Evaluasi Lama Proteksi Kerapu Chromileptes Altivelis Setelah Vaksinasi dengan Vaksin Ribosomal Vibrio Alginolyticus dan Dipelihara Sampai Ukuran Fingerling

Kedua bakteri ini Vibrio alginolyticus dan V. anguillarum adalah penyebab kerugian budidaya kerapu di Indonesia, kematian terjadi pada stadium larva, karena larva yang terinfeksi Vibrio hanya bertahan 12 jam. Valginolitycus adalah penyebab kematian utama kemudian diikuti oleh V. anguillarum. Vaksin...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Sudarno, M. Murdjani
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2007
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/132493/1/25.%20Sudarno.pdf
https://repository.unair.ac.id/132493/
https://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
id id-langga.132493
record_format dspace
spelling id-langga.1324932024-03-25T02:41:54Z https://repository.unair.ac.id/132493/ Evaluasi Lama Proteksi Kerapu Chromileptes Altivelis Setelah Vaksinasi dengan Vaksin Ribosomal Vibrio Alginolyticus dan Dipelihara Sampai Ukuran Fingerling Sudarno M. Murdjani SF600-1100 Veterinary medicine Kedua bakteri ini Vibrio alginolyticus dan V. anguillarum adalah penyebab kerugian budidaya kerapu di Indonesia, kematian terjadi pada stadium larva, karena larva yang terinfeksi Vibrio hanya bertahan 12 jam. Valginolitycus adalah penyebab kematian utama kemudian diikuti oleh V. anguillarum. Vaksin dibuat dari bakteri di atas beserta turunannya ialah polyvalent Ribosomal (Rib), Formalin Killed Cells (FKC), Intracellular Components (ICC), Lipopolisakarida (LPS) dan Outer Membrane Protein (OMP). Ribosomal dan antigen lainnya dicampur dengan kedua bakteri di atas diberikan dengan suntikan kepada ikan. Hasil yang didapatkan dari vaksinasi polyvalent dengan kelima antigen di atas adalah rata-rata sintasan diatas 60 persen. Kandungan proteinnya dari kelima antigen polyvalent adalah FKC 3.5, ICC 3.1, OMP 0.8 dan LPS 0.95 mg/ml. Phagocytic Index meningkat secara nyata dan hampir semuanya di atas 7.5. Peningkatan tersebut seiring dengan naiknya titer antibody lebih dari 1024 sesudah 2 minggu. Tetapi karena kurang sempurnanya ekstraksi LPS, kadang bekas suntikan menyebakan luka pada ikan. Kerapu yang mati ditandai dengan exophthalmia (pembengkakan mata) pendarahan pada pangkal sirip dada, pendarahan ekor dan mulut, ikan berenang tidal( terkontrol dan mulut ikan luka memerah. Tujuan penelitian adalah membuat vaksin polyvalent dari Vibrio alginolyticus dan V. anguillarum yang terdiri dari Rib, FKC, ICC, LPS dan OMP untuk menanggulangi kematian ikan kerapu Chromipeltes altivelis 2007 Thesis NonPeerReviewed text id https://repository.unair.ac.id/132493/1/25.%20Sudarno.pdf Sudarno and M. Murdjani (2007) Evaluasi Lama Proteksi Kerapu Chromileptes Altivelis Setelah Vaksinasi dengan Vaksin Ribosomal Vibrio Alginolyticus dan Dipelihara Sampai Ukuran Fingerling. Other thesis, Universitas Airlangga. https://lib.unair.ac.id
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
continent Asia
country Indonesia
Indonesia
content_provider Universitas Airlangga Library
collection UNAIR Repository
language Indonesian
topic SF600-1100 Veterinary medicine
spellingShingle SF600-1100 Veterinary medicine
Sudarno
M. Murdjani
Evaluasi Lama Proteksi Kerapu Chromileptes Altivelis Setelah Vaksinasi dengan Vaksin Ribosomal Vibrio Alginolyticus dan Dipelihara Sampai Ukuran Fingerling
description Kedua bakteri ini Vibrio alginolyticus dan V. anguillarum adalah penyebab kerugian budidaya kerapu di Indonesia, kematian terjadi pada stadium larva, karena larva yang terinfeksi Vibrio hanya bertahan 12 jam. Valginolitycus adalah penyebab kematian utama kemudian diikuti oleh V. anguillarum. Vaksin dibuat dari bakteri di atas beserta turunannya ialah polyvalent Ribosomal (Rib), Formalin Killed Cells (FKC), Intracellular Components (ICC), Lipopolisakarida (LPS) dan Outer Membrane Protein (OMP). Ribosomal dan antigen lainnya dicampur dengan kedua bakteri di atas diberikan dengan suntikan kepada ikan. Hasil yang didapatkan dari vaksinasi polyvalent dengan kelima antigen di atas adalah rata-rata sintasan diatas 60 persen. Kandungan proteinnya dari kelima antigen polyvalent adalah FKC 3.5, ICC 3.1, OMP 0.8 dan LPS 0.95 mg/ml. Phagocytic Index meningkat secara nyata dan hampir semuanya di atas 7.5. Peningkatan tersebut seiring dengan naiknya titer antibody lebih dari 1024 sesudah 2 minggu. Tetapi karena kurang sempurnanya ekstraksi LPS, kadang bekas suntikan menyebakan luka pada ikan. Kerapu yang mati ditandai dengan exophthalmia (pembengkakan mata) pendarahan pada pangkal sirip dada, pendarahan ekor dan mulut, ikan berenang tidal( terkontrol dan mulut ikan luka memerah. Tujuan penelitian adalah membuat vaksin polyvalent dari Vibrio alginolyticus dan V. anguillarum yang terdiri dari Rib, FKC, ICC, LPS dan OMP untuk menanggulangi kematian ikan kerapu Chromipeltes altivelis
format Theses and Dissertations
NonPeerReviewed
author Sudarno
M. Murdjani
author_facet Sudarno
M. Murdjani
author_sort Sudarno
title Evaluasi Lama Proteksi Kerapu Chromileptes Altivelis Setelah Vaksinasi dengan Vaksin Ribosomal Vibrio Alginolyticus dan Dipelihara Sampai Ukuran Fingerling
title_short Evaluasi Lama Proteksi Kerapu Chromileptes Altivelis Setelah Vaksinasi dengan Vaksin Ribosomal Vibrio Alginolyticus dan Dipelihara Sampai Ukuran Fingerling
title_full Evaluasi Lama Proteksi Kerapu Chromileptes Altivelis Setelah Vaksinasi dengan Vaksin Ribosomal Vibrio Alginolyticus dan Dipelihara Sampai Ukuran Fingerling
title_fullStr Evaluasi Lama Proteksi Kerapu Chromileptes Altivelis Setelah Vaksinasi dengan Vaksin Ribosomal Vibrio Alginolyticus dan Dipelihara Sampai Ukuran Fingerling
title_full_unstemmed Evaluasi Lama Proteksi Kerapu Chromileptes Altivelis Setelah Vaksinasi dengan Vaksin Ribosomal Vibrio Alginolyticus dan Dipelihara Sampai Ukuran Fingerling
title_sort evaluasi lama proteksi kerapu chromileptes altivelis setelah vaksinasi dengan vaksin ribosomal vibrio alginolyticus dan dipelihara sampai ukuran fingerling
publishDate 2007
url https://repository.unair.ac.id/132493/1/25.%20Sudarno.pdf
https://repository.unair.ac.id/132493/
https://lib.unair.ac.id
_version_ 1794550997610135552