Identifikasi Protozoa Simbiotik Pada Saluran Pencernaan Keong Emas (Pomacea canaliculata)

Semua hewan tingkat tinggi tidak bisa memproduksi ensim yang bisa mendegradasi serat kasar, yang bisa mendegradasinya adalah mikrobia yang hidup dalam saluran pencernaan hewan tersebut. Hewan tingkat rendah ada yang bisa menghasilkan ensim pencerna serat kasar, namun masih bersimbiosis dengan mikrob...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Herman Setyono, M. Anam Al-Arif
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2005
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/130178/1/herman%20setyono20240201_14264616.pdf
https://repository.unair.ac.id/130178/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Semua hewan tingkat tinggi tidak bisa memproduksi ensim yang bisa mendegradasi serat kasar, yang bisa mendegradasinya adalah mikrobia yang hidup dalam saluran pencernaan hewan tersebut. Hewan tingkat rendah ada yang bisa menghasilkan ensim pencerna serat kasar, namun masih bersimbiosis dengan mikrobia untuk mendegradasi serat kasar, misalnya pada rayap dan kecoa. Keong emas (Pomacea canaliculata) merupakan keong air tawar yang banyak mengkonsumsi hijauan yang terdiri dari tumbuhan air dan dedaunan misalnya ganggang, azolla, rumput bebek, eceng gondok, bibit padi, sayuran serta ubi-ubian. Tumbuhan banyak mengandung karbohidrat terstruktur atau disebut juga sebagai serat kasar. Oleh sebab itu dalam saluran pencernaannya juga mengandung mikrobia pencerna serat kasar. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis-jenis protozoa yang bersimbiosis dengan keong emas dalam mendegradasi serat kasar serta mengetahui jumlah masing-masing protozoa pada isi saluran pencernaan keong emas untuk mengetahui jenis protozoa yang paling dominan. Pemeriksaan protozoa dilakukan dengan membuka cangkang keong emas untuk mengambil saluran pencemaannya, diambil sebanyak 0,1 gram kemudian dilarutkan ke dalam NaC1 fisiologis sampai 10 ml, divortex selama kurang lebih 10 menit sampai terbentuk larutan homogen. Larutan tersebut selanjutnya diteteskan di atas kamar hitung hemositometer, ditutup dengan gelas penutup kemudian diperiksa dengan pembesaran 400x. Setiap obyek pada hemositometer dapat dibaca pada empat lapangan pandang, sedangkan perhitungan jumlah protozoa adalah banyaknya protozoa pada empat lapangan pandang dibagi empat kemudian dikalikan 10.000 adalah merupakan jumlah protozoa tiap ml larutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam saluran pencernaan keong emas terdapat dua macam protozoa yaitu Microspirotrichonympha dan Dinenympha. Microspirotrichonympha merupakan protozoa yang dominan, dengan persentase sebesar 88,6% kemudian diikuti oleh Dinenympha sebanyak 11,4%. Disarankan perlunya penelitian lanjutan mengenai pengembangbiakan Microspirotrichonympha, aktivitasnya dalam mendegradasi selulosa, serta kemungkinan penerapannya sebagai probiotik.