Hubungan Antara Dosis Pemberian Larutan Lugol Intra Uterin Dengan Kecepatan Dan Prosentase Timbulnya Birahi Pada Kambing Kacang Betina

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan timbulnya birahi dan prosentase terjadinya birahi pada kambing kacang betina yang diberi larutan lugol secara intra uterin. Pada penelitian digunakan 28 ekor kambing kacang betina dewasa yang sudah beranak sekali dan dibagi menjadi 4 kelompok perl...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Darmawan Mulyadi
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
English
Published: 2001
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/130640/1/abstrak%20darmawan.pdf
https://repository.unair.ac.id/130640/2/darmawan.pdf
https://repository.unair.ac.id/130640/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan timbulnya birahi dan prosentase terjadinya birahi pada kambing kacang betina yang diberi larutan lugol secara intra uterin. Pada penelitian digunakan 28 ekor kambing kacang betina dewasa yang sudah beranak sekali dan dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri dari 7 ekor. Ke empat perlakuan tersebut adalah pemberian NaCI fisiologis intra uterin(PO), pemberian larutan lugol intra uterin 5 ml(Pl), 10 ml(P2), 20 ml(P3). Perlakuan diberikan setelah hewan memasuki fase luteal dengan pemberian PGF2u intra muskuler. Perlakuan diberikan pada hari ke 6 setelah timbulnya birahi. Pengamatan timbulnya birahi dengan melihat gejala klinis dan pejantan pengusik, untuk data kecepatan timbulnya birahi dianalisa dengan menggunakan uji F dan bila hasilnya berbeda nyata maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil dengan taraf signifikasi 5 %, untuk data prosentase diujj dengan menggunakan uji Eksak Fisher. Hubungan antara volume dengan kecepatan dan prosentase dengan menggunakan uji Korelasi Regresi. Hasil yang diperoleh dari ke empat perlakuan adalah : kontrol (PO) (10,99 ± 0,8941), Iarutan Iugol 5 ml (Pl)(9,61 ± 1,3219), larutan lugol ml (P2) (6,07 ± 0,7585), larutan Iugol 20 ml (P3) (4,82 ± 0,3539), dimana diantara ke empat perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan timbulnya birahi paling cepat pada P3 yang tidak berbeda nyata dengan P2. Sedangkan untuk prosentase timbulnya birahi adalah : PO dan PI adalah 0 %, P2 adalah 57,14 % dan P3 adalah 100 %. Hubugan antara dosis dengan kecepatan berbanding terbalik dengan arti peningkatan dosis pemberian maka timbulnya birahi makin cepat dan hubungan antara dosis dan prosentase timbulnya birahi berbanding lurus yang berarti pemberian dosis yang tinggi akan meningkatkan prosentase timbulnya birahi. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa larutan Iugol 2,5 % dengan volume 20 ml dapat dipakai sebagai alternatif pengganti preparat PGF2a untuk induksi birahi pada kambing kacang betina.