Laporan Pelaksanaan Magang Di Klinik Medical Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember Manajemen Risiko Keselamatan Pasien

Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan magang di Klinik Medical Center ITS Surabaya adalah sebagai berikut. 1. Klinik Medical Center ITS Surabaya merupakan klinik pratama yang terletak di Jalan Arief Rahman Hakim berdiri sejak tahun 2006 dan merupakan pengembangan dari Balai Pengobatan ITS (BP ITS...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Nur Syarifah Wardani Yahya, -
Format: Monograph NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: UNIVERSITAS AIRLANGGA
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/132403/1/40.%20LAPORAN%20MAGANG%20NUR%20SYARIFAH%20WARDANI%20YAHYA%20101511133200.PDF
https://repository.unair.ac.id/132403/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan magang di Klinik Medical Center ITS Surabaya adalah sebagai berikut. 1. Klinik Medical Center ITS Surabaya merupakan klinik pratama yang terletak di Jalan Arief Rahman Hakim berdiri sejak tahun 2006 dan merupakan pengembangan dari Balai Pengobatan ITS (BP ITS). Tugas Klinik Medical Center ITS Surabaya adalah melakukan kegiatan pelayanan kepada sivitas akademika ITS, tenaga pendidikan, dan masayarakat sebagai revenue generator bagi ITS. 2. Visi Klinik Medical Center ITS Surabaya yang menjadi pusat pelayanan kesehatan yang terbaik untuk sivitas akademika ITS dan masyarakat umum di wilayah Surabaya Timur, sudah sejalan dengan misi yang diterapkan yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien, dan infromatif, telah menyelenggarakan pelayanan rujukan, memiliki sumber daya manusia yang selalu didorong untuk profesional, akuntabel, dan berorientasi pelanggan. 3. Ruang lingkup pelayanan yang diberikan Klinik Medical Center ITS meliputi pelayanan promotif, preventif, dan kuratif ang sudah sesuai dengan Peraturan Menteru Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik. Pelayanan promotif berupa kegiatan penyuluhan dan talkshow, pelayanan preventif berupa imunisasi, dan pelayanan kuratif yang bersifat mengobati, seperti pemeriksaan medis, pemeriksaan penunjang medis, tindakan medis, dan pengobatan. 4. Sumber Daya Manusia Klinik Medical Center ITS Surabaya sebanyak 27 orang terdiri dari staf tetap dan tidak tetap. Jumlah dokter dan/atau dokter gigi sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik pasal 12 yang menjelaskan bahwa pelayanan kedoketran paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau doketr gigi sebagai pemberi pelayanan, yaitu terdapat 3 orang dokter di poli umum dan 2 dokter gigi di poli gigi. 5. Format penulisan dokumen Job Description Klinik Medical Center ITS Surabaya, masih belum sesuai apabila dibandingkan dengan format penulisan Job Description menurut Sedarmayanti (2010). Hanya 2 (dua) unsur yang memiliki kesesuaian format dari total 9 unsur yang harus ada dalam format penulisan Job Description, yaitu nama jabatan dan perincian tugas dan tanggung jawab, serta wewenang. 6. Klinik Medical Center ITS Surabaya, memang masih belum menerapkan manajemen risiko keselamatan pasien, oleh karena itu dalam kegiatan magang, penulis melakukan penerapan manajemen risiko keselamatan pasien secara sederhana. Penulis menyadari bahwa masih banyak ketidaksempurnaan dalam menerapkan tahapan manajemen risiko selama kegiatan magang dan ketidaksesuaian antara yang ada pada referensi dengan pelaksanaannya. 7. Identifikasi risiko merupakan tahapan yang paling sulit dilakukan karena merupakan salah satu tahapan awal untuk memulai manajemen risiko. Identifikasi risiko dilakukan dengan menggunakan 3 metode gabungan dari beberapa literatur mengenai tools identifikasi risiko. Kendala dalam melakukan identifikasi risiko adalah kesulitan dalam menggali risiko yang ada di Klinik medical Center ITS Surabaya dikarenakan klinik tidak memiliki dokumen internal mengenai pelaporan insiden atau mengenai risiko yang pernah terjadi, sehingga penulis merecall memori petugas klinis terkait kejadian yang telah berlalu. 8. Analisis risiko dilakukan menggunakan risk grading matrix dan root cause analysis. Terdapat 4 hasil identifikasi risiko yang setelah dilakukan grading, termasuk dalam kategori risiko tinggi dengan warna grade kuning, sehingga dilanjutkan dengan melakukan root cause analysis. Berdasarkan kesesuaian dengan literatur, penulis hanya melakukan 8 langkah dari 12 langkah RCA. Penulis tidak melakukan pemetaan kronologi kejadian, tidak melakukan koordinasi terkait rencana tindak lanjut, tidak mengimplementasikan tindak lanjut, dan tidak melakukan evaluasi implementasi.