TEKNIK KULTUR Tetraselmis chuii DALAM SKALA LABORATORIUM DI PT. CENTRAL PERTIWI BAHARI, REMBANG, JAWA TENGAH

Pakan merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya perikanan, karena berpengaruh terhadap ketahanan dan perkembangan larva. Jenis pakan yang dapat diberikan pada ikan ada dua jenis, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Salah satu jenis pakan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuha...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Febri Setyawati, ,-, Woro Hastuti Satyantini, ,-, Muhammad Arief, ,-, Kismiyati, ,-
Format: Article PeerReviewed
Language:English
English
English
Published: Fakultas Perikanan dan Kelautan Unair
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/128032/1/7.%20JAFH%207%282%29%2063-69.pdf
https://repository.unair.ac.id/128032/2/7.%20Turnitin.pdf
https://repository.unair.ac.id/128032/5/Surat%20EC%20Baru.pdf
https://repository.unair.ac.id/128032/
https://e-journal.unair.ac.id/JAFH/article/view/11249
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
English
Description
Summary:Pakan merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya perikanan, karena berpengaruh terhadap ketahanan dan perkembangan larva. Jenis pakan yang dapat diberikan pada ikan ada dua jenis, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Salah satu jenis pakan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan pakan budidaya yaitu fitoplankton jenis Tetraselmis chuii. Mikroalga Tetraselmis chuii merupakan salah satu mikroalga yang mudah dibudidayakan dan memiliki nilai gizi tinggi yaitu, kandungan protein 74%, lemak 4%, dan karbohidrat sebanyak 21%. Praktek Kerja Lapang ini bertujuan untuk mempelajari, memahami, serta mempraktekkan secara langsung tentang teknik kultur pakan alami Tetraselmis chuii skala laboratorium dan mengetahui kendala dalam teknik kultur pakan alami Tetraselmis chuii skala laboratorium. Pertumbuhan Tetraselmis chuii dalam kultur skala labolatorium mengalami puncak populasi pada hari keenam mencapai 3.240.000 sel/ml. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan Tetraselmis chuii sangat lama. Didapatkan inokulasi awal 550.000 sel/ml dan mengalami peningkatan hingga hari keenam. Hal ini menunjukan pertumbuhan Tetraselmis chuii mengalami fase eksponensial. Kemudian, pada hari ketujuh mengalami penurunan mencapai 209.000 sel/ml lalu pada hari kedelapan mengalami peningkatan mencapai 249.000 sel/ml diduga mengalami periode kriptik, yaitu sel-sel yang masih hidup memanfaatkan tambahan nutrisi dari sel-sel yang lisis. Pertumbuhan Tetraselmis chuii hari kesembilan sampai hari keempatbelas mengalami penurunan hingga 186.000 sel/ml.