Laporan Penugasan Magang MBKM Di Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur

Titik lokasi pengambilan sampel air Sungai Bengawan Solo terdiri dari 6 titik yang berada di wilayah Kabupaten Ngawi, Madiun, dan Ponorogo. Pengambilan sampel air dilakukan sebanyak 3 titik di setiap lokasi melalui jembatan antara lain Jembatan Mantingan Kabupaten Ngawi, Jembatan Pitu Kabupaten Nga...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Cherillia Tria Mega Candra Kartika, -
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2022
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/130817/1/4.%20Cherillia.pdf
https://repository.unair.ac.id/130817/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Titik lokasi pengambilan sampel air Sungai Bengawan Solo terdiri dari 6 titik yang berada di wilayah Kabupaten Ngawi, Madiun, dan Ponorogo. Pengambilan sampel air dilakukan sebanyak 3 titik di setiap lokasi melalui jembatan antara lain Jembatan Mantingan Kabupaten Ngawi, Jembatan Pitu Kabupaten Ngawi, Jembatan Dungus Baru Kabupaten Ngawi, Jembatan Kendung Kabupaten Ngawi, Jembatan Kajang Kabupaten Madiun, dan Jembatan Danyang Kabupaten Ponorogo. Dalam pengujian sampel air Sungai Bengawan Solo yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup menggunakan parameter antara lain pH, TSS TDS, DO, BOD, COD, NO3-N, fosfat, fecal coli, dan total coli. Pada perhitungan analisis ARKL meja mengidentifikasi konsentrasi NO3-N atau Nitrat pada air Sungai Bengawan Solo. Selanjutnya sebagai hasil tahapan dalam melakukan ARKL Meja sampel air, bahaya yang akan dianalisis adalah NO3-N atau disebut Nitrat yang diukur sebagai Nitrat dalam air. Didapatkan bahwa konsentrasi Nitrat minimal sebesar 0,94 mg/L, konsentrasi Nitrat rata-rata sebesar 1,21 mg/L, dan konsentrasi Nitrat maksimal sebesar 1,34 mg/L. Berdasarkan berdasarkan data tersebut nitrat pada air masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalur ingesti (sistem pencernaan) dengan dosis-respon seebesar 1,6 mg/kgxhari dengan efek kritis gejala klinis dini dari methemoglobinemia atau disebut dengan biru sindrom bayi. Kemudian dilakukan analisis pajanan dengan memasukkan nilai dari masing-masing variabel ke dalam rumus untuk mengetahui intake kelompok umur dewasa dan anak-anak yang selanjutnya digunakan untuk mengetahui karakterisasi risiko. Perhitungan karakterisasi risiko menunjukkan bahwa keseluruhan RQ < 1 dimana yang berarti aman digunakan bagi masyarakat dewasa dengan berat badan 55-70 kg dan anak-anak dengan berat badan 15-20 kg, dengan frekuensi pajanan 350 hari/tahun, dan dengan durasi pajanan 30 tahun untuk dewasa serta 6 tahun untuk anak-anak. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan pengelolaan risiko.