Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Dalam Penanganan Kegawatdaruratan Henti Jantung Dan Henti Nafas Diruang Rawat Inap RS St. Vincentius A Paulo Surabaya
Henti jantung paru sering kali pertama kali disaksikan oleh perawat. Dilakukan dengan baikperawatan resusitasi henti jantung paru memerlukan sistem terintegrasi tertentu untuk melakukannyamemenuhi kepatuhan pedoman untuk mengurangi kegagalan. Tingkat kegagalan pada tahun 2006sebesar 55,11% sedangkan...
Saved in:
Summary: | Henti jantung paru sering kali pertama kali disaksikan oleh perawat. Dilakukan dengan baikperawatan resusitasi henti jantung paru memerlukan sistem terintegrasi tertentu untuk melakukannyamemenuhi kepatuhan pedoman untuk mengurangi kegagalan. Tingkat kegagalan pada tahun 2006sebesar 55,11% sedangkan pada tahun 2007 pada bulan April-September sebesar 59%.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan dalampenanganan henti jantung paru di Departemen Rawat Inap (IPD) St.Vincentius ARumah Sakit Katolik Paulo Surbaya (SV APCHS).Desain penelitian adalah survei retrospektif studi kasus kontrol dan purposifsampling digunakan sebagai metode pengambilan sampel. Subyek penelitian adalah perawat dan pasien. Alat diPengumpulan data adalah angket dan observasi. Data dari perawat adalahdiambil dengan menggunakan kuisioner dan observasi. Mereka terdiri dari interval waktu.,resusitasi dan teknik Ventilasi Tekanan Positif (PPV). Data peredarandan respirasi pada kondisi pra henti jantung, etiologi henti jantung paru,gangguan jantung dan dinding dada dipelajari dari rekam medis dan riwayat pasien.dokumentasi selama masuk. Seluruh data yang ditabulasikan dianalisis dengan menggunakan tinieruji statistik regresi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara interval waktu,sirkulasi dan respirasi kondisi pra henti jantung, etiologihenti jantung paru dan kegagalan penanganan henti jantung paru di IPDSV APCHS dengan nilai t=5,554 sebagai berikut untuk interval waktu dengan tingkat signifikansip=O.OOO (p<0.05), t=4.885 untuk sirkulasi dan respirasi dengan tingkat signifikansip=O.OOO (p<0.05), t=3.057 untuk etiologi henti jantung paru dengantingkat signifikansi p=0,006 (p<0,05) sedangkan variabel simulasi resusitasiteknik, memberikan PPV, dan gangguan jantung dan dinding dada tidak mempengaruhikegagalan penanganan henti jantung paru dengan nilai masing-masing sebagai berikut t=-1,004untuk teknik simulasi resusitasi dan pemberian PPV dengan tingkat signifikanp=0,307 (p>0,05) dan t= -3,005 untuk gangguan jantung dan dinding dada dengan nilaip = 0,006.Penelitian ini menunjukkan bahwa interval waktu merupakan faktor dominan yang mempengaruhikegagalan penanganan henti jantung paru di IPD SV APCHS. Kesimpulannya,resusitasi dalam pengaturan layanan kesehatan untuk tujuan berbasis penghematan waktuProsedur ini memerlukan sistem komunikasi peringatan atau paging terpusat yang tepat. |
---|