera cordifolia) adalah tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Tanaman ini oleh masyarakat Indonesia biasa dipakai untuk mempercepat penyembuhan luka, baik luka karena operasi, luka terbuka, luka karena gigitan bunatang dan luka-luka kecil lainnya. Penelitian di luar negeri m...
Saved in:
Main Authors: | , , , |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
Departemen Farmakognosi dan Fitokimia FAKULTAS FARMASI
2009
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/126478/1/KANDUNGAN%20KIMIA%20DAN%20BIOAKTIVITAS%20TANAMAN%20BINAHONG.pdf https://repository.unair.ac.id/126478/ http://lib.unair.ac.id/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English |
Summary: | Tanaman Binahong (Anredera cordifolia) adalah tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Tanaman ini oleh masyarakat Indonesia biasa dipakai untuk mempercepat penyembuhan luka, baik luka karena operasi, luka terbuka, luka karena gigitan bunatang dan luka-luka kecil lainnya. Penelitian di luar negeri membuktikan ekstrak air dari akar tanaman ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif. Aktivitas tanaman Anredera leptosachys, salah satu tanaman yang termasuk satu famili dengan binahong yaitu Basellacea ini terbukti memiliki aktivitas antinosisptik yaitu analgesik, penekan saraf pusat dan antiiflamasi. Tanaman lain yang temasuk dalam famili Basellacea yaitu Anredera diffusa, terbukti memiliki efek wound-healing atau penyembuh luka. Dengan pendekatan kemotaksonomi, bahwa tanaman yang terletak pada satu tingkatan takson yang sama, banyak memiliki kesamaan dalam hal kandungan kimia dan bioaktivitas. Penelitian mengenai kandungan kimia dan aktivitas tanaman binahong secara ilmiah masih sangat jarang. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan diketahui kandungan kimia dan aktivitas tanaman binahong antara lain sebagai antimikroba, analgesik, penekan susunan saraf pusat dan antiinflamasi. Diharapkan, dengan mengertahui kandungan senyawa marker dan bioaktivitasnya, maka penggunaan tanaman ini bisa dilanjutkan menjadi Obat Herbal Terstandar tentu setelah dilakukan standarisasi bahan baku, uji toksisitas dan uji efek samping lainnya. Perjalan untuk menjadi fitofarmaka masih sangat jauh. Akan tetapi dengan adanya penelitian pendahuluan ini, diharapkan akan menjadi langkah awal untuk membuka pintu pemanfaatan tanaman asli Indonesia menjadi obat yang bias dipertanggungjawabkan efektifitas dan keamanannya. |
---|