Seroepidemiologi Toxoplasmosis Pada Kambing Di Rumah Potong Hewan Sidoarjo, Gresik, Lamongan Dan Mojokerto

Sejalan dengan semakin majunya bidang peternakan seca ra umum berarti semakin dekat pula hubungan dan ikat an anta ra hewan dengan manusia , maka semakin penting pula peranan penyakit zoonosa sebagai suatu kelompok penyakit pada manusia asal hewan ( anthropozoonosa ). Salah satu penyakit anthrop~zoo...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Endang Suprihati
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
Published: 1994
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/130163/1/SOROEPIDEMIOLOGI%20TOXOPLASMOSIS%20PADA%20KAMBING%20DI%20RUMAH%20POTONG%20HEWAN%20Drh.%20Endang%20Suprihati%2C%20MS..pdf
https://repository.unair.ac.id/130163/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
Description
Summary:Sejalan dengan semakin majunya bidang peternakan seca ra umum berarti semakin dekat pula hubungan dan ikat an anta ra hewan dengan manusia , maka semakin penting pula peranan penyakit zoonosa sebagai suatu kelompok penyakit pada manusia asal hewan ( anthropozoonosa ). Salah satu penyakit anthrop~zoonosa yang penting peranannya bagi kesehatan manusia adalah penyakit to xoplasmosis. Toxoplasmosis merupakan penyakit parasi~er yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Penyakit ini mempunyai pola penularan yang unik. Peenularan penyakit bisa melaui per oral dengan tertelannya ookista yang berasal dari kotoran kucing; kista jaringan yang terdapat dalam daging, otak, jantung, hati dan organ lain dari hewan yang terkena penyakit; melalui plasenta; tertelannya insekta yang mengandung ookista ataupun kontaminasi pad a luka yang terbuka. Toxoplasmosis merupakan penyakit yang bersifat kosmopolitan, terdapat diseluruh bagian muka bumi. ( Soulsby, 1982 ) . Di Indonesia sebagai negara yang berikl im tropik akan mempermudah perkembangan dan penyebarannya. Kemudahan tersebut dtunjang oleh beberapa faktor, antara lain kebersihan masyarakat Indonesia masih kurang, sumber penularan yang banyak tikus, domba, sapi, babi, burung gereja, kecoak, lalat rumah, tanah yang terkontaminasi dan yang paling utama adalah kucing) (Sasmita,1991 ).