Implementasi Foot Reflexology terhadap Penurunan Kadar Bilirubin Pada By. Ny. K dengan Masalah Keperawatan Ikterik Neonatus di Rumah Sakit X
Pendahuluan: Hiperbilirubinemia merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada bayi. Masalah keperawatan yang dihadapi adalah ikterik neanatus yang dapat mengakibatkan dampak serius. Untuk itu. penelitian ini dilakukan untuk menurunkan kadar bilirubin pad a bayi dengan masalah keperawatan u...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2023
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/134927/1/KKC%20KK%20Riy%20i_ABSTRAK.pdf https://repository.unair.ac.id/134927/2/KKC%20KK%20Riy%20i.pdf https://repository.unair.ac.id/134927/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Pendahuluan: Hiperbilirubinemia merupakan salah satu penyebab kematian
terbesar pada bayi. Masalah keperawatan yang dihadapi adalah ikterik neanatus
yang dapat mengakibatkan dampak serius. Untuk itu. penelitian ini dilakukan untuk
menurunkan kadar bilirubin pad a bayi dengan masalah keperawatan utama ikterik
neonatus. Metode: Desain studi kasus tunggal dengan sampel bayi berusia 10 hari
dengan Hiperbilirubinemia. Data dikumpulkan dengan cara wawancara, pengkajian
fisik, dan observasi studi dokumen catatan medis. Intervensi yang dilakukan yaitu
perawatan bayi dengan pemberian tcrapi fool reflexology dengan dosis pemberian
2 kali sehari dalam waktu 20 menit selama 7 hari dengan memonitor kadar bilirubin
Menggunakan jamdice meter, frekuensi BAB dan BAK, serta skala Kramer. Hasil
dan Pembahasan: Sebelum diberikan intervcnsi perawatan bayi dengan terapi foot
reflexology dan pemantauan tanda vital selama 7 hari didapatkan hasil rata-rata
jaundice meter dahi yaitu 11,4 mg/dl dan dada yaitu 14.7 mg/dl, rata-rata frekuensi
BAK bayi adalah 3x/24 jam dan belum BAB, serta skala Kramer pada derajat III
yaitu rata-rata ikterik mulai dari kepala, bagian lengan. serta tungkai. Sesudah
diberikan intervensi, terjadi penurunan bilirubin dengan rata-rata hasil jaundice
meter dahi yaitu 3.0 mg/dl dan dada yaitu 4,3 mg/dl, mengalami peningkatan
frekuensi BAK rata-rata yaitu 6x/24 jam dan BAR rata-rata 5x/24 jam, dan skala
Kramer tidak ditemukan ikterik pada kulit bayi. Kesimpulan: Pemberian terapi foot
reflexologv efcktif menurunkan kadar bilirubin dan meningkatkan frekuensi BAB
dan BAK pada bayi clcngan Hiperbilirubinemia. |
---|