Gambaran Pelaksanaan Surveilans Faktor Risiko Pneumonia di Kawasan Pemukiman Kabupaten Tulungagung Tahun 2023

Hampir semua kematian akibat pneumoni dapat dicegah. Pencegahan utama pneumoni adalah dengan imunisasi, khususnya imunisasi Hib, pneumococcus, campak dan pertussis (UNICEF, 2020). Tindakan pencegahan lainnya seperti pemberian ASI eksklusif, memastikan asupan gizi anak terpenuhi, dan menerapkan prakt...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Qiara Hasna Azzahro
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2023
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/131079/1/30.%20QIARA%20HASNA%20AZZAHRO_102011133126.pdf
https://repository.unair.ac.id/131079/
https://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Hampir semua kematian akibat pneumoni dapat dicegah. Pencegahan utama pneumoni adalah dengan imunisasi, khususnya imunisasi Hib, pneumococcus, campak dan pertussis (UNICEF, 2020). Tindakan pencegahan lainnya seperti pemberian ASI eksklusif, memastikan asupan gizi anak terpenuhi, dan menerapkan praktik hidup bersih. Adapun faktor risiko pneumoni yaitu orang dengan usia di atas 65 tahun, balita, perokok, dan orang yang memiliki kondisi medis khusus. Pada balita, faktor risiko pneumoni meningkat jika adanya faktor kurangnya pemberian Air Susu Ibu (ASI), gizi buruk, serta Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Faktor lain yang dapat menjadi faktor risiko pneumonia adalah lingkungan. Lingkungan pemukiman selalu berinteraksi dengan manusia sehingga sangat penting untuk selalu diperhatikan. Kondisi lingkungan yang kurang baik, seperti polusi udara, baik di luar ruangan ataupun di dalam ruangan yang diakibatkan oleh udara kotor dari bahan bakar untuk memasak dan menghangatkan, merupakan faktor risiko pneumonia anak-anak. Polusi udara di dalam ruangan menyebabkan kematian anak akibat pneumonia yang berkaitan dengan polusi udara sebanyak 62% (UNICEF, 2020). Penyakit pneumoni seringkali menjadi penyakit yang kurang diperhatikan sehingga program yang berkaitan dengan hal tersebut kurang menjadi prioritas di daerah. Padahal bila dilihat dari dampaknya, pneumoni sangat berpengaruh besar terhadap kualitas anak-anak yang diharapkan bisa menjadi bibit unggul yang berperan dalam masa depan kelak. Oleh karena itu, dalam rangka melindungi masyarakat dari ancaman bahaya lingkungan yang tidak sehat dan faktor risiko lainnya, diperlukan pemantauan secara gini, untuk mengetahui faktor risiko tersebut dalam kaitannya dengan pneumonia. Dengan demikian, akan dapat dilakukan upaya pengendalian dari hasil kegiatan yang ditemukan.