KEMANDIRIAN KELUARGA DALAM PERAWATAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA TB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAWANGU KABUPATEN SUMBA TIMUR
Pendahuluan: Keterlibatan keluarga menjadi semakin besar jika salah satu anggota keluarga membutuhkan bantuan terus-menerus karena mengalami masalah pada kesehatannya. Keluarga sebagai orang terdekat bagi pasien mempunyai peran yang penting dalam menentukan keberhasilan pengobatan TB. Penelitian ini...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
2015
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/134165/1/6.%20KEMANDJRIANKELUARGADALAMPERAWATANKESEHATAN.pdf https://repository.unair.ac.id/134165/ http://www.lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English |
Summary: | Pendahuluan: Keterlibatan keluarga menjadi semakin besar jika salah satu anggota keluarga membutuhkan bantuan terus-menerus karena mengalami masalah pada kesehatannya. Keluarga sebagai orang terdekat bagi pasien mempunyai peran yang penting dalam menentukan keberhasilan pengobatan TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemandirian keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang menderita TB. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Sampel ditentukan secara purposif sebanyak 15 partisipan. Data dikumpulkan melalui wawancara, FGD, field note dan observasi. Hasil wawancara dianalisa menggunakan content analysis method. Hasil Penelitian: Penelitian ini memperoleh 7 tema yaitu kerangka pengetahuan, pengalaman, sumber dukungan, bentuk dukungan, stresor, mekanisme koping dan stigma. Tingkat kemandirian keluarga berada pada kategori paling rendah yaitu keluarga mandiri tingkat I. Kesimpulan: Persepsi keluarga tentang TB menggambarkan kurangnya pengetahuan keluarga tentang konsep penyakit TB, penyebab, cara penularan dan pencegahan TB didalam keluarga. Keluarga mendukung program pengobatan TB yang sedang dijalani oleh anggota keluarganya akan tetapi masih kurangnya sumber-sumber daya yang dimiliki oleh keluarga menyebabkan dukungan yang diberikan belum optimal. Memiliki anggota keluarga yang menderita TB dan lamanya waktu pengobatan TB yang harus dijalani penderita menjadi stresor tersendiri bagi keluarga. Mekanisme koping yang digunakan oleh keluarga yaitu mekanisme koping adaptif dan maladaptif. Adanya label sosial terhadap penderita TB dan stigma yang kuat dalam masyarakat tentang penyakit TB menyebabkan pasien dan keluarga merasa diasingkan dan secara tidak sadar menyebabkan terbentuknya perlakuan yang mengucilkan penderita TB dalam keluarga. Hal ini menyebabkan kemandirian keluarga masih berada pada Tingkat I (paling rendah). |
---|