Laporan Pelaksanaan Magang Di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (Bbtklpp) Surabaya : Analisis Respon Kejadian Luar Biasa Hepatitis A Di Bbtklpp Surabaya
1. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI yang berperan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit, serta pengendalian...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2020
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/131269/1/ABSTRAK%20ROZA.pdf https://repository.unair.ac.id/131269/2/rOZA%20fITRIANI.pdf https://repository.unair.ac.id/131269/ http://www.lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | 1. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI yang berperan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit, serta pengendalian risiko kesehatan lingkungan. BBTKLPP Surabaya sendiri memiliki wilayah layanan yang terdiri dari 4 provinsi yaitu Provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa
Tenggara Timur. Salah satu bidang yang ada di BBTKLPP adalah Surveilans Epidemiologi (SE). Bidang SE bertugas melaksanakan perencanaan dan evaluasi di bidang surveilans epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular, advokasi dan fasilitasi kesiapsiagaan dan penanggulangan KLB, kajian dan disemenasi informasi, kesehatan lingkungan, kesehatan matra, kemitraan, dan jejaring kerja.
2. Beberapa kegiatan yang dilakukan selama magang meliputi pembelajaran terkait surveilans kecacingan dan filariasis, pembelajaran dan penugasan terkait surveilans sentinel arbovirosis yang terdiri dari penyakit DBD dan JE, pembelajaran materi surveilans pes, pembelajaran dan penugasan terkait SKDR, pembelajaran dan penugasan terkait respon KLB terutama pada penyakit Hepatitis A, serta beberapa tugas tambahan. Selain itu, juga dilakukan pengenalan dari instalasi laboratorium biologi yang terdapat di BBTKLPP Surabaya termasuk kunjungan ke instalasi laboratorium yang ada di Nongkojajar, Pasuruan. Kunjungan juga dilakukan ke daerah fokus Pes yang ada di salah satu Dusun di Puskesmas Nongkojajar.
3. Kegiatan respon KLB yang dilakukan oleh BBTKLPP Surabaya meliputi perencanaan, pelaksanaan PE, pengolahan dan analisis data, perumusan hipotesis, melakukan tindakan penanggulangan dan memberikan rekomendasi, serta membuat laporan penyelidikan KLB untuk dilaporkan langsung kepada pusat. Pada setiap tahapan tersebut telah memuat tahapan-tahapan yang dijelaskan dalam pedoman.
4. Berdasarkan hasil wawancara kepada petugas BBTKLPP Surabaya, diperoleh 3 permasalahan dalam kegiatan respon KLB yang meliputi kurangnya kesiapan SDM dalam melakukan penyelidikan KLB, kurangnya kelengkapan isi laporan KLB, dan hasil pemeriksaan untuk penegakan diagnosis yang seringkali terlambat. Berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah menggunakan metode CARL, diperoleh prioritas masalah yaitu kesiapan SDM dalam melakukan penyelidikan KLB masih kurang.
Alternatif solusi dari prioritas masalah yang diberikan adalah pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) khusus terkait respon KLB serta pengadaan kuesioner khusus penyelidikan KLB Hepatitis A. |
---|