KEWENANGAN TNI AL DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PENEGAKAN HUKUM DI LAUT ATAS TINDAK PIDANA PERIKANAN DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS PASAL 24 AVAT (3) UU NO 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA)

Pembagian wilayah perikanan Indonesia telah menimbulkan sebuah konsekuensi yuridis, khususnya yang berkaitan dengan pemberlakuan hukum serta instansi/aparat yang berwenang untuk melakukan penyidikan atas tindak pidana perikanan. Masalah pemberlakuan hukum terkait dengan peraturan-peraturan hukum yan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: RIMAWATI ENDAH ING WARNI, -
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
Published: 0066
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/135534/1/RIMAWATI%20ENDAH%20ING%20WARNI.pdf
https://repository.unair.ac.id/135534/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
id id-langga.135534
record_format dspace
spelling id-langga.1355342025-02-03T03:15:54Z https://repository.unair.ac.id/135534/ KEWENANGAN TNI AL DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PENEGAKAN HUKUM DI LAUT ATAS TINDAK PIDANA PERIKANAN DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS PASAL 24 AVAT (3) UU NO 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA) RIMAWATI ENDAH ING WARNI, - K3195 National territory Pembagian wilayah perikanan Indonesia telah menimbulkan sebuah konsekuensi yuridis, khususnya yang berkaitan dengan pemberlakuan hukum serta instansi/aparat yang berwenang untuk melakukan penyidikan atas tindak pidana perikanan. Masalah pemberlakuan hukum terkait dengan peraturan-peraturan hukum yang dapat diterapkan bila terjadi tindak pidana di bidang perikanan, baik itu peraturan hukum yang bersifat nasional maupun peraturan hukum yang bersifat internasional. Dalam penerapan hukum dibutuhkan suatu dasar hukum yang dapat mengikat semua pihak yang terkait, dan dasar hukum itu dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan nasional maupun peraturan yang bersifat intemasional, sehingga bagi pihak yang tidak mematuhi peraturanperaturan tersebut dapat dikenakan sanksi. Hal yang berkaitan dengan tindak pidana perikanan adalah kewenangan penyidikan oleh apparat instansi yang berwenang. Tindak pidana perikanan termasuk tindak pidana khusus, sehingga kewenangan penyidiknya juga menggunakan peraturan yang bersifat khusus, bukan peraturan yang bersifat umum. Asas yang digunakan dalam kasus ini adalah asas LEX SPEClALlS DEROGAT LEGl GENERALI. Dalam kasus KM gapura 09 telah terjadi tumpang tindih kewenangan antara pihak POLRl dan TNI AL dalam hal penyidikannya, karena masing-masing instansi berpedoman pada peraturan perundang-undangan masing-masing dalam melakukan penyidikan, sehingga tidak terjadi koordinasi yang baik antara POLRI dan TNI AL. Akan tetapi dengan dikeluarkannya SEMA Nomor 2, maka wewenang penyidikan di Perairan [ndonesia adalah Perwira TNI AL, sehingga tidak lagi ada tumpang tindih kewenangan penyidikan seperti yang terjadi pada KM Gapura 09 0066 Thesis NonPeerReviewed text en https://repository.unair.ac.id/135534/1/RIMAWATI%20ENDAH%20ING%20WARNI.pdf RIMAWATI ENDAH ING WARNI, - (0066) KEWENANGAN TNI AL DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PENEGAKAN HUKUM DI LAUT ATAS TINDAK PIDANA PERIKANAN DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS PASAL 24 AVAT (3) UU NO 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA. http://www.lib.unair.ac.id
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
continent Asia
country Indonesia
Indonesia
content_provider Universitas Airlangga Library
collection UNAIR Repository
language English
topic K3195 National territory
spellingShingle K3195 National territory
RIMAWATI ENDAH ING WARNI, -
