Laporan MBKM By Design FKM Unair Unicef Wilayah Kota Surabaya Gambaran Pelaksanaan Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Dt Dan Td Di Puskesmas Kebonsari

Difteri adalah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan disertai oleh adanya pseudomembran putih keabu-abuan yang sulit dilepas. Pada tahun 2017, WHO (World Health Organization) melaporkan sebanyak 8.819 kasus difteri terjadi di dunia dengan hampir 90% terjadi di regional Asia Tenggara. Negara Ind...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Angelinasyarga Sutera Dewangga
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2023
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/130668/1/Angelinasyarga%20Sutera%20Dewangga_102011133187.pdf
https://repository.unair.ac.id/130668/
https://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Difteri adalah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan disertai oleh adanya pseudomembran putih keabu-abuan yang sulit dilepas. Pada tahun 2017, WHO (World Health Organization) melaporkan sebanyak 8.819 kasus difteri terjadi di dunia dengan hampir 90% terjadi di regional Asia Tenggara. Negara India, Nepal, dan Indonesia menyumbangkan sekitar 96 – 99% kasus difteri di Asia Tenggara (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2022). Pada tahun 2020, sebanyak 94 kasus suspek difteri tersebar di 29 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Timur. Sebanyak 2 kasus dari jumlah tersebut (2,1%) merupakan kasus difteri konfirmasi laboratorium, yaitu 1 kasus difteri positif toksigenik mitis dan 1 kasus difteri toksigenik grafis (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021). Jumlah suspek difteri mengalami penurunan di tahun 2021 yang diiringi oleh penurunan cakupan (capaian program). Hal tersebut terjadi karena pandemi Covid-19 yang mengakibatkan petugas surveilans fokus menanggulangi penyakit Covid-19. Pada tahun 2021, sebanyak 53 kasus suspek difteri tersebar di 20 kabupaten/kota dengan 2 kasus adalah difteri konfirmasi laboratorium (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2022). Lebih lanjut, penemuan kasus difteri di tahun 2022 meningkat sebesar 1,46 kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2021. Sepanjang tahun 2022, jumlah kasus suspek difteri yang ditemukan dan dilaporkan adalah sebanyak 163 kasus, baik kasus difteri konfirmasi laboratorium maupun kasus difteri kompatibel klinis, tersebar di 34 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, sebanyak 16 kasus dari total kasus tersebut merupakan penyakit difteri konfirmasi laboratorium (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2023).