Analisis Perbedaan Cakupan Pelayanan Antenatal, Penolong Persalinan, Pelayanan Ibu Nifas Dan Maternal Mortality Rate (Mmrate) Menurut Kawasan Sosio Budaya Jawa Timur Tahun 2018

• Main Author: Dianatul Fitri
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: English
• Published: 2020
• Subjects: K3566-3578 Public health
• Online Access: https://repository.unair.ac.id/132688/1/Dianatul%20Fitri_101611133141_Dinas%20Kesehatan%20Provinsi%20Jawa%20Timur.pdf; https://repository.unair.ac.id/132688/; http://www.lib.unair.ac.id
• Institution: Universitas Airlangga

Angka Kematian Ibu (AKI) menurut International Classification of Disease ke-10 (ICD-10) merupakan banyaknya wanita yang meninggal dalam suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidental) selama kehamilan, melahirkan, dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Andriani, 2019). Menurut World Health Organization (2013), Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate/ MMRate) merupakan indikator risiko kematian ibu setiap 1.000 Wanita Usia Subur (WUS). Indikator ini memiliki kelebihan denominator (penyebut) yang mencakup proses kehamilan yang tidak berakhir sampai kelahiran. Sehingga penyebutnya lebih luas yaitu Wanita Usia Subur 15-49 tahun (WUS) (World Health Organization, 2013). Berdasarkan definisi tersebut, maka kematian ibu sangat erat kaitannya dengan proses kehamilan, kelahiran, dan paska persalinan. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) mencakup 3 proses penting yang erat terkait dengan kematian ibu yaitu kehamilan, kelahiran, dan nifas. Program tersebut meliputi pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, dan pelayanan ibu nifas. Ketiga program diukur keberhasilannya dalam indikator pemantauan program KIA, meliputi akses pelayanan antenatal (cakupan K1), kelangsungan pelayanan ibu hamil (cakupan K4), penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (cakupan Pn), dan kunjungan ibu nifas (KF3) (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2012).