KEWENANGAN TNI AL DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PENEGAKAN HUKUM DI LAUT ATAS TINDAK PIDANA PERIKANAN DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS PASAL 24 AVAT (3) UU NO 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA)
description Pembagian wilayah perikanan Indonesia telah menimbulkan sebuah konsekuensi yuridis, khususnya yang berkaitan dengan pemberlakuan hukum serta instansi/aparat yang berwenang untuk melakukan penyidikan atas tindak pidana perikanan. Masalah pemberlakuan hukum terkait dengan peraturan-peraturan hukum yang dapat diterapkan bila terjadi tindak pidana di bidang perikanan, baik itu peraturan hukum yang bersifat nasional maupun peraturan hukum yang bersifat internasional. Dalam penerapan hukum dibutuhkan suatu dasar hukum yang dapat mengikat semua pihak yang terkait, dan dasar hukum itu dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan nasional maupun peraturan yang bersifat intemasional, sehingga bagi pihak yang tidak mematuhi peraturanperaturan tersebut dapat dikenakan sanksi. Hal yang berkaitan dengan tindak pidana perikanan adalah kewenangan penyidikan oleh apparat instansi yang berwenang. Tindak pidana perikanan termasuk tindak pidana khusus, sehingga kewenangan penyidiknya juga menggunakan peraturan yang bersifat khusus, bukan peraturan yang bersifat umum. Asas yang digunakan dalam kasus ini adalah asas LEX SPEClALlS DEROGAT LEGl GENERALI. Dalam kasus KM gapura 09 telah terjadi tumpang tindih kewenangan antara pihak POLRl dan TNI AL dalam hal penyidikannya, karena masing-masing instansi berpedoman pada peraturan perundang-undangan masing-masing dalam melakukan penyidikan, sehingga tidak terjadi koordinasi yang baik antara POLRI dan TNI AL. Akan tetapi dengan dikeluarkannya SEMA Nomor 2, maka wewenang penyidikan di Perairan [ndonesia adalah Perwira TNI AL, sehingga tidak lagi ada tumpang tindih kewenangan penyidikan seperti yang terjadi pada KM Gapura 09
format Theses and Dissertations
NonPeerReviewed
author RIMAWATI ENDAH ING WARNI, -
author_facet RIMAWATI ENDAH ING WARNI, -
author_sort RIMAWATI ENDAH ING WARNI, -
title KEWENANGAN TNI AL DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PENEGAKAN HUKUM DI LAUT ATAS TINDAK PIDANA PERIKANAN DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS PASAL 24 AVAT (3) UU NO 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA)
title_short KEWENANGAN TNI AL DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PENEGAKAN HUKUM DI LAUT ATAS TINDAK PIDANA PERIKANAN DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS PASAL 24 AVAT (3) UU NO 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA)
title_full KEWENANGAN TNI AL DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PENEGAKAN HUKUM DI LAUT ATAS TINDAK PIDANA PERIKANAN DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS PASAL 24 AVAT (3) UU NO 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA)
title_fullStr KEWENANGAN TNI AL DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PENEGAKAN HUKUM DI LAUT ATAS TINDAK PIDANA PERIKANAN DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS PASAL 24 AVAT (3) UU NO 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA)
title_full_unstemmed KEWENANGAN TNI AL DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PENEGAKAN HUKUM DI LAUT ATAS TINDAK PIDANA PERIKANAN DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS PASAL 24 AVAT (3) UU NO 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA)
title_sort kewenangan tni al dan kepolisian negara republik indonesia dalam penegakan hukum di laut atas tindak pidana perikanan di indonesia (tinjauan yuridis pasal 24 avat (3) uu no 6 tahun 1996 tentang perairan indonesia)
publishDate 0066
url https://repository.unair.ac.id/135534/1/RIMAWATI%20ENDAH%20ING%20WARNI.pdf
https://repository.unair.ac.id/135534/
http://www.lib.unair.ac.id
_version_ 1823627391721799680