Studi Tentang Usaha Pembenthan Lobster Air Tawar Red Claw (Cherax quadricarinatus) DI Extra Farm Kaliasin Pompa 47 Surabaya Jawa Timur

Lobster air tawar adalah salah satu genus yang termasuk dalam kelompok udang (Crustacea) air tawar yang secara alami memiliki ukuran tubuh yang relatif besar dan memiliki daur hidup yang hanya dapat tinggal di lingkungan air tawar. Keberadaan lobster air tawar di Indonesia dapat dikatakan suatu yang...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Andreas Arma Kusuma, -
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2006
Online Access:https://repository.unair.ac.id/131004/1/STUDI%20TENTANG%20USAHA%20PEMBENIHAN%20LOBSTER%20AIR20240130_15474545.pdf
https://repository.unair.ac.id/131004/
https://lib.unair.ac.id/wplib/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Lobster air tawar adalah salah satu genus yang termasuk dalam kelompok udang (Crustacea) air tawar yang secara alami memiliki ukuran tubuh yang relatif besar dan memiliki daur hidup yang hanya dapat tinggal di lingkungan air tawar. Keberadaan lobster air tawar di Indonesia dapat dikatakan suatu yang baru, khususnya lobster jenis Cherax quadricarinatus atau biasa disebut dengan red claw. Red claw berasal dari Queensiand, Australia. Namun ada juga yang tersebar di Amerika Serikat dan sampai perairan Papua, Indonesia, meskipun jumlahnya sedikit (Iskandar,2003). Red claw pada dasamya dapat hidup diberbagai habitat. Hanya saja untuk meningkatkan produktivitasnya dalam berkembang biak, red claw cenderung cocok pada suhu antara 20-24°C. Kendisi tersebut sesuai dengan iklim di Indonesia sehingga sangat mendukung serta menguntungkan jika dibudidayakan {Wiyanto,2003). Lobster air tawar sebenamya sudah lama dibudidayakan di habitat alaminya, Queensland, Australia dan perairan Amerika Serikat. Di Indonesia budidaya lobster air tawar dirintis pada tahun 1991. Pada awalnya budidaya hanya dilakukan oleh beberapa peternak karena adanya kendala keterbatasan jumlah induk yang tersedia dalam negeri. Pada saat itu induk-induk lobster yang dibudidayakan harus didatangkan dari Australia.